Lima Rumah Ambruk Akibat Pergerakan Tanah di Sumatera Barat | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Foto: Antaranews.com

Lima Rumah Ambruk Akibat Pergerakan Tanah di Sumatera Barat

Ceknricek.com -- Sebanyak lima dari enam rumah ambruk dan tak bisa dihuni lagi akibat pergerakan tanah di Kenagarian Koto Alam, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Menurut Wali Nagari Koto Alam Abdul Malik, rumah yang ambruk terdiri atas dua rumah permanen dan tiga rumah semi permanen. 

"Lima rumah itu telah amblas, turun ke bawah. Yang sebelumnya hanya retak besar dan belum turun, sekarang sudah turun dan membuat bangunan itu bergeser," katanya di Koto Alam, Senin (17/12) dilansir dari Antara. 

Abdul mengatakan bahwa penyebab pasti pergerakan tanah di Nagarinya belum diketahui pasti, namun ada dugaan hujan dengan intensitas tinggi merupakan pemicunya. 

"Akibatnya rumah tidak dapat dihuni lagi, jika tanah terus bergerak akan membuat rumah benar-benar hancur, jadi berbahaya jika ditinggali," Abdul Malik menambahkan. 

Menurutnya, pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota hingga saat ini telah menyalurkan bantuan untuk warga yang terdampak pergerakan tanah. Ia pun mengusulkan untuk merelokasi warga yang rumahnya terdampak pergerakan tanah ke area yang lain. 

"Selain itu lokasinya memang berada di tepi jalan lintas, jadi semakin parah karena banyaknya kendaraan yang lewat," katanya. 

Sumber: SindoNews

Baca Juga: Ratusan Keluarga Terdampak Abrasi di Pantai Karawang akan Direlokasi ke Rusun

Warga yang rumahnya ambruk pun sudah mengungsi ke rumah sanak keluarga mereka. Pemerintah Nagari juga telah membangun posko pengungsian dan menggalang bantuan. 

Menurut warga Jorong Polong Dua, Ilham Uwo, pergerakan tanah di Jorong Batu Hampa dan Jorong Simpang Tiga juga telah membuat daerah pemukimannya terancam. Warga Jorong Polong Dua khawatir kena dampak longsoran tanah dari Jorong Batu Hampa.

"Retakan tanah ini kurang lebih sepanjang 300 meter. Selain aktivitas pertambangan yang menggunakan bahan peledak, juga diperparah intensitas hujan yang tinggi," kata warga berusia 45 tahun itu. 

Sementara itu, Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan mengatakan Pemerintah Kabupaten akan melakukan pendataan dan kajian mendalam mengenai pergerakan tanah yang terjadi di Kenagarian Koto Alam. 

"Kami juga akan menyiapkan program antisipasi," katanya. 

Pemerintah Kabupaten juga berencana mengevaluasi izin pertambangan serta penggunaan teknologi dalam pengoperasian pertambangan karena ada kemungkinan pergerakan tanah dipicu oleh kegiatan pertambangan. 

"Sekarang ada 13 perusahaan tambang yang memiliki Izin Usaha Pertambangan dan sebagian sudah beroperasi. Sedangkan sebagiannya akan beroperasi," kata Wakil Bupati.

BACA JUGA: Cek Berita AKTIVITAS PRESIDEN, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.


Editor: Thomas Rizal


Berita Terkait