Didukung Sentimen Positif, Rupiah dan IHSG Berpotensi Menguat di Awal Pekan | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Sumber: Antara

Didukung Sentimen Positif, Rupiah dan IHSG Berpotensi Menguat di Awal Pekan

Ceknricek.com -- Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat di perdagangan awal pekan ini. Begitu pula dengan Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) yang awal pekan berpotensi melanjutkan penguatan didukung sentimen positif dari domestik dan global.

Seperti dipantau dari Bloomberg, pada pembukaan perdagangan Senin (13/1) rupiah dibuka di level Rp13.744 per dolar AS, menguat dari level penutupan akhir pekan lalu sebesar Rp13.711 per dolar AS. Hingga pukul 10:00 WIB, rupiah semakin perkasa di level Ro13.679 atau menguat 0,67 persen dari penutupan sebelumnya.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pada Senin (13/1) juga mengalami penguatan di Rp13.708, menguat dari sehari sebelumnya di Rp13.812. Rupiah menguat bersama mayoritas mata uang Asia lainnya.

Won Korea menguat 0,47 persen, rupee India menguat 0,28 persen, dolar Taiwan menguat 0,33 persen, ringgit Malaysia menguat 0,24 persen, yuan China menguat 0,18 persen, dan peso Filipina menguat 0,13 persen. Sementara itu, dolar Singapura dan dolar Hong Kong masing-masing menguat 0,03 persen dan 0,01 persen.

Sementara itu, IHSG dibuka menguat 12,97 poin atau 0,21 persen ke posisi 6.287,91. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 3,57 poin atau 0,35 persen menjadi 1.021,59.

Sumber: Antara

Bursa saham regional Asia siang ini antara lain indeks Hang Seng menguat 81,76 poin atau 0,29 persen ke 28.719,96 dan indeks Straits Times menguat 3,2 poin atau 0,1 persen ke posisi 3.259,15. Sedangkan bursa saham Jepang libur.

Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah seperti dikutip Antara mengatakan optimisme pasar menguat seiring banyaknya sentimen positif baik dari eksternal maupun internal. Dari AS, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan kesepakatan dagang tahap pertama dengan China akan ditandatangani setelah 15 Januari 2020.

Sementara harga minyak mentah turun tajam pada akhir minggu lalu, bahkan tembus di bawah level 60 dolar AS per barel untuk jenis WTI. Penurunan harga minyak ini disinyalir karena menurunnya tensi konflik antara AS-Iran.

Baca Juga: Statistik Tenaga Kerja AS Buat Harga Emas Rebound

Dari domestik, Bank Indonesia menyampaikan mengenai aliran modal masuk instrumen portofolio hingga 9 Januari 2020 mencapai Rp10,1 triliun. Jumlah aliran modal tersebut terdiri dari Rp10 triliun masuk ke Surat Berharga Negara atau SBN dan sisanya ke pasar saham.

Aliran modal yang masuk karena pasar percaya prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Demikian dengan imbal hasil portofolio Indonesia cukup menarik jika dibandingkan negara lain.

Atraktifnya imbal hasil Indonesia terlihat dari premi risiko investasi yang semakin rendah. Credit Default Swap (CDS) tetap rendah yakni 60,13 basis poin. Aliran modal berimbas pada rupiah yang mengalami apresiasi.

BACA JUGA: Cek EKONOMI & BISNIS, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini



Berita Terkait