Lebih Banyak Mudaratnya, Pilih-Pilih Vaksin Malah Berpotensi Mencelakai Diri Sendiri | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Foto: Ashar/Ceknricek.com

Lebih Banyak Mudaratnya, Pilih-Pilih Vaksin Malah Berpotensi Mencelakai Diri Sendiri

Ceknricek.com -- Seiring dalam menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity, pemerintah terus mendatangkan pasokan vaksin ke Indonesia. Jenis-jenis vaksin pun juga kian beragam.

Satgas Covid-19 mencatat hingga Agustus 2021, terdapat setidaknya 5 jenis vaksin Covid-19 yang sudah tiba di Indonesia, yakni Sinovac, AstraZeneca, Moderna, Pfizer, dan Sinopharm (untuk vaksinasi Gotong Royong).

Hal inilah kemudian yang membuat golongan masyarakat  untuk memilih jenis vaksin berdasarkan merek tertentu, yang kemudian menyebabkan mereka menunda untuk menerima vaksin.

Ada banyak segudang alasan yang dikemukakan oleh kelompok yang masih memilah-milih vaksin, di antaranya mulai dari menghindari Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) hingga alasan ingin mendapatkan vaksin dengan efikasi yang paling tinggi.

Kendati demikian, Kementerian Kesehatan pun berulang kali mengingatkan masyarakat untuk tidak memilih-milih jenis hingga menunda vaksinasi, karena hal tersebut malah berpotensi mencelakai diri sendiri serta lingkungannya.

"Mana sih vaksin yang paling bagus? Ada Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna. Ternyata semua vaksin tadi masih efektif dalam menurunkan risiko kena Covid-19 bergejala berat termasuk kematian akibat Covid-19. Oleh karena itu gak perlu pilih- pilih vaksin, karena vaksin paling baik adalah vaksin yang tersedia saat ini," kata vaksinolog, dr. Dirga Rambe, dikutip dari Antara, Rabu, (1/9/21).

Selain menjadi penghalang dalam mencapai tujuan Pemerintah baik secara nasional maupun regional, kelompok masyarakat yang memilih- milih vaksin, menurut dia juga berpotensi tida memiliki proteksi dari dalam tubuh jika terpapar Covid-19.

“Lebih parahnya lagi, masyarakat yang belum menerima vaksin itu bisa menyebarkan virus SARS-CoV-2 ke anggota keluarganya yang lainnya dan tentu berbahaya jika penyebaran itu terjadi di tengah lingkungan yang juga tidak terproteksi oleh vaksin,” imbuhnya.

Selain itu, menurutnya masyarakat yang memilih vaksin juga membuat pemberian vaksin kepada kelompok prioritas menjadi terganggu. Kelompok prioritas yang dimaksud seperti para tenaga kesehatan, ibu hamil, anak-anak, penderita autoimun, hingga pemilik komorbid berat.

“Jika produk yang seharusnya diberikan kepada para kelompok prioritas terganggu, tentu capaian pemberian vaksin tidak dapat optimal dan tidak bisa memenuhi tujuan utamanya yaitu memberikan perlindungan yang layak bagi semua masyarakat secara adil,” papar Dirga.

Diketahui jumlah target vaksinasi vaksinasi di Indonesia sebanyak 208.2657.720 jiwa. Dari total sasaran itu per hari Rabu, (1/9/21) vaksinasi tahap pertama telah mencapai 63.944.955 jiwa. Sementara itu total vaksinasi tahap kedua telah mencapai 36.343.220 orang, dan total vaksinasi tahap ketiga mencapai 648.704 jiwa.



Berita Terkait