Carcassone dan Prancis yang Menjanjikan | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day

Carcassone dan Prancis yang Menjanjikan

Catatan Perjalanan Asro Kamal Rokan

Ceknricek.com - BENTENG CARCASSONNE (Château et remparts de Carcassonne) berdiri megah. Berjarak sekitar 90 km dari kota Toulose, Prancis Selatan, Carcassonne seluas 2,5 km, berbentuk segi empat, dan memiliki 53 menara pengawas. Tembok berlapis dua, terlihat sangat kokoh dan tebal. Ini mengingatkan abad pertengahan.

Carcassonne — benteng terbesar di Eropa — berada di atas bukit, jantung segitiga Toulouse-Montpellier-Bercelona. Saya di sini, 25 September 2013, menyusuri setiap ruang di dalam benteng, melihat Museum dan Basilika Saint-Nazaire, naik mendekati menara. Benteng ini memiliki dua pintu gerbang yang dibatasi parit. Di luar bagian depan, cafe-cafe, kios souvenir, rumah-rumah kuno, dan hotel, dan jalan-jalan sempit, memberi kesan eksotik. 

Dari buklet wisata, kastil ini didirikan Suku Kelt sekitar 500-an SM. Ketika Romawi menaklukan Galia pada 100-an SM, mereka membangun benteng yang lebih baru dan kuat. Sebagian benteng itu menjadi bagian dari kastil ini. Pada 453 M, suku Visigoth menaklukan Carcassonne dan memperkuatnya. 

Ketika pasukan Bani Umayyah menguasai Semenjung Iberia (Spanyol, Portugal) dan mengalahkan Visigoth yang dipimpin Raja Roderikus, pada 711 M, mereka juga melebarkan sayap ke Prancis Selatan, menguasi kota Toulouse, Perpignan, Narbonne, termasuk Carcassonne. Dinasti Umayyah juga menguasai Pulau Corsica, Sicilia, dan Sardinia di Italia. Di Carcassonne, pasukan Umayyah berkuasa sekitar 48 tahun. Raja suku Franka, Pippin, merebutnya kembali pada 759 M.

Di Toulouse, pemerintahan Bani Umayyah — semasa Khalifah Umar bin Abdul Aziz —menempatkan pasukan di sekitar Pegunungan Pirenia dan Prancis Selatan. Pasukan infanteri, beberapa penunggang kuda, yang dipimpin As-Samh ibn Malik al-Khawlani, mengepung kota Toulouse dan kota Aquitaine. 

Dalam pertempuran Toulouse (721), tentara Kristen Aquitanian yang dipimpin Duke Odo dari Aquitaine dan dibantu Raja Prancis, Charles Martel, As-Samh tewas. Dia digantikan Abdul Rahman al-Ghafiqi. Pasukan Abdul Rahman bergerak pula ke kota Bordeaux, Poitiers, dan Tours. Namun, Abdul Rahman tertangkap pasukan Charles Martel, sehingga pasukannya kembali ke Andalusia (Spanyol).

Terbesar di Eropa

Islam masuk ke Prancis melalui Spanyol, menguasai kota Toulouse, Perpignan, Narbonne, dan Carcassonne. Dalam perjalanan waktu, agama ini terus berkembang. Saat Prancis menguasai beberapa negara di Afrika pada abad ke-17, tentara lokal antara lain dari Maroko, Aljazair, dan Tunisia, ikut masuk ke Prancis. Kisah tentang Muhammad Rasulullah menjadi tidak asing, bahkan di kalangan anak-anak di Corsica, tempat kelahiran Napoleon Bonaparte, pendiri Empirium Perancis.

Dalam buku berjudul Bonaparte et L’Islam, yang ditulis Christian Cherfils setebal 279 halaman, terbitan Alcazar (2005), Napoleon mengatakan, “Musa menerangkan adanya Tuhan kepada bangsanya, Yesus kepada dunia Romawi, dan Muhammad ke seluruh dunia... Muhammad mengatakan, tidak ada tuhan selain Allah yang tidak berbapa, tidak beranak. Dalam beberapa tahun, kaum Muslimin menguasai separoh bola dunia. Muhammad memang seorang manusia besar...”

Saat ini, Islam merupakan agama kedua terbesar setelah Kristen. Jumlahnya sekitar 7 juta jiwa. Sensus Departemen Dalam Negeri, 2015, menyebutkan, setiap tahun rata-rata 4.000 warga Prancis memeluk Islam. Dipekirakan hingga saat ini, sekitar 70 ribu orang pindah ke Islam. Hasil penelitian kelompok think-tank antaragama, Faith Matter, 2012, menyebutkan, jumlah yang masuk Islam bisa mencappai 100 ribu orang, dengan rata-rata sekitar 5.000 orang setiap tahun.

Perkembangan lain menyebutkan, jumlah orang Prancis naik haji dan umroh setiap tahunnya meningkat. Menurut studi Dr Leila Seurat dan Dr Jihan Safar dalam konferensi Cercle des Amis de la Culture Franaise" (CACF) di Jeddah, Mei 2018, peningkatan dari 20 ribu orang pada 2016-2017 menjadi 26 ribu orang pada 2018. 

“Suatu angka yang berlipat ganda dalam sepuluh tahun terakhir," kata Dr Leila Seurat seperti dilansir Saudi Gazette, Rabu (9/5). Menurut Jihan Safar, pasar haji di Perancis mengalami transformasi. Saat agen perjalanan haji tumbuh menjamur.

Fakta lain menunjukan, jumlah masjid saat ini mencapai 2.200. Jumlah ini, menurut mantan Presiden Dewan Muslim Prancis Dalil Boubakeur, sebenarnya belum memadai. “Kami menginginkan lebih banyak lagi. Saat ini terdapat banyak ruang shalat, masjid yang belum selesai dibangun,” kata Boubakeur, seperti dikutip jaringan televisi France 24, Rabu (14 Maret 2018).

Salah satu masjid yang menjadi kebanggan muslim Prancis adalah Grande Mosque de Paris (Masjid Agung Paris), yang diresmikan Presiden Gaston Doumergue pada 15 Juli 1926. Masjid seluas satu hektare yang berlokasi di 2bis Place du Puits de l'Ermite, 75005 Paris, ini dibangun pemerintah Prancis sebagai tanda terima kasih kepada umat Islam Prancis yang turut berperang membela Prancis pada Perang Dunia I.

Meski populasi Islam terus meningkat, namun umat Islam mengalami intimidasi dan serangan rasis. Menurut Lembaga Nasional Pengawas Gerakan Anti Islam Prancis, 2011, jumlah serangan terhadap umat Islam meningkat 34 persen dibanding periode sebelumnya. Ini antara lain pasca serangan 9 September di New York dan isu terorisme.

Problem utama umat Islam Prancis — seperti juga di negara lain — adalah tuduhan kekerasan, radikal, dan terorisme. Menurut mantan Presiden Dewan Muslim Prancis Dalil Boubakeur, serangan teroris di Perancis maupun negara Eropa lainnya, menimbulkan kebencian terhadap muslim.

Berbagai upaya dilakukan muslim Prancis untuk menjelaskan Islam damai dan toleran. Satu di antaranya Gibran Hasnoui. Pemuda Prancis ini membuat film-film pendek tentang wajah Islam yang damai dan anti kekerasan. Gibran juga menggagas festival film Islam memperebutkan Mokhtar Award. Festival film-film pendek tentang Islam berskala internasional ini berhadiah Rp 160 juta.

Hingga saat ini, Prancis belum mencabut larangan jilbab di sekolah-sekolah negeri sejak 2004. Soal jilbab, perdebatan terus berlangsung. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, debat tentang jilbab adalah bagian dari pertempuran yang tengah berlangsung melawan penindasan pada perempuan.

"Melarang jilbab bagi Muslim di tempat umum akan menjadi kontraproduktif. Negara Prancis adalah sekuler, tapi masyarakat Prancis tidak. Perempuan Muslim harus diizinkan memakai apa yang mereka inginkan," ujarnya dikutip Express, Selasa (17/4). Macron tidak mempersoalkan pemakaian jilbab di tempat umum.

BENTENG Carcassone berdiri kokoh. Bani Umayyah pernah berkuasa di Carcassone dan berbagai wilayah Prancis selatan. Kini, Islam berkembang di Prancis, berjuang untuk melawan gerakan terorisme yang mengatasnamakan Islam, namun justru sangat merugikan Islam yang damai, toleran, dan rahmat sekalian alam. 

Prancis sungguh menjanjikan. Dan, saya meningglkan Carcassonne menuju Toulouse, yang dikenal sebagai kota batu merah dan pusat pembuatan pesawat terbang Airbus. Toulouse damai dan menyenangkan ...



Berita Terkait