Akses Modal Jadi Syarat Agar Indonesia Keluar dari Jebakan Kelas Menengah | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Foto: Antara

Akses Modal Jadi Syarat Agar Indonesia Keluar dari Jebakan Kelas Menengah

Ceknricek.com -- Akses modal dinilai jadi syarat yang harus dipenuhi untuk menggapai target Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2045 senilai US$7 triliun. Dengan akses modal yang mudah, masyarakat dapat meraih modal untuk mendukung usahanya.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Rusli Abdullah menyatakan, perbankan nasional harus dirancang untuk bisa mendukung akses modal bagi masyarakat. Selama ini sendiri akses modal di Indonesia dinilainya cenderung sulit dan mahal.

“Modal yang mahal terlihat dari suku bunga kredit yang tinggi apabila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN dan rasio pinjaman terhadap pendanaan (Loan to Deposit Ratio/LDR) pebankan Indonesia yang mencapai 94 persen,” kata Rusli di Jakarta Minggu (20/10).

Akses Modal Jadi Syarat Agar Indonesia Keluar dari Jebakan Kelas Menengah
Sumber: Antara

Sulitnya akses modal di Indonesia sebenarnya terlihat dari masih tingginya kesenjangan pembiayaan untuk sektor usaha kecil dan menengah (UKM) di nusantara. Pada tahun 2017, kesenjangan pembiayaan UKM mencapai 19 persen dari produk domestik bruto (PDB). Nilai PDB Indonesia pada tahun tersebut tercatat sebesar Rp13,59 ribu triliun. Artinya kesenjangan pembiayaan untuk UKM mencapai Rp2,58 ribu triliun.

Rusli berpendapat, salah satu cara untuk mempermudah akses modal tak lain dengan menambah jumlahnya. Untuk menambah modal guna bisa dinikmati masyarakat, pemerintah bisa menarik modal orang Indonesia yang disimpan di luar negeri untuk dibawa ke Indonesia. "Modal yang ditarik masuk ke dalam negeri itu dapat diputar di dalam perekonomian Indonesia," ucapnya.

Dengan lancarnya modal, harapannya pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi dan merata. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi diperlukan untuk mencapai pendapatan per kapita yang masuk pada klasifikasi negara maju. “Sementara pemerataan diperlukan agar pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut bisa dirasakan oleh semua lapisan masyarakat," kata Rusli menambahkan.

Meneggenjot Teknologi

Pengamat ekonomi Hisar Sirait menyatakan, untuk lepas dari jebakan kelas menengah, Indonesia perlu menggenjot teknologi. Di samping memang Indonesia harus memiliki ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berada di level pekerja terlatih.

“Aspek yang harus dibenahi pada periode kedua Presiden Jokowi yakni memiliki sumber daya manusia yang tidak lagi di level semi-skill labor, namun harus naik ke level skilled labor," ujar Hisar yang juga menjabat sebagai Rektor Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie, Minggu (20/10), seperti dilansir Antara.

Untuk itu, pemerintah mesti memastikan semua pelaku ekonomi dan lapisan masyarakat bisa mengakses ketersediaan teknologi. Di sinilah peran pemerintah untuk bagaimana aliran masuk daripada teknologi menjadi bagian prioritas pemerintah.

Pembangunan infrastruktur menjadi prasyarat lain agar Indonesia bisa keluar dari jebakan kelas menengah. Selain menunjang kegiatan ekonomi, infrastruktur disebutnya harus mendukung aktivitas-aktivitas lainnya yakni jasa pariwisata.

Akses Modal Jadi Syarat Agar Indonesia Keluar dari Jebakan Kelas Menengah
Sumber: Antara

Baca Juga: Obligasi Rp9 Triliun Topang Pembiayaan Rumah SMF Tahun Depan

Infrastruktur sekarang yang sedang dibangun dan terus akan dilanjutkan tidak hanya cukup untuk bisa memperpendek jarak titik produksi ke titik konsumsi, namun juga harus dimanfaatkan untuk menciptakan aktivitas-aktivitas tambahan di sektor produksi yakni jasa, terutama jasa pariwisata.

Dalam pelantikannya, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo memang berkeinginan agar PDB Indonesia pada tahun 2045 dapat mencapai US$7 triliun. Presiden Jokowi mengatakan bahwa pemerintah sudah menghitung-hitung, sudah mengkalkulasi, dan menyatakan bahwa target tersebut sangat masuk akal dan sangat memungkinkan untuk dicapai.

"Pada 2045, Indonesia sudah masuk 5 besar ekonomi dunia dengan kemiskinan mendekati nol persen. Kita harus menuju ke sana," tegasnya.

Keinginan tersebut sesuai catatan dalam Visi Indonesia 2045, dimana pemerintah menargetkan menjadi negara kelima terbesar dunia, di bawah China, Amerika Serikat, India, dan Jepang. PDB ditargetkan bisa menembus US$7,3 triliun. Sementara itu, pendapatan per kapita tiap tahunnya diharapkan bisa menyentuh US$25 ribu.

BACA JUGA: Cek BREAKING NEWS, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait