Ma'ruf Amin Akan Warnai Demokrasi di Indonesia | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Foto: Ashar/Ceknricek.com

Ma'ruf Amin Akan Warnai Demokrasi di Indonesia

Ceknricek.com -- Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta, Ahmad Suaedy menjawab kekhawatiran sejumlah orang bahwa wakil presiden terpilih, KH Ma’ruf Amin, tidak memiliki keberpihakan kepada minoritas. Hal itu tertuang dalam bukunya Jokowi Periode Kedua: Agenda dan Harapan.

Ahmad Suaedy meyakini, Kiai Ma’ruf akan mewarnai demokrasi Indonesia ke depan. "Saya ingin menunjukkan bahwa yang menang di Indonesia ini justru pasangan yang menawarkan Islam moderat, toleransi, ya moderatisme agama Islam itu (bukan sosok yang antiminoritas),” kata Suaedy saat bedah buku Jokowi Periode Kedua: Agenda dan Harapan di gedung PBNU, Jakpus, Jumat (19/10).

Ma'ruf Amin Akan Warnai Demokrasi di Indonesia
Foto: Ashar/Ceknricek.com

Suaedy mengatakan demokrasi di Indonesia jauh lebih baik dibanding dengan negara Amerika Serikat yang anti terhadap pendatang, bahkan anti terhadap muslim. Begitu juga Inggris dengan persoalan Brexitnya.

Sementara masyarakat Indonesia hari ini, menurutnya, menganggap agama sebagai bagian dari politik, namun politik untuk memperjuangkan kemanusiaan, melindungi minoritas, dan mengakkan HAM.

“Jadi secara internasional, Indonesia justru berada (jauh lebih baik) daripada negara-negara ini,” kata Suaedy.

Dalam bukunya Suaedy menyoroti kebijakan Presiden Joko Widodo pada periode pertama, seperti tentang pemerataan ekonomi, dan belum adanya pola yang tepat dalam menyelesaikan persoalan minoritas, seperti tentang Syiah dan Ahmadiyah.

Ma'ruf Amin Akan Warnai Demokrasi di Indonesia
Foto: Ashar/Ceknricek.com

Baca Juga: Wapres Terpilih Hadiri Peluncuran Buku The Ma'ruf Amin Way

“Jadi ke depan menurut saya, Jokowi-Amin ini harus mengagendakan hal-hal seperti ini, termasuk pemerataan ekonomi. Misalnya di Papua ada kekerasan itu semua karena ketidakdilan, juga penguatan masyarakat sipil daripada partai,” paparnya.

“Jadi saya ingin menunjukkan ini loh masalahnya, ini sudah berkembang sampai sini, kemudian berikutnya apa, tadi sudah ada penanganan intensif terhadap minoritas, Syiah, Ahmadiyah, tetapi UU-nya belum berubah, belum protektif,” katanya.

Selain Suaedy, bedah buku yang dimoderatori Nurun Nisa, Ketua Lakpesdam PBNU H. Rumadi Ahmad, dan Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfianti, sebagai pembanding.

BACA JUGA: Cek Berita AKTIVITAS PRESIDEN, Informasi Terkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini. 


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait