Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • Gobel Apresiasi Presiden Prabowo Sukses Turunkan Tarif Trump
  • Gaza dalam Kesaksian Jean-Pierre Filiu: Kata Dibungkam (5/5)
  • Panasonic Ajak Masyarakat Hidup Sehat di Ajang Pocari Run 2025 Bandung
  • Pangeran Arab Saudi Alwaleed bin Khalid Meninggal Dunia Usai Koma 20 Tahun
  • Marcus Rashford Selangkah Lagi Gabung Barcelona
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini
Opini

Gaza dalam Kesaksian Jean-Pierre Filiu: Kata Dibungkam (5/5)

Juli 20, 20254 Mins Read
Foto: Istimewa

Filiu masuk Gaza bukan hanya melawan bom, tapi juga melawan sunyi.

Ceknricek.com–Filiu masuk Gaza bukan hanya melawan bom, tapi juga melawan sunyi. Karena ketika tak ada lagi yang bisa berkata, maka sejarah pun terancam hilang.

Jika di bagian sebelumnya kita melihat kehancuran tubuh dan sosial, maka kali ini kita sampai pada kehancuran yang paling halus tapi paling menentukan: kehancuran kata.

Bagi seorang sejarawan seperti Jean-Pierre Filiu, kata adalah alat untuk menghidupkan kembali masa lalu dan mengabarkan kebenaran. Tapi di Gaza, bahkan kata pun tak diberi kesempatan lahir. Di tengah reruntuhan, tak hanya manusia yang dibunuh—kebenaran pun dibungkam.

Sejak Oktober 2023, Israel memberlakukan larangan total terhadap masuknya jurnalis internasional ke Gaza. Seperti dicatat oleh Filiu dan Ghiles, hanya dua jenis jurnalis yang bisa masuk: mereka yang berstatus militer Israel_ atau mereka yang _melapor dari luar zona konflik dengan akses terbatas.

Pada 19 Desember 2023, Mahkamah Agung Israel menolak gugatan media asing agar diizinkan masuk ke Gaza. Alasannya? “Risiko terhadap tentara Israel.”

Dengan begitu, liputan tentang Gaza hanya bisa terjadi dari luar pagar kawat, atau—lebih tragis lagi—dari reruntuhan kata yang ditulis oleh mereka yang selamat dan cukup berani untuk bersuara.

Filiu menyebut, 202 jurnalis Palestina telah terbunuh sejak invasi dimulai, termasuk 25 perempuan. Angka ini melebihi jumlah korban jurnalis dalam konflik manapun dalam sejarah modern, dan menempatkan Gaza sebagai kuburan massal bagi pembawa kebenaran.

Namun, meski ratusan jurnalis telah gugur, nyaris tak ada media arus utama di Barat yang menjadikan ini berita utama. Mereka lebih memilih menampilkan narasi “dua sisi yang setara”, seolah genosida adalah perseteruan biasa, dan rakyat Palestina hanyalah angka statistik yang bisa dinegosiasikan.

Di Israel sendiri, tak jauh lebih baik. Mayoritas media utama tidak menampilkan gambar kehancuran Gaza. Foto-foto bayi yang membusuk, rumah sakit yang dihancurkan, atau pemakaman massal tak pernah muncul di televisi mereka.

Hanya Haaretz, surat kabar liberal, yang tetap menjaga independensi relatif—yang memuat kesaksian Filiu dan laporan semacamnya. Media lainnya sibuk dengan semangat nasionalisme yang membara, memperkuat narasi bahwa Israel adalah korban, bukan pelaku.

Yang lebih mencemaskan, menurut Francis Ghiles, adalah diamnya pemerintah-pemerintah Barat yang biasanya sangat vokal soal kebebasan pers.

Uni Eropa, Inggris, dan Amerika Serikat tidak melakukan apa pun untuk memaksa Israel membuka akses media internasional. Mereka mengunci mulut mereka sendiri, dan dengan itu, mengunci nasib Gaza.

Di dalam negeri mereka, kebebasan berekspresi menjadi selektif. Demonstran pro-Palestina diawasi, akademisi dikucilkan, dan media yang kritis dikecam. Ini adalah demokrasi yang takut pada kebenaran.

Filiu juga mencatat bagaimana bahasa digunakan oleh Israel untuk menghapus kemanusiaan rakyat Palestina. Misalnya, kawasan sipil disebut “zona merah” – istilah teknokratik untuk memberi tahu warga bahwa mereka harus mengungsi, lagi dan lagi, hingga sepuluh kali.

“Itu cara halus untuk mengatakan bahwa warga Gaza diperlakukan seperti benda,” tulisnya.

Ketika bahasa tidak lagi menjadi alat komunikasi, melainkan instrumen represi, maka manusia pun tidak lagi disebut sebagai manusia. Mereka menjadi ‘residu keamanan’, ‘risiko logistik’, atau lebih buruk: tidak disebut sama sekali.

Tragedi Gaza tak hanya dibungkam dari luar, tetapi juga dibuat tak terucap dari dalam.

Tak ada listrik untuk menulis.

Tak ada jaringan untuk mengirim pesan.

Tak ada jurnalis untuk mewawancarai.

Bahkan tak ada waktu untuk menangis, karena setelah satu kematian akan segera menyusul yang lain.

Filiu menggambarkan Gaza sebagai “laboratorium masa depan,” tempat segala bentuk pemusnahan dipraktikkan tanpa pengawasan publik.

“Gaza adalah eksperimen tentang seberapa lama dua juta manusia bisa bertahan hidup dalam botol tertutup.”

Inilah sebabnya mengapa kesaksian Jean-Pierre Filiu menjadi harta langka. Ia bukan hanya seorang sejarawan, tetapi seorang saksi yang berhasil menembus kedapnya ruang sunyi.

Ia membawa keluar kata-kata yang telah dibungkam dan mengubahnya menjadi catatan sejarah yang tidak bisa dihapus.

Ia menyusun kembali manusia dari debu dan reruntuhan.

Ia merekam tangis yang tak bisa terekam mikrofon.

Ia menyampaikan Gaza kepada dunia yang sudah terlalu nyaman untuk mendengarnya.

Lantas, siapa yang berani bicara setelah ini?

Setiap bom yang dijatuhkan di Gaza menghancurkan satu rumah. Tapi setiap kata yang dibungkam, menghancurkan kemungkinan untuk mengingatnya.

Maka, seperti kata Filiu, jika Gaza dibiarkan tenggelam dalam kesunyian, maka dunia yang akan hancur setelahnya bukan hanya Gaza.

Dunia itu adalah dunia kita sendiri —dunia yang tak bisa lagi membedakan fakta dari propaganda, pelaku dari korban, kemanusiaan dari kekuasaan.

Dan barangkali, kata terakhir dari Gaza bukan lagi jeritan.

Tapi diam.

(Tamat)

Cak AT – Ahmadie Thaha

Ma’had Tadabbur al-Qur’an, 20/7/2025

Penulis: Ahmadie Thaha

Editor: Ariful Hakim

#gaza #Israel genosida Palestina
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp

Related Posts

Gaza dalam Kesaksian Jean-Pierre Filiu: Ikatan Sosial Runtuh (4/5)

Pendelegasian Wilayah Udara Ex FIR Singapura dalam Perspektif Ilmu Politik

Gaza dalam Kesaksian Jean-Pierre Filiu: Geng Abu Shabab (3/5)

Gaza dalam Kesaksian Jean-Pierre Filiu: Tak Lagi Dikenali (2/5)

Ketika Jin Bikin Gara-Gara

Gaza dalam Kesaksian Jean-Pierre Filiu: Menembus Batas (1/5)

Add A Comment

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Sedang Tren

Gobel Apresiasi Presiden Prabowo Sukses Turunkan Tarif Trump

Anggota Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel, mengapresiasi dan memuji Presiden Prabowo Subianto dan tim ekonomi Indonesia yang dipimpin Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang berhasil menurunkan tarif ekspor Indonesia ke Amerika Serikat (AS) dari 32 persen menjadi 19 persen.

Gaza dalam Kesaksian Jean-Pierre Filiu: Kata Dibungkam (5/5)

Juli 20, 2025

Panasonic Ajak Masyarakat Hidup Sehat di Ajang Pocari Run 2025 Bandung

Juli 20, 2025

Pangeran Arab Saudi Alwaleed bin Khalid Meninggal Dunia Usai Koma 20 Tahun

Juli 20, 2025

Marcus Rashford Selangkah Lagi Gabung Barcelona

Juli 20, 2025

Ketahuan Selingkuh di Konser Coldplay, Segini Harta Kekayaan CEO Astronomer Andy Byron

Juli 19, 2025

Trump Gugat Taipan Media Rupert Murdoch Rp163 Triliun Gegara Berita Jeffrey Epstein

Juli 19, 2025

Ayah Sarwendah Tan Meninggal Dunia

Juli 19, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.