Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • Vadel Badjideh Sempat Beli Obat Aborsi
  • Deretan Mobil yang Bakal Meluncur di GIIAS 2025 
  • Roy Suryo Minta Polisi Gelar Perkara Khusus Soal Ijazah Palsu Jokowi
  • Kuasa Hukum Nikita Mirzani: Tidak Ada Tekanan Cabut Gugatan Wanprestasi Rp 100 M
  • TNI AL: Kebakaran KM Barcelona Diduga Akibat Ledakan di Ruang Mesin
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»BUKU & LITERATUR
BUKU & LITERATUR

Bedah Buku Teguh Santosa, “Di Tepi Amu Darya”

Maret 10, 20194 Mins Read

“Tenun Kebangsaan Rusak Oleh Agresivitas Bangsa Asing Dan Perpecahan Internal”

Ceknricek.com – Indonesia memiliki modal yang cukup untuk tumbuh menjadi bangsa dan negara terpandang di dunia. Founding fathers Indonesia merajut rasa kebangsaan di atas penderitaan hidup di bawah penjajahan bangsa asing, dan mendirikan negara untuk melindungi dan mensejahterahkan rakyat.

Setelah kemerdekaan diproklamasikan, rakyat Indonesia melanjutkan hidup sebagai satu bangsa yang sama. Perkawinan dan berbagai bentuk hubungan kekerabatan dan pertemanan membuat rajutan kebangsaan itu semakin kuat.

Namun di sisi lain harus tetap disadari bahwa dalam sistem internasional yang anarkis, Indonesia akan terus menjadi incaran bangsa asing. Di masa kini keinginan menguasai Indonesia itu dilakukan dengan cara-cara yang halus dan tidak disadari, yang intinya adalah untuk terus menguji dan mencari titik lemah yang bisa merusak kebangsaan dari dalam.

Demikian antara lain disampaikan wartawan dan penulis Teguh Santosa dalam bedah buku “Di Tepi Amu Darya” yang diselenggarakan di Aula Kampung Rakyat, Miss June and Friends Cafe, Jalan Candi Mendut, Blitar, Sabtu (9/3) malam.

Sumber : Dok Pribadi

Mengutip rilis yang diterima redaksi di Jakarta, Minggu (10/3), pernyataan Teguh di atas untuk menjawab pertanyaan salah seorang peserta apakah Indonesia bisa mengalami nasib yang sama seperti Afghanistan yang dikisahkan dalam buku itu.

“Saya tidak ingin menyederhanakan persoalan. Tetapi dari banyak literatur yang berkisah tentang kehancuran bangsa-bangsa, agresivitas lingkungan internasional dan perpecahan internal merupakan faktor utama penyebab rusaknya tenun kebangsaan,” ujar Teguh yang juga dosen Hubungan Internasional di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta. Dia juga mengutip teori kehancuran sebuah bangsa yang ditulis Jared Diamond dalam buku “Collapse”.

Menurut Teguh, dengan menggunakan cara pandang seperti ini dirinya berharap generasi muda Indonesia, khususnya yang berada di Blitar, dapat terus optimistis dan di saat yang sama waspada dan menjaga persaudaraan dengan sesama anak bangsa.

“Blitar sudah dicatat dengan tinta emas dalam sejarah bangsa kita. Telah memberikan sumbangan dan inspirasi yang sangat berarti,” ujar Teguh merujuk pada pengalaman Bung Karno menghabiskan masa kecil di kota ini.

 

Kumpulan Reportase Perang Afganistan

Buku “Di Tepi Amu Darya” adalah kumpulan reportase Teguh saat meliput perang di Afghanistan tahun 2001 dari perbatasan negara itu dengan Uzbekistan.

“Amu Darya adalah nama sungai yang mengalir di antara Afghanistan dan Uzbekistan. Tadinya saya kira bisa memasuki wilayah Afghanistan dari kota Termez yang berada di tepi Amu Darya,” kata Teguh mengenang perjalanannya lebih dari 17 tahun lalu.

Namun, sambungnya, sampai rezim Taliban tumbang dan Kabul dikuasai pasukan Aliansi Utara yang didukung koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat, jembatan yang menghubungkan kedua negara tidak kunjung dibuka.

Uzbekistan kelihatannya khawatir apabila dibuka jembatan itu akan digunakan warga Afghanistan untuk mengungsi ke Uzbekistan, dan bukan tidak mungkin pula ada anggota Taliban yang ikut dalam pengungsian.

Seperti yang dialami banyak negeri di muka bumi, setelah Perang Dunia Kedua berakhir, Afghanistan menjadi negeri yang diperebutkan blok Barat dan Timur. Uni Soviet menginvasi Afghanistan pada 1979.

Selama 1980an, Amerika dan sekutu mempersenjatai kelompok rakyat Afghanistan yang melarikan diri ke Pakistan. Pejuang-pejuang muslim dari negeri-negeri lain juga diundang dan dilatih untuk menghadapi komunis Soviet di Afghanistan. Pada 1989, Uni Soviet akhirnya mundur dari Afghanistan, dan dimulailah pemerintahan kaum Mujahidin yang tidak stabil.

Setelah perang saudara di pertengahan 1990an, Taliban berkuasa di Afghanistan sampai 2001.

Tahun 2018 lalu pemerintah Afghanistan menawarkan rekonsiliasi pada Taliban. Pembicaraan damai sedang dilakukan, namun di saat bersamaan aksi terorisme masih sering terjadi.

Selain reportase dari tepi Amu Darya, buku karya Teguh yang diterbitkan bulan Oktober 2018 itu juga dilengkapi dengan artikel-artikel yang ditulis Teguh beberapa tahun setelah itu.

Teguh memulai karier sebagai wartawan pada tahun 2000. Perang Afghanistan adalah liputan internasional pertama yang dilakukannya. Setelah itu, di tahun 2003 Teguh meliput perang di Irak dari Suriah, diikuti liputan krisis nuklir Korea Utara juga di tahun 2003.

Teguh juga meliput krisis politik di Lebanon pada 2005 dan pemilihan presiden AS pada 2008 yang dimenangkan Barack Obama. Pada tahun 2010 Teguh meliput sengketa Sahara Barat di Maroko. Pada 2011 dan 2012 ia menjadi petisioner yang ikut berbicara di depan Komisi IV PBB di New York untuk sengketa ini.

Teguh juga mengikuti dari dekat ketegangan dan upaya perdamaian di Semenanjung Korea. Tahun lalu, ia mengikuti dari dekat krisis politik dan pemilihan presiden Venezuela.

Mantan Ketua bidang Luar Negeri Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan pendiri Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) itu kini adalah anggota Dewan Kehormatan PWI bersama sejumlah wartawan senior Indonesia, seperti Ilham Bintang, Sasongko Tedjo, Karni Ilyas, Peter F. Gontha, Suryopratomo, Tri Agung Kristianto, dan Raja Pane.

Sumber : Dok Pribadi

Bedah buku yang dipandu aktivis sosial June Levesque itu dihadiri puluhan peserta dari berbagai latar belakang termasuk mahasiswa. Dalam kesempatan itu Teguh membagikan buku untuk peserta yang bisa menjawab pertanyaan kuis.

Penulis: Cek&Ricek.com

Editor: Cek&Ricek.com

# teguhsantosa #Buku
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp

Related Posts

Diskusi Buku Islamofobia di Dewan Da’wah Pusat

Buku Karya Asmawi Syam, Bongkar Rahasia di Balik Golf

Prof. Dr. Tjipta Lesmana Luncurkan Buku Biografi

Agus Sudibyo Rilis Buku ‘Memahami AI Sebuah Panduan Teknik’

Yudi: Thayeb Seorang Patriot Positif-Progresif

Wina Armada: Seniman Perlu Faham Hak Cipta

Add A Comment

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Sedang Tren

Vadel Badjideh Sempat Beli Obat Aborsi

Dalam proses persidangan, terungkap obat yang diduga digunakan untuk melakukan aborsi bukan berasal dari anak Nikita Mirzani, LM, melainkan dibeli oleh terdakwa sendiri.

Deretan Mobil yang Bakal Meluncur di GIIAS 2025 

Juli 21, 2025

Roy Suryo Minta Polisi Gelar Perkara Khusus Soal Ijazah Palsu Jokowi

Juli 21, 2025

Kuasa Hukum Nikita Mirzani: Tidak Ada Tekanan Cabut Gugatan Wanprestasi Rp 100 M

Juli 21, 2025

TNI AL: Kebakaran KM Barcelona Diduga Akibat Ledakan di Ruang Mesin

Juli 21, 2025

Ini Harga Tiket Konser Super Junior 2025 di Jakarta, Termurah 1,9 Juta 

Juli 21, 2025

Jadwal Timnas Indonesia Vs Malaysia di Piala AFF U-23 2025

Juli 21, 2025

Prabowo Luncurkan 80 Ribu Koperasi Desa Merah Putih

Juli 21, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.