Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • Ketahuan Selingkuh di Konser Coldplay, Segini Harta Kekayaan CEO Astronomer Andy Byron
  • Trump Gugat Taipan Media Rupert Murdoch Rp163 Triliun Gegara Berita Jeffrey Epstein
  • Ayah Sarwendah Tan Meninggal Dunia
  • Harga Emas Antam Meroket
  • Jersey Baru Lamine Yamal Laku Keras, Barca Untung Rp 189 M
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Berita»LINGKUNGAN HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP

Beternak Lalat Hitam Tentara, Solusi Tangani Sampah

April 19, 20195 Mins Read

Ceknricek.com – Memasuki Dusun Larangan, Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), ada benda unik di teras sejumlah rumah dusun warga setempat. Bagian atas dan bawah berbentuk lingkaran dengan diameter 60 cm yang terbuat dari tampah atau anyaman bambu. Sedangkan penutupnya kelambu dengan panjang 150 cm. Benda itu merupakan kandang dari lalat tentara hitam atau biasa disebut Black Soldier Fly (BSF). Nama latinnya, Hermetia Illucens. 

Dari 800 jenis lalat yang ada di muka bumi, BSF merupakan jenis paling beda. BSF adalah lalat yang tidak bersifat patogen karena tidak membawa agen penyakit.

Warga Dusun Larangan, Cilongok, Banyumas, Jateng, budidaya lalat tentara hitam di teras rumahnya. Foto : L Darmawan/Mongabay

Aksin (40) salah seorang warga setempat mengungkapkan ia baru sebulan membudidayakan BSF.

“Budidaya BSF itu tidak sulit. Kalau sudah jadi lalat, kita akan memanen telurnya. Meski baru sebulan, saya sudah bisa memanen. Harganya lumayan, Rp10.000 per 1 gram (gr). Pada panenan perdana, saya bisa mengambil telur BSF 1 gram,” jelas Aksin, seperti dikutip Mongabay, Kamis (18/4).

Aksin mengungkapkan awalnya ia agak ragu membudidayakan lalat. Maklum, selama ini lalat identik dengan yang kotor-kotor. “Sesudah mendapat sosialisasi baru tahu kalau BSF itu berbeda dengan lalat-lalat lainnya. Setelah mencoba membudidayakan, ternyata cukup mudah dan menghasilkan,” kata Aksin.

Tak hanya Aksin yang bersemangat membudidayakan BSF, tetapi juga warga lainnya. Dari 200 keluarga yang ada di Dusun Larangan, ada 23 rumah yang membudidayakan. Warga biasanya menempatkan kandang BSF di depan rumah mereka.

Warga bahkan bersepakat untuk menjadikan Dusun Larangan sebagai Kampung Laler. Dinamakan Kampung Laler, karena bahasa Jawa lalat adalah laler. Warga juga telah membentuk kelompok pembudidaya BSF yang masuk dalam wadah Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi). Selain membina warga, kelompok ini juga memiliki kandang yang dikelola oleh warga.

Pengelola kandang milik kelompok, Nasihin(40) mengatakan, warga memiliki kandang yang kecil, tetapi kelompok mempunyai kandang yang lebih besar. “Saat sekarang, saya mengelola budidaya BSF dengan kandang ukuran 2×5 meter. Di dusun ini baru ada dua kandang. Tetapi nantinya akan terus dikembangkan lagi. Apalagi kandang tidak memakan tempat. Tak perlu juga menebang pohon membuat lokasi kandang,” ungkapnya.

Kandang budidaya lalat tentara hitam di Dusun Larangan, Cilongok, Banyumas, Jateng. Foto : L Darmawan/Mongabay

Menurutnya, harga jual telur dari pembudidaya pribadi Rp10.000 per gram, begitu juga dengan kelompok yang menjualnya. Namun, kalau panen dari kandang kelompok, harga Rp10.000 akan dibagi-bagi. “Untuk kelompok, nantinya hanya menerima 50%, 30% untuk alokasi kuliah bagi warga tidak mampu dan 20% lainnya untuk mitra pembudidaya,” jelas Nasihin.

Kini tidak hanya telur saja yang dipanen, melainkan juga maggot atau larva sebelum menjadi lalat tentara dewasa. “Harga maggot yang hidup Rp7.000 per kg di tingkat pembudidaya. Sedangkan kalau diproses dengan mengeringkan atau masuk dalam oven, harga larva kering mencapai Rp10.000 hingga Rp15.000 per bungkus isi 100 gram. Kalau yang telah masuk oven, dikonsumsi pun bisa. Rasanya juga enak. Tetapi untuk yang basah, biasanya digunakan sebagai pakan ikan sebagai pengganti pelet yang mahal,” ujarnya.

Solusi Sampah

Mitra warga pembudidaya dari Nutrisi Fram, Akbar, mengungkapkan pihaknya mulai mengembangkan budidaya untuk mengembangkan ekonomi masyarakat. Bahkan sekarang satu kandang dapat menghasilkan 50 gram per hari. Kalau harga telur Rp10.000, berarti dapat menghasilkan Rp500.000. Belum lagi, larvanya. Bisa sampai 30 kg. “Jadi cukup lumayan bagi pembudidaya, ada tambahan pendapatan. Apalagi, kalau mereka membudidayakan secara pribadi di rumahnya masing-masing,” kata Akbar.

Siklus hidup BSF secara total hanya sekitar 45 hari, mulai dari telur sampai ke lalat dewasa. Seekor lalat betina biasanya menghasilkan 500-900 butir telur. Sedangkan untuk mendapatkan 1 gram telur, membutuhkan setidaknya 14-30 BSF. Untuk 1 gram telur, akan mampu menghasilkan 3-4 kg maggot atau larva. Fase paling lama adalah larva, sekitar 18 hari. Pada fase inilah, larva mengurai bahan-bahan organik.

Telur lalat tentara hitam. Foto : L Darmawan/Mongabay

Pendamping pembudidaya Muhammad Adib mengungkapkan pada masa larva BSF, manfaatnya sangat luar biasa. Sebab, larva tersebut mengurangi bahan-bahan organik. “Sudah dilakukan percobaan oleh warga Dusun Larangan, sampah-sampah organik dari rumah tangga, tidak lagi dibuang, melainkan sebagai ‘pakan’ maggot. Larva tersebut melakukan penguraian bahan-bahan organik tanpa menimbulkan bau. Inilah hebatnya, karena biasanya sampah organik menimbulkan bau. Tetapi kalau diproses oleh maggot, tidak memunculkan bau yang tak sedap,” jelas Adib.

Larva atau magggot lalat tentara hitam. Foto : L Darmawan/Mongabay

Ia membayangkan kalau setiap rumah warga di Banyumas membudidayakan BSF, tentu tidak akan kebingungan soal sampah organik. “Bahkan, berdasarkan riset yang pernah dilakukan 1 kg maggot mampu mengkonsumsi 1 kg sampah organik. Padahal, 1 kg maggot itu ukurannya tidak terlalu banyak. Namun mampu mengurai sampah 1 kg. Bahkan-bahan sampah yang terurai tersebut, tidak dibuang. Karena sudah menjadi pupuk yang dapat dipakai untuk tanaman. Pupuknya jelas organik yang sangat ramah lingkungan. Jadi budidaya BSF, tidak hanya menghasilkan pendapatan, melainkan juga sebagai salah satu solusi untuk mengatasi sampah,” katanya.

Adib mengaku telah menghubungi Pemkab Banyumas untuk mendorong warga membudidayakan BSF, sehingga dapat mengatasi persoalan sampah. “Apalagi beberapa waktu yang lalu, Banyumas sempat diributkan soal pengelolaan sampah. Nah, setelah ujicoba budidaya, ternyata maggot BSF mampu mengurai sampah organik tanpa menimbulkan bau,” ujarnya.

Kalau nantinya maggot masuk ke fase pupa atau kepompong, bisa dipanen. “Jadi, panenan larva dilakukan setelah optimal mengurai sampah organik. Larva itu sangat bisa dimanfaatkan untuk pakan ikan. Kebetulan kami juga membudidayakan sidat. Saat sekarang, pelet sidat harganya Rp25.000 per kg. Kalau nantinya bisa digantikan dengan maggot, maka akan menghemat 60% hingga 70%. Karena harga larva hanya Rp7.000 per kg. Mudah-mudahan ke depannya, segera ada teknologi pengolahan untuk memproduksi pelet pakan ikan dari bahan baku larva BSF,” jelas Adib.

Bahkan, lanjut Adib, budidaya BSF tersebut juga memiliki nilai sosialnya. Bagi dia yang juga sebagai pengelola Sekolah Kader Brilian, sebagian hasil dari budidaya BSF digunakan untuk biaya kuliah anak-anak kurang mampu.

“Sudah ada tiga anak di Sokawera yang menggunaan sumber dana dari hasil budidaya BSF. Anggaran itu diambilkan dari budidaya komunal. Kalau budidaya pribadi kan keuntungannya untuk warga pembudidaya, tetapi jika panen dari kandang komunal, maka ada pembagian hasil. Sebanyak 50% untuk Kampung Laler, 30% dipakai untuk beasiswa kuliah dan 20% bagi mitra. Dengan skema ini, ada unsur sosial yang masuk, terutama pendidikan bagi anak-anak kurang mampu,” tandasnya.

Penulis: Cek&Ricek.com

Editor: Cek&Ricek.com

#sampah lalathitam ternak
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp

Related Posts

BNPB Catat 2.286 Orang Terdampak Banjir di Depok

Banjir Landa Jabodetabek, Berikut Daftar Wilayah yang Terdampak

1.870 Rumah di Tangerang Selatan Terendam Banjir

Ratusan Warga di Cisarua Bogor Terdampak Banjir

BPBD DKI Jakarta Imbau Waspadai Cuaca Ekstrem hingga 19 Februari 2025

BMKG Prediksi Musim Hujan hingga Akhir Maret 2025

Add A Comment

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Sedang Tren

Ketahuan Selingkuh di Konser Coldplay, Segini Harta Kekayaan CEO Astronomer Andy Byron

Harta kekayaan CEO Astronomer, Andy Byron menarik diulas pada artikel ini. Andy Bryon menjadi perhatian publik usai videonya bersama kepala HRD, Kristin Cabot.

Trump Gugat Taipan Media Rupert Murdoch Rp163 Triliun Gegara Berita Jeffrey Epstein

Juli 19, 2025

Ayah Sarwendah Tan Meninggal Dunia

Juli 19, 2025

Harga Emas Antam Meroket

Juli 19, 2025

Jersey Baru Lamine Yamal Laku Keras, Barca Untung Rp 189 M

Juli 19, 2025

Kebakaran Rumah di Tebet, 4 Anak Dinyatakan Tewas

Juli 19, 2025

Umumkan Kehamilan di Luar Nikah, Ini Profil Erika Carlina

Juli 19, 2025

Ridwan Kamil dan Lisa Mariana Sepakat Tes DNA

Juli 19, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.