Ceknricek.com – “Dia datangi setiap kota dan menantang polisi lokal. Polisi lalu tempatkan dia dalam kondisi terikat dan terkunci di dalam sel, dan dia bisa meloloskan diri.” (J.D. Rockfellor)
Soal meloloskan diri, dia rajanya. Sejarah selalu mengingat namanya pesulap Harry Houdini. Ia lahir pada tanggal hari ini, 24 Maret 1874.
Houdini lahir di Budapest, Hongaria. Ia dikenal selalu bisa meloloskan tangannya dari borgol. Tak heran jika laki-laki berdarah Yahudi ini punya julukan “The Handcuff King” alias Raja Borgol.
Karier sulap
Sumber : wikimedia.org
Houdini memulai karier sebagai pesulap pada tahun 1891, tetapi tidak sukses. Ia mengadakan pertunjukan di museum-museum kecil dan pertunjukan sampingan, bahkan bekerja rangkap sebagai “The Wild Man” di suatu sirkus.
Awal sulapnya Houdini berfokus pada trik sulap kartu tradisional, dan menjuluki dirinya “Raja Kartu” (King of Cards). Houdini pun mengganti nama
aslinya yaitu Eric Weiss dan mulai memakai nama Harry Houdini. Nama Houdini dicomot dari pesulap favoritnya asal Perancis Jean Eugene Robert-Houdin.
Setelah menyulap dengan trik kartu Houdini kemudian mulai bereksperimen dengan aksi pelolosan diri. Pada tahun 1893, ketika mengadakan pertunjukan bersama saudara laki-lakinya “Dash” (Theodore) di Coney Island sebagai “The Brothers Houdini” (“Houdini Bersaudara”), Houdini berhasil melakukan aksinya.
Gebrakan Houdini datang pada tahun 1899 ketika ia berkenalan dengan Maartin Beck di daerah Woodstock, Illinois. Beck menyarankan Houdini fokus pada aksi pelolosan diri saja.
Pada 1900, Beck mengatur pertunjukan Houdini dalam sebuah tur di Eropa. Pertunjukannya dimulai di London. Setelah Inggris, Houdini tur ke Skotlandia, Belanda, Jerman, Rusia, dan Perancis.
Menurut J.D. Rockfellor dalam The Story of the Great Houdini (2016), Houdini di setiap kota yang dia kunjungi selalu menantang polisi lokal. Polisi lalu tempatkan dia dalam kondisi terikat dan terkunci di dalam sel.
Sumber : wikimedia.org
Dalam aksinya di Moskow, dia diikat dalam borgol dan kuncinya dimasukkan ke dalam sebuah mobil van yang lantas pergi menuju Siberia — daerah terpencil yang sedari zaman Tsar Rusia adalah tempat pembuangan. Jika gagal melepaskan diri, Houdini harus mengambil kuncinya di Siberia. Houdini berhasil meloloskan diri.
Seiring perkembangan teknologi, ia mulai sadar pula dengan dokumentasi. Penemuan kamera gambar hidup (film) membuat beberapa aksi Houdini masih bisa disaksikan hingga kini. Salah satu dokumentasinya diberi judul Vaudeville (1906).
Lolos dari tabung susu
Sumber : wikimedia.org
Sejak tahun 1907 dan sepanjang tahun 1910-an, Houdini sukses besar melakukan pertunjukan di Amerika Serikat. Ia meloloskan diri dari berbagai penjara, borgol, rantai, ikatan tali dan straitjacket, seringkali dalam keadaan tergantung dengan seutas tali dilihat langsung oleh para penonton dari jalanan.
Karena banyaknya peniru, pada tanggal 15 Januari 1908, Houdini tidak lagi melakukan “aksi lolos dari borgol” tetapi dia mengubahnya dengan mulai meloloskan diri dari tabung susu yang terkunci dan diisi penuh dengan air.
Aksi Houdini ini banyak mendapatkan tantangan dari penonton. Houdini menerima dan membuat tantangan kepada publik untuk membuat jebakan yang dapat menahannya, di antaranya peti kayu yang dipaku (kadang kala dimasukkan ke dalam air), boiler (tangki pemanas) yang dipaku besi, kain basah, bahkan sampai membebaskan diri dari perut ikan paus yang terdampar di pantai Boston. Ada pula para pembuat bir di Scranton, Pennsylvania dan kota-kota lain menantang Houdini untuk meloloskan diri dari sebuah barrel yang diisi penuh dengan bir.
Houdini tidak menggunakan ide bahwa ia dibantu oleh roh-roh, sebagaimana pesulap Davenport Brothers dan lain-lain. Dari iklan-iklan Houdini menunjukkan bahwa ia lolos dengan cara “teleportasi” atau “dematerialisasi” meskipun Houdini sendiri tidak pernah mengatakan mempunyai kekuatan supranatural.
Kisah hidup difilmkan
Pada 1926, Houdini yang mulai menua masih berjaya meski usianya sudah 52 tahun. Di akhir hidupnya, Houdini bahkan menjadi dosen tamu Universitas McGill di Montreal, Kanada.
“Dia terlihat lelah dan pucat,” tulis Jim Steinmeyer dalam The Last Greatest Magician in the World: Howard Thurston Versus Houdini (2011).
Sumber : wikimedia.org
Hari-hari di Montreal di bulan Oktober itu, dia sempat berkumpul dengan beberapa mahasiswa. Salah satunya adalah Jocelyn Gordon Whitehead. Si mahasiswa pernah mendengar Houdini sesumbar bisa menahan pukulan di perut dengan teknik mengencangkan otot perut.
Whithead menantang Houdini membuktikan omongannya. Meski sudah tua dan lelah, Houdini mengizinkan Gordon meninju perutnya.
“Sebelum pesulap itu bangkit dari sofa dan mengencangkan otot-ototnya, Whitehead mulai dengan serangkaian pukulan cepat. Houdini terjatuh kembali ke sofa,” tulis Jim Steinmeyer.
Dengan menahan sakit, Houdini pergi ke Detroit untuk menggelar pertunjukan di kota terbesar di Michigan itu. Sampai Detroit, dia harus dibawa ke rumah sakit karena rasa sakit yang tak tertahankan di perutnya.
Sumber : wikimedia.org
Menurut Don Bell, dalam The Man Who Killed Houdini (2005), sepanjang malam Houdini sangat kesakitan. Ia tak bisa tidur. Derita itu ditanggungnya sekitar dua hari tanpa perawatan dokter. Demamnya sempat mencapai 39 derajat celcius. Menurut diagnosa dokter, ia mengalami radang usus buntu yang sudah akut. Dia disarankan segera dibedah untuk mengatasi usus buntunya.
Houdini mengabaikan saran dokter itu. Dia lebih mementingkan pertunjukannya. Ketika tampil di Garrick Theatre Detroit, Michigan, pada 24 Oktober 1926, demamnya 40 derajat celcius. Dia sempat pingsan dan lagi-lagi harus dirawat kembali di rumah sakit.
Tepat di ujung Oktober, pada 31 Oktober 1926, Houdini mengembuskan nafas yang penghabisan.
Sumber : wikimedia.org
Sebagai dedikasi dalam setiap aksi-aksinya Houdini dan kisah hidupnya difilmkan. Beberapa film tentang Houdini di antaranya Houdini (1953), The Great Houdini (1976) dan miniseri berjudul Houdini (2014).