Ketidakadilan yang Terang Benderang dan Kian Terasa | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Ilustrasi: Kerumunan warga menyambut Presiden Jokowi yang mengadakan kunjungan kerja ke Sumba, 23 Februari. 

Ketidakadilan yang Terang Benderang dan Kian Terasa

Ceknricek.com -- Kita sering dikelabui oleh ungkapan, "Setiap orang diperlakukan sama di depan hukum". Apanya yang sama.? Yang berikut ini juga tidak seluruhnya benar, "Pengadilan adalah tempat untuk mencari dan menegakkan kebenaran serta keadilan". Mereka ini sering disebut sebagai "penegak hukum": polisi, jaksa, hakim, pengacara. Nyatanya? Sebagian dari mereka apa bukan "perusak hukum"? Pencetak ketidakadilan?

Sekedar contoh: Habib Rizieq Shihab oleh polisi ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka kasus kerumunan di Petamburan, Desember 2020, sewaktu mengawinkan putrinya. Dia juga dicegah bepergian ke luar negeri. "Itu [pencekalan] agak berlebihan dari pandangan kami," kata Wakil Sekretaris Umum FPI Aziz Yanuar kepada CNNIndonesia.com, 11 Desember 2020.

Presiden Jokowi Selasa, 23 Februari 2021, disambut oleh lautan warga saat kunjungan kerja ke Sumba, untuk meresmikan Food Estate di Kabupaten Sumba Tengah. Ribuan masyarakat memenuhi jalan yang akan dilewati Presiden Jokowi. Di Kota Tambolaka, masyarakat sangat antusias bahkan berebut ingin menyalami Jokowi. Sebagian dari mereka mendapatkan bingkisan yang dilemparkan Presiden Jokowi dari dalam mobil kepresidenan.

Terhadap kejadian tersebut, ramai-ramai netizen berkomentar. Misalnya Muhammad Rifai, "Halo bapak.. bikin kerumunan.. kenain sanksi dong.." Andriansyah bilang, "Habib Rizieq vs Jokowi = beda.?" Kita tunggu, mau dan beranikah polisi menahan dan menetapkan Jokowi sebagai tersangka kasus kerumunan.?

Pentingnya penegakan hukum secara adil dianut semua negara di dunia. Misalnya AS. “The true administration of justice is the firmest pillar of good government.”
Kalimat itu terpampang di Gedung Pengadilan New York. Ungkapan itu adalah salah satu tulisan yang diambil dari isi surat salah seorang founding fathers bangsa Amerika Serikat (AS), George Washington, kepada Jaksa Agung Pertama AS, Edward Randolph, pada tahun 1789.

"Penegakan keadilan secara benar adalah pilar terkuat dari pemerintahan yang baik", agaknya menjadi salah satu faktor yang membuat AS negara adidaya. Contoh kejadian yang menggambarkan integritas para aparat penegak hukum di AS dapat dilihat sebagai berikut: FBI melakukan investigasi atas kecurangan terhadap pemilu AS pada 2016.

Investigasi ini mengakibatkan dicopotnya James Comey sebagai Direktur FBI oleh Presiden Donald Trump. Namun yang mengejutkan adalah pengganti Comey, Robert Muller, malah meneruskan investigasi itu sekaligus menambahkan dakwaan baru terkait penggelapan pajak yang dilakukan oleh Donald Trump.

Allah berfirman, "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kamu kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemunkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." (QS An-Nahl: 90).

Suatu ketika, seorang perempuan dari Bani Makzhum tertangkap basah sedang mencuri. Mengetahui kejadian itu, para tokoh kabilah tersebut bersepakat akan membela si pencuri. Mereka merasa, kehormatan suku sedang dipertaruhkan. Bani Makzhum termasuk dalam tiga kabilah yang paling kaya dan disegani di seluruh Makkah. Mereka minta Usamah bin Zaid menyampaikan hal itu kepada Rasulullah SAW.

Baginda Nabi bersabda, "Sesungguhnya kebinasaan orang sebelum kalian adalah akibat mereka tidak mau menindak tegas kalangan terhormat di antara mereka yang mencuri, tetapi langsung menghukum orang lemah yang mencuri." Beliau meneruskan, "Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di dalam genggaman-Nya, seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri, pasti akan kupotong tangannya!”

Maka, mengertilah Usamah bin Zaid dan para tokoh Bani Makzhum. Tidak ada keringanan hukuman hanya karena pelaku pencurian berasal dari kalangan tersohor. Begitulah Rasulullah SAW telah memberi teladan bagaimana bertindak adil. Setelah itu, perempuan pencuri tadi dihukum sebagaimana mestinya.

Contoh lain: Januari 2020, Polrestabes Surabaya menangkap pemilik akun Facebook bernama Zikria Dzatil dan membawanya ke Surabaya. Dia, yang ditangkap di rumahnya di Bogor, Jawa Barat, diduga menghina Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Melihat gerak cepat polisi menangkap penghina Risma, netizen di jagad Twitter ramai membicarakannya.

Mereka mengaitkan penangkapan tersebut dengan Ade Armando, pelaku penghinaan terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, yang hingga kini tidak tersentuh hukum. "Pemilik akun Facebook penghina Wali Kota Risma ditangkap. Penghina Anies bebas," ujar akun @Syuhada8. "Keadilan versi cebong... Ambyar," samber pemilik akun bangjun.



Berita Terkait