Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • Olivia Rodrigo Ajak Dunia Bergerak dan Membantu Palestina
  • Lisa Mariana Akui Video Pornonya Dibuat Dalam Kondisi Tidak Sadar
  • Geger Pengakuan Model Erika Carlina Hamil 9 Bulan Tanpa Suami
  • Prediksi Susunan Pemain Timnas U-23 Indonesia Vs Filipina
  • Pulkam ke Norwegia, Begini Perjuangan Alice Norin
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini
Opini

Jalan Kembali ke UUD 1945

November 30, 20243 Mins Read

Ceknricek.com–Presiden Prabowo Subianto kini menempati kursi nyaman Istana Negara, lengkap dengan manifesto politis yang ia tulis jauh sebelum kemenangan menghampiri. Paradox Indonesia, karyanya, bukan sekadar buku, tetapi sebuah jeritan hati —atau mungkin lebih tepatnya curhat ekonomi dan politik— dari seorang politikus yang merasa Indonesia seperti superhero yang kehilangan kekuatan supernya.

Dengan memetakan paradoks antara potensi melimpah dan kenyataan pahit bangsa ini, Prabowo mengajak kita untuk kembali ke jalan lurus UUD 1945. Ia menyampaikan seruan keras terhadap penegakan dua pilar utama: ekonomi dan politik. Pada ekonomi, Pasal 33 UUD 1945 menjadi bintang utama, sementara politik, katanya, harus kembali ke demokrasi berbasis musyawarah mufakat.

Di bab ekonomi, Prabowo seolah menggambarkan Indonesia seperti rumah yang dikuasai oleh tamu kaya, sementara pemiliknya hanya menonton dari pinggir. Pemodal besar, menurutnya, bukanlah tokoh antagonis ala film aksi, tetapi lebih mirip tetangga yang meminjam cangkul kita, lalu mengubahnya menjadi bisnis alat berat. Dengan bahasa yang lebih lugas, ia menyatakan bahwa kapitalisme di Indonesia adalah raksasa yang kenyang di perut, tetapi kosong di hati.

Solusi Prabowo? Mengangkat BUMN dan koperasi multi pihak sebagai ujung tombak ekonomi. Sebuah visi mulia, tentu saja. Namun, “ujung tombak” ini perlu diasah terlebih dahulu agar tidak menjadi tumpul di tengah ganasnya pasar bebas. Dibersihkan kerak-keraknya. Didempul segala keroposnya. Dan mari kita tidak lupa, di belakang setiap BUMN sering kali ada birokrasi yang, bukannya mempercepat laju, malah menambah beban dengan dokumen dan rapat tanpa akhir.

Prabowo juga mengusulkan pertumbuhan ekonomi dua digit. Idenya terdengar fantastis —atau lebih tepatnya, seperti dongeng. Dunia ekonomi tidak bekerja seperti lotere yang tiba-tiba memberikan angka keberuntungan. Meningkatkan PDB dari 5 persen ke 10 persen tanpa strategi konkret dan modal besar ibarat membuat donat dua kali lebih besar dengan bahan baku yang sama.

Sektor tradisional seperti pertanian, kehutanan, dan perikanan disebutnya sebagai kunci mencapai pertumbuhan ekonomi dua digit tadi. Namun, di era digitalisasi, mampukah sektor yang masih tradisional ini bertahan melawan gelombang kecerdasan buatan? Kita berharap ini bukan nostalgia zaman agraria, tetapi rencana modernisasi yang bisa bersaing di panggung global.

Di sisi politik, Prabowo menyerukan demokrasi asli Indonesia yang berbasis musyawarah mufakat. Sebuah cita-cita mulia yang mengingatkan kita pada sidang desa, tempat semua warga duduk bersila dan berdiskusi dengan penuh hormat. Namun, realitas demokrasi modern lebih mirip kolom komentar di media sosial: penuh emosi, minim logika, dan sering kali berujung pada “uang suara.”

Bagaimana musyawarah mufakat akan berjalan di tengah dominasi algoritma media sosial yang lebih suka mempertemukan emosi ketimbang solusi, rakyat yang masih lebih suka bansos dan uang? Ini tantangan besar. Demokrasi kita saat ini lebih sering menjadi ajang kontes popularitas mahal, di mana debat kandidat tidak lagi soal gagasan, tetapi soal siapa yang paling menarik perhatian kamera.

Namun, di tengah segala kritik yang seolah penuh pesimisme ini, kita tidak boleh mengabaikan keberanian Prabowo untuk bermimpi besar. Ia mengusulkan sesuatu yang radikal: Kembali ke UUD 1945, sebuah visi yang terasa seperti pulang kampung setelah lama merantau. Tapi, betulkah kampung itu masih utuh, atau jangan-jangan sudah menjadi reruntuhan kenangan yang dihuni rayap zaman?

Pada akhirnya, tantangan terbesar Presiden Prabowo adalah mengubah visi menjadi realisasi. Buku Paradox Indonesia sudah lama menjadi bacaan inspiratif bagi pendukungnya, tetapi rakyat kini menuntut bukti konkret. Kita semua menyambut Prabowo dengan penuh optimis, sambil menunggu apakah ia akan menjadi pemimpin yang membawa perubahan, atau justru menjadi paradoks itu sendiri?

Sebagai bangsa, kita berharap yang pertama. Karena jika tidak, buku ini hanya akan menjadi ironi besar —dan tragedi seperti itu, saudara-saudara, adalah jenis komedi yang tidak akan membuat kita tertawa. Mari kita tunggu, dan semoga doa kita tidak berakhir menjadi satire lain dalam sejarah republik ini.

Cak AT – Ahmadie Thaha

Ma’had Tadabbur al-Qur’an, 30/11/2024

Penulis: Cek&Ricek.com

Editor: Cek&Ricek.com

#politik #Prabowo undangundang
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp

Related Posts

Gaza dalam Kesaksian Jean-Pierre Filiu: Geng Abu Shabab (3/5)

Gaza dalam Kesaksian Jean-Pierre Filiu: Tak Lagi Dikenali (2/5)

Ketika Jin Bikin Gara-Gara

Gaza dalam Kesaksian Jean-Pierre Filiu: Menembus Batas (1/5)

Pilkada Gado-Gado

Kuatnya MRC Selama ini Karena Diduga Dibekingi Jokowi

Add A Comment

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Sedang Tren

Olivia Rodrigo Ajak Dunia Bergerak dan Membantu Palestina

Penyanyi Olivia Rodrigo , menyampaikan keprihatinannya yang mendalam terhadap situasi kemanusiaan yang memburuk di Palestina, khususnya Gaza.

Lisa Mariana Akui Video Pornonya Dibuat Dalam Kondisi Tidak Sadar

Juli 18, 2025

Geger Pengakuan Model Erika Carlina Hamil 9 Bulan Tanpa Suami

Juli 18, 2025

Prediksi Susunan Pemain Timnas U-23 Indonesia Vs Filipina

Juli 18, 2025

Pulkam ke Norwegia, Begini Perjuangan Alice Norin

Juli 18, 2025

Cerita Farel Prayoga Uangnya Habis Dikuras Keluarga

Juli 18, 2025

Wolverhampton Wanderers Masukkan Diogo Jota ke Dalam Hall of Fame

Juli 18, 2025

Jualannya Dihujat, Pinkan Mambo Bilang Gini

Juli 18, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.