Ceknricek.com — Ribuan peserta maraton berkumpul di Jalan Chaiyapruek, Bangkok, Thailand, Minggu (4/8) subuh. Mereka bersiap mengikuti lomba maraton 8 kilometer dan 16 kilometer. “Total peserta mencapai tiga ribu orang,” kata Natalia S. Tjahja, pendiri Yayasan Maria Monique Lastwish (YMM), dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (7/4).
Yang menarik, lomba itu juga diikuti 40 atlet difabel. Mereka antara lain, Phutaret Kongrak (atlet balap kursi roda), Hanruchai Natesiri (atlet menembak), Saysunee Jana (atlet anggar kursi roda), PattayabTedtong (atlet Boccia), Rewat Tana (atlet balap kursi roda), Prawat Wahoram (atlet balap kursi roda), Wassana Kutawesup (atlet menembak), Saichon Konjen (atlet balap kursi roda), Amnoy Wetwithan (atlet badminton), Pongsakorn Paeyo (atlet balap kursi roda), Hanruchai Natesiri (atlet memanah), Shane (atlet difabel atletik yang cerebral palsy), dan Wassana Kutawesup (atlet memanah).
Lomba tersebut digagas Nick Bhirombhakdi, President Paralimpik Komite Thailand yang juga senior manajemen Singha Corporation. Ia membuat acara charity untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kaum difabel berkemampuan besar dalam olahraga.
Kerja keras Nick terbukti membuahkan hasil. Shane (atlet difabel atletik yang cerebral palsy) sukses meraih medali juara kedua.
Foto: Istimewa
Sehari sebelum acara, Nick menyelenggarakan acara berbagi kasih dengan 2000 anak yatim di Panti Asuhan Wat Sra Kaew, di Bangkok selatan, sekitar 90 menit perjalanan jam dari pusat kota Bangkok. Acara itu dihelat untuk memperingati 86 tahun Boonrawd Brewery.
“Malam harinya sebelum lomba maraton, Nick mengadakan acara penggalangan dana untuk support paralimpik Thailand dalam rangka Paralimpik Tokyo 2020,” kata Natalia.
Saat ini ada 3 atlet yang mendapat tiket untuk bertanding pada Paralimpik Tokyo 2020, termasuk juara dunia Boccia BC2, Worawut Saengampa yang bertanding mewakili Thailand.
Nick Bhirombhakdi boleh dicatat sebagai seorang tokoh penting di balik perjuangan para atlet difabel, tak cuma di Thailand, tapi di seluruh dunia.
