Mengenang Seniman Multi Gaya Henri Matisse | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Sumber: Wikipedia

Mengenang Seniman Multi Gaya Henri Matisse

Ceknricek.com -- Kehebohan pecah di Caracas Museum of Contemprary Art (MACCSI) di Venezuela, pada 2002. Sebuah lukisan berjudul Odalisque in Red Pants, yang ditaksir berharga US$3 juta hilang dari museum tersebut dan diganti dengan yang palsu. 

Satu dekade berlalu tanpa kejelasan siapa yang telah mengambil lukisan tersebut. Namun perlahan lukisan yang dibuat tahun 1925 itu mulai terungkap setelah seorang agen FBI yang menyamar ingin membeli lukisan tersebut pada 2011. 

Mengenang Seniman Multi Gaya Henri Matisse
Sumber: Wikipedia

Setelah terjadi kesepakatan dengan harga US$740 ribu, Pedro Antonia Marcuello dan Maria Artha Elisa berangkat dari Meksiko untuk bertemu dengan sang kolektor yang ingin memiliki karya tersebut di Hotel Miami Beach, Amerika Serikat.

Singkat cerita, mereka pun dibekuk di dalam hotel dengan dakwaan memiliki barang curian. Pedro dan Maria dikenai hukuman dua tahun sembilan bulan penjara dalam tahanan federal. 

Mengenang Seniman Multi Gaya Henri Matisse
Sumber: Art Matisse

Baca Juga: Don Antonio Blanco: Maestro Lukis dari Bali yang Mendunia

Lukisan karya salah satu pelukis terpenting dari Perancis, Henri Matisse yang dibuat tahun 1925 itu pun dikembalikan ke Venezuela pada 2014, dan dipamerkan selama dua minggu di museum MACCSI. 

Siapakah pelukis Henri Matisse yang karyanya memiliki harga fantastis tersebut? Bagaimana kiprah lelaki yang meninggal hari ini 65 tahun yang lalu, tepatnya 3 November 1954 itu? Berikut kisahnya.

Anak Pedagang Gandum 

Henri-Émile-Benoît Matisse lahir pada 31 Desember 1869, adalah anak tertua dari seorang pedagang gandum yang makmur di Perancis. Masa kecilnya dihabiskan di Bohain-en-Vermandois, Picardie, Perancis.  

Pada tahun 1887, ia pergi ke Paris untuk belajar hukum. Setelah mendapatkan kualifikasi, ia bekerja sebagai administrator pengadilan di Le Cateau-Cambresis. 

Matisse pertama kali mengenal lukisan saat terserang penyakit radang usus buntu dan selalu terbaring di atas kasur, hingga ibunya memberikan satu set alat melukis minyak pada tahun 1889.

Mengenang Seniman Multi Gaya Henri Matisse
Sumber: Wikipedia

Di pun mulai menggambar den menemukan "surganya" ketika melukis kali pertamanya dengan mengandalkan ingatan terhadap rumah neneknya di Le Cetau dan menuangkannya di atas kanvas. Setelah sembuh pada 1891, ia meninggalkan pekerjaannya dan memilih sebagai seniman lukis. 

Matisse belajar di Julian Acdemy Perancis dan berguru pada William Adophe Bougereau dan Gustav Moreau, dua pelukis terkenal asal Perancis dengan gaya lukisan goheanisme, dan simbolik yang biasanya membuat ilustrasi figur-figur alkitab dan mitologi.

Tahun 1896, setelah melakukan berbagai penjelajahan teknik melukis dari pelukis-pelukis terdahulu seperti, Monet, Van Gogh, Poussin, dan Chardin, Matisse mengunjungi John Peter Russell, pelukis asal Australia untuk kembali "nyantrik" kepada pelukis impresionis tersebut. 

Mengenang Seniman Multi Gaya Henri Matisse
Sumber: Britanica

Baca Juga: Mengenang Rembrandt, Pelukis Masyhur dari Belanda

Dari sinilah kemudian gaya melukis Matisse berubah sepenuhnya. Pada tahun yang sama, 5 lukisan Matisse dipamerkan di Société Nationale des Beaux-Arts. Satu di antaranya, lukisan berjudul Woman Reading (1894), kemudian dibeli oleh pemerintahan Perancis. 

Titik inilah yang membuat Matisse kian semakin percaya diri, baik sebagai seniman maupun sebagai manusia untuk mengabdikan dirinya pada goresan-goresan tinta berwarna di atas kanvas dan menjadi seorang pelukis. 

Berteman dan Bersaing Dengan Picasso 

Tahun 1906 Matisse bertemu dengan Picasso lewat perantara Getrude Stein, seorang penulis asal Amerika di Perancis. Pada saat itu Picasso memang sedang merantau dari Spanyol untuk memuaskan dahaganya akan kesenian. 

Picasso kemudian menempa potensinya kepada Matisse yang pada saat itu namanya mulai terkenal di Perancis lewat gaya melukisnya yang bernama fauvisme, sebuah gerakan seni dalam mengekspresikan suasana dalam melukis. Lukisan ini bercirikan warna-warna kontras di atas kanvas dengan sapuan-sapuan kuas yang besar. 

Meskipun awalnya hubungan Picasso dan Matisse berjalan baik, namun lambat laun terjadi persaingan di antara mereka. Pemicunya ditengarai, Matisse yang memberikan arahan bagaimana cara melukis kepada Picasso merasa semakin terintimidasi oleh kecakapan melukis Matisse.

Mengenang Seniman Multi Gaya Henri Matisse
Sumber: ABC

Benih rivalitas pun tumbuh di antara mereka. Lukisan Matisse berjudul Wona in Hat terjual lebih mahal dibandingkan lukisan Picasso yang bertajuk Boy Leading a Horse. Menyadari hal ini Picasso pun berjuang lebih keras lagi untuk menyaingi Matisse. 

Meskipun demikian, Matisse kian tak terkejar. Karyanya, Le Bonheaur de Vivre(1906) dan Blue Nude: Memory of  Briska (1907) menuai pujian dari kritikus. Picasso akhirnya berhasil melampau Matisse lewat karyanya Les Demoiselles d’Avignon  (1907) yang bergaya kubisme yang mengubah persepsi orang mengenai keindahan seni lewat pakem-pakemnya yang tradisional dan figuratif. 

Menurut Francoise Gilot, pelukis sekaligus pasangan Picasso, hubungan antara Matisse dan Picasso ibarat dua sisi dari mata uang yang sama. Meskipun bersaing, mereka tetap menikmati dan memberikan masukan satu sama lain hingga kematian Matisse pada 1954.  

Ide-ide Matisse pun dilanjutkan oleh Picasso, salah satunya dalam beberapa karyanya yang berjumlah 15 seri yang dirilis di pameran After Delacroix dan Women of Algiers di Museum Louvre.  

Matisse dan Teknik Lukisan

Dalam sejarah pengkaryaannya, gaya melukis Matisse selalu berubah-ubah sehingga ia dikenal memiliki berbagai macam teknik melukis. Pada awalnya memang Matisse melukis Impresionis lewat perkenalannya dengan Russel.  

Namun seiring berjalannya waktu Matisse juga pernah menggunakan teknik divisioanisme  yang ia dapatkan setelah membaca esai-esai dari karya Paul Signac, pelukis neo-impresionis yang melahirkan teknik Pointilis.  

Mengenang Seniman Multi Gaya Henri Matisse
Sumber: Pinterest

Baca Juga: Mengenang Legenda Kubisme Pablo Picasso

Divisionisme atau yang juga disebut dengan nama chromoluminarisme adalah sebuah gaya menggambar neo-impressionis dengan cara memilah-milah warna dengan titik-titik. Agak mirip dengan pointilisme, tapi sedikit berbeda.

Tidak hanya itu, Matisse juga pernah menggambar dengan gaya monokrom dengan hanya menggunakan satu warna atau berbagai cehatya dalam satu warna dengan memainkan gradasi dalam teknik melukisnya. 

Berbeda dengan Picasso, gaya melukis Matisse dikenal sebagai pelukis yang tidak konsisten. Gaya ini dipakainya karena dia juga sering mencetak hasil karyanya. 

Mengenang Seniman Multi Gaya Henri Matisse
Sumber: Britanica

Di akhir masa hidupnya, Matisse sempat membuat 2 buah karya yang berwarna hitam putih dengan teknik stensil saat dia sedang diserang  penyakit kanker.

Matisse boleh jadi disebut sebagai seniman yang labil, tapi setidaknya sebagai seorang seniman besar, dia tidak menghilang, terus berkarya, dan selalu mau untuk beradaptasi dengan zaman. 

Menurut David Rockefeller, karya akhir Matisse adalah mendesain jendela kaca di Union Church of Pocantico Hills. Matisse meninggal karena serangan jantung pada usia 84 pada November 1954. Ia dikebumikan di pemakaman Monastère Notre Dame de Cimiez, dekat Nice.

BACA JUGA: Cek SENI & BUDAYA, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait