Mengapa Sebagian Mudah Obesitas, Sedangkan Lainnya Tetap Kurus | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Mukbang, makan dalam jumlah besar yang kerap dilakukan orang berbadan kurus. Foto: Youtube/thedivakorea

Mengapa Sebagian Mudah Obesitas, Sedangkan Lainnya Tetap Kurus


Ceknricek.com - Ada orang yang terlihat selalu makan dalam jumlah yang besar, tetapi berat badannya tetap stabil, tidak bertambah. Sedangkan Anda harus menjaga jumlah kalori atau makanan untuk menjaga berat badan. Rasa iri dapat membuat Anda berpikir, mungkinkah mempelajari trik mereka? Sayangnya, kemampuan itu telah tertanam dalam DNA seseorang.

Sekelompok ilmuwan memublikasikan hasil penelitian mereka terkait hal tersebut pada Jurnal PLOS Genetics. Mereka berusaha menemukan "arsitektur genetik" dari orang yang kurus dan yang mengalami obesitas.

Tim yang dipimpin oleh Professor Sadaf Farooqi dari Universitas Cambridge menemukan beberapa varian genetik baru yang secara luas terkait pada kasus obesitas parah. Varian genetik lainnya terkait dengan orang kurus yang sehat. Temuan tersebut menjelaskan mengapa seseorang lebih mudah mempertahankan berat badan dibandingkan orang lain.

Pada kenyataannya, obesitas umumnya disebabkan oleh faktor seperti diet kalori atau gaya hidup yang tidak sehat. Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukan, faktor genetik dapat memiliki peran penting. Singkatnya, obesitas merupakan situasi kompleks yang tidak hanya disebabkan makan terlalu banyak.

"Penelitian ini untuk pertama kalinya menunjukkan bahwa orang kurus yang sehat umumnya kurus karena mereka memiliki beban gen yang lebih rendah," ucap Prof. Sadaf Farooqi, Kamis (24/1) seperti dikutip laman resmi Universitas Cambridge.

Menurut Prof. Sadaf, gen tersebut memungkinkan seseorang untuk mengalami obesitas. Bukan disebabkan keunggulan tertentu seperti diperkirakan banyak orang.

"Sangat mudah untuk menghakimi dan mengkritikan seseorang dari berat badannya, tetapi ilmu pengetahuan mengungkap hal yang jauh lebih kompleks. Kita memiliki kontrol yang lebih sedikit terkait berat badan kita daripada apa yang kita pikirkan," ungkap Prof. Sadaf.

Penelitian ini mengamati DNA sekitar 14.000 orang. Terdiri dari 1.622 orang kurus, 1.985 orang gemuk, dan 10.433 orang dengan Indeks Massa Tubuh rata-rata. Setelah gen yang tampaknya terkait dengan orang kurus terindentifikasi, peneliti kemudia menyusun skor risiko genetik untuk setiap orang.

"Kami menemukan bahwa orang gemuk memiliki skor risiko genetik lebih tinggi dibandingkankan orang dengan berat badan normal, yang berkontribusi pada risiko mereka untuk mengalami kelebihan berat badan," ucap Dr. Ines Barroso, salah satu peneliti dari Wellcome Sanger Institute.

Masih belum dapat dipastikan jenis genetik tersebut dapat menentukan kenaikan berat badan. Meskipun sejumlah penelitian sebelumnya juga menyimpulkan itu merupakan masalah metabolisme.

Dikutip dari IFLScience, obesitas menjadi masalah yang berkembang di berbagai belahan dunia. Di Amerika Serikat, lebih dari 93 juta orang atau hampir 40 persen populasi, diklasifikasikan mengalami obesitas. Angka tersebut juga masih terus meningkat dari waktu ke waktu. Di Britania Raya, angka obesitas berkisar satu dari empat orang. 

Tim peneliti berharap bahwa studi yang dilakukan akan membantu mendapatkan pemahaman lebih menyeluruh terkait obesitas. Dengan demikian, strategi penurunan berat badan pun dapat dikembangkan lebih lanjut.

"Jika kita dapat menemukan gen yang mencegah kenaikan berat badan, kita mungkin dapat menargetkan gen tersebut untuk strategi penurunan berat badan. Tentunya menolong orang yang tidak mempunyai gen tersebut," pungkas Prof. Sadaf.



Berita Terkait