Ceknricek.com – Memilih suatu pekerjaan yang akan memepengaruhi kehidupan kita dimasa depan merupakan hal yang tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Tidak semua orang memiliki karakteristik yang sama dalam bekerja, ada yang lebih senang jika bekerja secara freelance atau bebas waktu adapula yang kerja fulltime atau waktu penuh.
Menjadi seorang freelancer bukan lah hal yang mudah, management waktu yang lebih leluasa menjadikan seorang freelancer lebih banyak memiliki kans untuk mendapatkan project . akan tetapi tidak selamanya berjalan lancar, sulitnya mendapatkan project serta management uang yang harus sangat di perhatikan merupakan salah satu kesulitan tersendiri menjadi seorang freelancer.
Berbeda dengan seorang yang bekerja secara fulltime, sudah memiliki waktu kerja yang pasti serta pendapatan yang stabil membuat kita lebih focus akan pekerjaan yang kita jalani.
Namun di sisi lain, para pekerja full-time juga mungkin mengatakan bahwa para freelancer adalah sekumpulan orang-orang yang tidak bisa berkomitmen sehingga mereka memilih untuk menjadi seorang yang “bebas”.
Bekerja sebagai seorang freelancer atau full-timer sebenarnya masing-masing memiliki kekurangan dan juga kelebihan. Mana yang paling menguntungkan. Berikut merupakan beberapa keuntungan sebagai freelancer ataupun fulltime:
Freelance
Fleksibiltas Waktu
Menjadi freelancer teerkesan memiliki waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan pegawai kantor. Hal ini terjadi karena pekerja freelance lebih leluasa dalam menentukan sendiri waktu bekerja dan tidak terikat jam kerja kantoran. Namun, menjadi freelancer bukan tanpa kekurangan, ada freelancer yang hanya bekerja 3 sampai 4 jam sehari, tetapi ada juga yang bekerja lebih dari 12 jam setiap hari.
Sementara, pegawai kantoran memiliki jam kerja yang cenderung sama dari hari ke hari, kecuali jika ada lembur atau dinas di luar hari kerja. Ditambah jika pegawai kantoran bekerja di luar jam kerja yang disepakati, biasanya mendapat biaya tambahan seperti uang lembur.
Penghasilan Berbeda
Urusan penghasilan, status pegawai akan selalu menerima gaji yang tetap setiap bulan sesuai dengan perjanjian kontrak kerja yang dibuat dengan perusahaan tempat Anda bekerja. Berbeda dengan freelancer, yang bebas menentukan harga di setiap tempat kerja mereka. Meski freelancer menerima orderan dari banyak perusahaan, penghasilan mereka tetap tergantung kepada jenis dan jumlah order pekerjaan yang diterima. Ada kalanya freelancer menerima setumpuk bayaran sekaligus, namun di bulan-bulan sepi order bisa jadi jumlah penghasilan mendekati nol. Buat kamu yang ingin memiliki kepastian penghasilan setiap bulan, maka menjadi freelancer bukanlah pilihan yang tepat.
Membangun hubungan dengan klien
Pekerjaan Freelancer umumnya berhubungan langsung dengan klien (pemilik project). Ada banyak pengalaman positif yang kita dapatkan jika terhubung langsung dengan klien :
1. Mengetahui ide-ide baru, atau ide lama dengan konsep baru.
2.Mengetahui lebih jelas, tujuan dan manfaat project yang akan dikerjakan.
3. Melatih untuk komunikasi profesional, bekerja profesional, karena kita pasti dinilai langsung oleh klien.
4. Kemungkinan kerjasama jangka panjang.
5. Tahu karakter klien.
Jadi manfaat dari hubungan langsung dengan klien, kita tahu persis karakter orang yang memberi kita pekerjaan, dan klien juga tahu persis karakter orang yang membantu projectnya.
Perlu diingat, ini akan menjadi testimoni dari klien untuk kita, hubungan yang baik membuahkan hasil yang baik, hubungan kurang baik membuahkan hasil yang kurang baik.
Bagaimana cara membangun hubungan yang baik dengan klien? Insyaallah akan kita bahas pada artikel tersendiri.
Dapat memilih pekerjaan
Wah, “memilih pekerjaan?” Kedengarannya sedap ini. Yap, artinya kita misa memilih (menyanggupi) pekerjaan sesuai keinginan dan kemampuan kita. Ketika ada project yang telah kita diskusikan dengan klien, biasanya saya mempertimbangkan:
1. Apakah sesuai dengan kemampuan/skill yang saya miliki?
2. Apakah sesuai dengan kemampuan jadwal dan memenuhi target deadline klien?
3. Apakah sesuai dengan anggaran biaya klien?
Di sini kita berhak menentukan apakah kita lanjut atau tidak untuk mengerjakan project itu.
Melatih attitude sebagai “business owner”
Sama seperti pemilik usaha, sebagai freelancer kita berperan sebagai pemilik bisnis. Sehingga attitude atau prilaku kita harus sesuai selayaknya pemilik usaha. Siapapun yang berhubungan dengan kita, akan menilai kita.
1. Attitude kita dalam bekerja dan hubungan dengan klien akan kembali kepada kita.
2. Hal-hal yang positif dan negatif kembali kepada kita.
3. Attitude yang baik akan menghasilkan testimoni yang baik, juga sebaliknya.
4. Portfolio dan testimoni adalah hal yang penting untuk modal marketing.
5. Nasib dari bisnis dan pekerjaan kita akan ditentukan oleh attitude cara kita bekerja.
Pekerjaan ini juga melatih kita agar bertanggung jawab secara menyeluruh. Tanggung jawab memang konsekuensi dari semua jenis pekerjaan, tatapi sebagai freelancer, seluruh project menjadi tanggung jawab kita, diantaranya :
1. Administrasi Project (pengelolaan email, bukti pembayaran, bukti diskusi).
2. Mengerjakan progress pekerjaan.
3. Laporan Progress.
4. Penyelesaian pekerjaan.
5. Problem-problem dalam project.
6. Data-data penting/rahasia milik klien.
Semua jadi tanggung jawab kita. Ini menjadi latihan soft-skill yang sangat bagus untuk kita. Sekali lagi, nasib bisnis akan ditentukan oleh attitude cara kita bekerja. 🙂
Kesempatan, ruang dan waktu untuk berkembang terbuka lebar
Nah karena kita bekerja sendiri, tidak ada yang mengatur “kapan kita ngapain”. Mau berkembang atau tetap begitu-begitu saja, itu tergantung kemauan diri sendiri.
Kita bisa mengatur jadwal agar bisa mempelajari hal-hal yang baru. Saya biasa mengatur waktu untuk belajar hal baru, terutama hal-hal yang menurut saya penting untuk produktifitas kerja ke depan.
Tetapi perlu diingat, jangan jadikan klien sebagai “kelinci percobaan”. Misalnya kita baru belajar suatu bahasa pemrograman atau teknologi yang sedang “trend”, jangan langsung digunakan untuk project klien. Pastikan dulu teknologi itu efisien untuk project tersebut, baik dari sisi waktu pengerjaan, dan kemungkinan problem di kemudian hari. Jika sudah yakin, silakan diterapkan. Jika belum, gunakan yang sudah kita punya.
Fulltime
Memulai dengan (relatif) sulit
Beberapa hal yang saya temui ketika memulai bekerja sebagai freelance web developer:
1. Semua solusi harus diupayakan sendiri, tidak bisa mengandalkan orang lain karena ini pekerjaan kita. Ketika ada problem, cari solusinya sendiri, ini tanggung jawab kita. Karena itu kita harus memastikan bahwa kita memilik skill yang cukup untuk target pekerjaan kita.
2. Setiap orang pasti pernah jadi “newbie”, karena kita belum ada pengalaman, belum tahu apa-apa tentang bekerja sendiri.
4. Tidak sedikit project dengan bayaran (relatif) rendah, lihat point kedua di atas. 🙂
5. Tidak setiap rencana akan berjalan sesuai target, terutama kali pertama. Lihat lagi point kedua, semua yang kita rencanakan bisa berantakan karena berbagai hal yang terjadi ketika project sedang dikerjakan.
6. Di awal kita harus fokus mengumpulkan portfolio dan testimoni.
Portfolio, bisa dibilang, pekerjaan yang bisa kita banggakan untuk ditunjukkan kepada calon klien.
Testimoni adalah bagaimana perasaan klien setelah kita mengerjakan projectnya. Apakah senang, biasa saja, atau suram?
Penghasilan tidak tetap
Pekerjaan fulltime frelancer adalah “based on demand”. Ketika ada order, maka ada pekerjaan, dan ada pemasukan. Ketika tidak ada order, maka tidak ada pekerjaan, dan tidak ada pemasukan. Jadi tidak ada tanggal tetap untuk gajian.
Jumlah penghasilan juga tidak tetap, nilai project itu kadang relatif besar, kadang relatif kecil, tergantung yang disepakati.
Terkadang menghadapi klien yang sulit
Klien yang sulit itu kriterianya (menurut saya) :
1. Tidak mau paham kondisi sulit (bukan tidak paham ya, tapi tidak mau).
2. Suka menunda pembayaran.
3. Rajin” tanya progress.
Tidak ada klien yang paket lengkap seperti itu, biasanya hanya salah satu saja per klien.
Kenapa “rajin” tanya progress itu (menurut saya) termasuk klien yang sulit, karena setiap awal kerja, saya biasanya buat kesepakatan frekuensi laporan progress, misalnya per minggu atau per 3 hari. Nah, kategori ini adalah klien yang suka tanya progress sebelum waktunya. 🙂
Bagaimanapun kondisinya, ketika sudah sepakat, kita harus konsekuen dengan kesepakatan. Sadari bahwa :
- Tidak semua hal berjalan sesuai rencana.
- Menjadi pelajaran dan modal kita pada project selanjutnya.
- Kita tetap bertanggung jawab hingga project selesai.
Alhamdulillah sedikit sekali saya bekerja dengan klien yang sulit, karena sudah banyak dapat pelajaran sebelumnya. Sekali lagi kita sebagai freelancer berhak menentukan “lanjut” atau “tidak” untuk mengerjakan sebuah project. Silakan pertimbangkan sebelum menyanggupi pekerjaan. 🙂
Harus menolak pekerjaan ketika sedang padat
Kalau kita sudah dikenal orang, besar kemungkinan kita akan mendapat tawaran project, apalagi kalau dia (calon klien) dapat rekomendasi dari temannya yang sudah menggunakan jasa kita (ini pentingnya testimoni nih).
Jadi, ketika ada tawaran project datang, apa yang harus kita lakukan?
- Diskusikan spesifikasi dan target waktu calon project baru.
- Periksa jadwal dan target project yang berjalan.
Saran dari saya, jangan menerima pekerjaan diluar kemampuan kita, yaitu di sisi skill dan jadwal waktu. Jangan berani menumpuk pekerjaan jika kita belum disiplin waktu.
Kerja bergantung dengan Internet
Saya sering lihat orang-orang di media sosial mengeluhkan layanan penyedia internet. Sebagian besar pekerja freelance bergantung dengan internet. Termasuk saya, yang sangat mengandalkan internet untuk bekerja.
Apa saya lakukan untuk menanggulangi masalah internet?
- Lakukan experimen beberapa layanan internet, terutama di tempat kerja kita yang tetap.
- Pilih layanan internet yang tetap sesuai kemampuan. Jadi jangan mengandalkan yang harus gonta-ganti kartu, pilih satu yang tetap sesuai kemampuan.
- Kategorikan item-item pekerjaan yang membutuhkan internet dan yang tidak memubutuhkan internet. Jadi ketika internet bermasalah, fokus kerjakan item yang tidak perlu internet.
- Manfaatkan waktu luang dengan “piknik”. Kalau tidak ada yang bisa dikerjakan silakan piknik, dengan main game, atau nonton anime kesukaan. Yah, namanya ga bisa kerja, gimana dong? 🙂
Sering dikejar deadline
Nah ini yang sering dialami oleh freelancer, mepet deadline. 🙂
Cara meminimalisir kondisi “dikejar deadline” bagimana? Kuncinya disiplin, yaitu disiplin waktu dan laporan progress secara rutin sesuai kesepakatan. Jangan menyalahkan klien jika memberi deadline mepet (sejak awal), kalau memang kita tidak sanggup, jangan disepkati.
Apa saja hal yang sering menyebabkan kita dikejar deadline?
- Bekerja tanpa jadwal yang jelas.
- Keliru membuat jadwal.
- Tidak disiplin melaporkan progress secara rutin.
- Tidak disiplin dengan jadwal yang telah dibuat.
- Project yang dikerjakan terlalu banyak (beberapa project dalam satu waktu).
- Kondisi badan kurang fit/sakit.
- Terlalu banyak “piknik”.
Tapi ada sisi positif yang kita ambil dari “dikejar deadline” ini, kita jadi tahu bahwa dikejar deadline itu tidak nyaman. Jadikan hal ini sebagai pelajaran untuk project selanjutnya. Artinya jangan diulangi lagi.
Jadi kesimpulanya, setiap apa yang kita lakukan ada plus minusnya serta resiko yang berbeda satu dengan yang lain, tinggal bagaimana kita menyikapinya. Kekurangan yang ada bisa kita perbaiki dengan etos kerja kita sedangkan kelebihan yang kita miliki bisa kita pertahankan untuk mendapatkan poin plus dari pekerjaan yang kita geluti. Tentukan apa yang kita pilih untuk masa depan kita, jangan terburu-buru dalam memilih, fokuskan dengan apa yang ada saat ini, sehingga kita bisa memaksimalkan pekerjaan yang kita kerjakan.
Image Source: Rimma.co
