Kepastian Akhir Sengketa Pilpres Menuai Investasi Langsung dari Inggris   | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Foto : Antara

Kepastian Akhir Sengketa Pilpres Menuai Investasi Langsung dari Inggris  

Ceknricek.com -- Investor dari Inggris menyambut baik lahirnya kepastian dari akhir sengketa Pemilihan Presiden 2019. Reaksi itu mengindikasikan kepercayaan bahwa sistem demokrasi Indonesia berjalan baik dan pemerintah mampu konsisten menjaga iklim ekonomi yang ramah terhadap dunia usaha.

Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, melalui telekonferensi video dari London, Inggris, usai Indonesia Infrastructure Investment Forum (IIIF) 2019, Rabu (3/7).

"Kepastian hasil Pemilu itu sangat membantu kepastian investasi di indonesia dan membawa optimisme. Dari diskusi kemarin ada permintaan kepada pemerintah untuk melanjutkan upaya kemudahan perizinan, percepatan realisasi proyek dan lainnya," kata Bambang.

IIIF di London, menjadi sarana penyebaran informasi mengenai peluang investasi langsung bagi penanam modal asing di proyek infrastruktur Indonesia dalam lima tahun ke depan hingga 2024. Selama masa itu Indonesia membutuhkan investasi di infrastruktur senilai US$440 miliar atau setara Rp5.300 triliun.

Foto : Antara

Dari jumlah kebutuhan investasi sebesar itu, pemerintah tidak bisa hanya mengandalkan APBN. Maka dari itu, pemerintah lebih banyak menghimpun pendanaan dari swasta dan BUMN melalui berbagai skema seperti Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan Pembiayaan Investasi Non-Anggaran Pemerintah (PINA).

Dalam IIIF, Indonesia diwakili Bambang, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Kepala BKPM Thomas Lembong. Di IIIF itu terdapat sesi konferensi dan pertemuan bilateral dengan para investor juga pertemuan terbatas dengan jajaran pemangku kepentingan di Inggris dan Eropa.

Menurut Bambang, investor di Inggris kini tidak lagi "wait and see" setelah keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi terkait sengketa Pilpres yang menguatkan kemenangan pemerintah saat ini untuk melanjutkan otoritas ke periode berikutnya. Mereka meminta pemerintah membenahi beberapa aspek penting yakni meningkatkan kemudahan perizinan, kepastian hukum, kepastian pengadaan tanah dan komitmen BUMN untuk mau bekerja sama dengan investor luar. "Itu adalah isu-isu yang mengemuka dalam pertemuan investasi kemarin," ujarnya.

Dari IIIF yang masih berlangsung itu, setidaknya pemerintah hingga saat ini mampu meraup dua komitmen investasi. Yakni, proyek satelit multifungsi binaan Kementerian Komunikasi dan Infromatika senilai Rp6,4 triliun, dan proyek penyimpanan Bahan Bakar Minyak senilai Rp5 triliun.

Total dalam IIIF 2019, pemerintah Indonesia menawarkan 83 proyek berskema KPBU dengan total nilai 40 miliar dolar AS dan juga 30 proyek PINA dengan nilai US$50 miliar. IIIF digelar pada 1-2 Juli 2019 di London, Inggris, dan berlanjut pada 4 Juli 2019 di Paris, Prancis.



Berita Terkait