Jejak Rekam Eksistesi Perempuan di Arena Olahraga | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Foto : Roadtrips

Jejak Rekam Eksistesi Perempuan di Arena Olahraga

Ceknricek.com -- Kaum perempuan kini mendapat tempat istimewa di pentas olahraga. Keleluasaan itu setidaknya terekam dalam FIFA Women’s World Cup 2019 digelar di Prancis mulai 7 Juni-7 Juli 2019. 

Dulu, perempuan tidak diperbolehkan ikut serta dalam pertandingan olahraga. Mereka mulai merambat ke arena olahraga sekitar abad ke-19. Saat itu, para perempuan dalam kelas sosial menengah ke atas terjun dalam olahraga menunggang kuda, memanah, golf, tenis, bermain ski, dan skating.

Pada 1567, Mary Queen of Scotrs dikatakan sebagai wanita pertama yang bermain golf di Skotlandia. Ia "menghina" negara ketika bermain golf beberapa hari setelah pembunuhan suaminya, Lord Darnley.

Foto : National Library Of Scotland

Dilansir dari laman website juntendo.ac.jp, atlet perempuan pertama kali berpartisipasi dalam Olympic Games--merupakan Olimpiade kedua--pada tahun 1900. Sementara pada Olimpiade pertama, hanya warga negara Yunani pria yang bebas diizinkan berpartisipasi dalam arena tersebut.

Berdasarkan data IOC (International Olympic Committee), hanya 12 atlet perempuan yang berpartisipasi dalam Olympics Games kedua dari 1.066 atlet yang berasal dari 19 negara. Mereka berkompetisi hanya dalam dua cabang pertandingan, golf dan tenis.

Pada St. Louis Olympics ketiga, panahan merupakan satu-satunya cabang olahraga bagi para perempuan. Dalam London Olympics keempat, panahan,figure skating, dan tenis menjadi cabang olahraga yang bisa diikuti oleh para perempuan. Sementara diving, renang, dan  tenis masuk dalam kategori perlombaan di Stockholm Olympics kelima.

Keputusan apakah perempuan dapat berpartisipasi dalam perlombaan atau tidak, tergantung pada para pria yang menjalankan Olimpiade. Peristiwa yang oleh para pria dianggap sebagai “olahraga feminin” diakui sebagai kegiatan olahraga perempuan.

Olahraga Perempuan di Konferensi Internasional

Ada peningkatan ketertarikan olahraga perempuan di dunia, khususnya di Kanada, Australia, dan Amerika Serikat. Pergerakan ini bisa dilihat melalui konferensi internasional tentang perempuan dan olahraga. Konferensi pertama diadakan di Brighton, UK pada 1994, berbarengan dengan berdirinya International Working Group on Women and Sport (IWG). Ini adalah badan independen dari organisasi pemerintah dan non-pemerintah utama yang bertujuan untuk memberdayakan perempuan dan meningkatkan peran mereka dalam olahraga. IWG menyelenggarakan konferensi internasional perempuan dan olahraga setiap 4 tahun.

Foto : The Irish Times

Pada tahun yang sama, International Olympic Committee (IOC) juga mengatur sebuah konferensi internasional tentang perempuan dan olahraga setiap 4 tahun untuk Olimpiade musim panas.

Olahraga dan Perempuan Saat Ini

Para perempuan yang berolahraga memiliki tingkat kepercayaan dan penghargaan diri lebih tinggi, dengan risiko depresi yang lebih rendah. Sejak usia dini hingga dewasa, perempuan yang berolahraga memiliki sebuah gambaran diri positif dan tingkat pengalaman lebih tinggi secara psikologis dibandingkan dengan perempuan yang tidak berolahraga.

Foto : Team USA

Olahraga juga menyegarkan tubuh dan pikiran serta membantu mengatur gaya hidup yang sehat. Olahraga meningkatkan kemanjuran diri dan bisa dijadikan sebagai metode komunikasi yang efektif.

Belakangan, ada banyak perempuan yang juga memiliki kemampuan luar biasa dalam permainan sepak bola dan baseball, olahraga yang selama ini dianggap sebagai olahraga para pria. Sejumlah negara juga mengizinkan para perempuan terbaiknya untuk turut serta dalam perlombaan olahraga, termasuk Arab Saudi.



Berita Terkait