Fakta-fakta  Jahatnya Varian Delta | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Sumber: Istimewa

Fakta-fakta  Jahatnya Varian Delta

Ceknricek.com-- Kemunculan berbagai varian Delta (B1617.2) disebut menjadi salah satu faktor dari lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi di Indonesia. Selain lebih menular, juga mulai banyak menjangkiti usia muda.

Varian Delta atau B1617.2 pertama kali ditemukan di India dan menjadi penyebab meledaknya kasus di negara tersebut. Tingkat penularan varian delta tersebut lebih tinggi dibandingkan varian asli virus Corona.

Beberapa fakta soal varian Delta yang kini mulai mendominasi di sebagian daerah di Indonesia terangkum sebagai berikut.

1.Lebih menular

Varian Delta ini terbukti bisa meningkatkan risiko penularan dibandingkan varian aslinya. Pada Juni 2021 dilaporkan terdapat lebih dari 42 ribu kasus varian Delta, atau naik 70 persen atau naik 29 ribu kasus dalam waktu sepekan.

"Juga, Public Health England (PHE) melaporkan bahwa varian Delta ternyata 60 persen lebih mudah menular daripada varian Alfa. Juga waktu penggandaannya (doubling time) berkisar antara 4,5 sampai 11,5 hari," jelas Mantan Direktur WHO SEARO, Prof Tjandra Yoga Aditama kepada wartawan, Kamis (17/6/21).

2.Tingkat Keparahan Penyakit

Meski varian Delta ini belum terkonfirmasi bisa membuat infeksi lebih berat maupun lebih mematikan, muncul laporan adanya peningkatan kasus rawat inap yang disebabkan varian ini.

3. Reinfeksi

Selain itu, dalam pemaparannya Prof Tjandra juga menyinggung soal dampak varian Delta terhadap kemungkinan reinfeksi atau terinfeksi ulang pasca sembuh. Ia mengatakan ada laporan bahwa pada varian Delta, terjadi penurunan aktivitas netralisasi yang berkaitan dengan risiko reinfeksi.

4.Diagnosis

Sejauh ini, belum ada laporan ilmiah yang sahih soal dampak varian Delta terhadap hasil pemeriksaan COVID-19, baik dengan PCR dan atau rapid antigen.

5.Kebal terhadap vaksin?

Prof Tjandra mengungkapkan laporan awal dari Inggris menunjukkan ada sedikit penurunan efektivitas vaksin Pfizer dan AstraZeneca-Vaxzevria terhadap varian Delta, dibandingkan dengan varian Alpha.

Selain itu, dari penelitian lain di jurnal internasional Lancet menemukan adanya penurunan netralisasi pada varian Delta yang diberi vaksin Pfizer. Penurunan netralisasi itu lebih tinggi dibandingkan pada varian Alpha dan Beta.

"Dari berbagai data yang ada maka secara umum pemberian vaksin Pfizer dan AstraZeneca dua dosis masih dapat melindungi terhadap varian Delta, tetapi memang harus dua kali dan jangan hanya satu kali," pungkasnya.


Editor: Ariful Hakim


Berita Terkait