Menkes Harapkan Pemerintah Jepang Bantu Perawat Indonesia Belajar di Jepang | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Foto: Doc. Kemenkes

Menkes Harapkan Pemerintah Jepang Bantu Perawat Indonesia Belajar di Jepang

Ceknricek.com -- Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek berharap pemerintah Jepang terus membantu penguatan bahasa Jepang, maupun memperkenalkan teknologi dan juga budaya Jepang kepada calon-calon perawat Indonesia. Harapan itu disampaikan Menkes di Jakarta Senin (1/7), setelah bersama Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengunjungi perawat Indonesia yang sedang mengikuti pelatihan bahasa Jepang di Tokyo Kenshu Centre, Jepang, Kamis (27/6).

Kunjungan dilakukan menjelang H-1 Summit G20 di Osaka. Rombongan berkesempatan juga melakukan kunjungan ke kelas dimana para perawat sedang dilatih bahasa Jepang, dan berdialog langsung dengan mereka.

Menkes Nila berpesan kepada para perawat untuk berjuang menunjukkan yang terbaik sebagai tenaga profesional, dan harus membanggakan negara. Setelah perawat itu selesai masa kontraknya bekerja di Jepang, mereka mendapatkan sertifikat sebagai kangoshi yang akan berlaku seumur hidup.

''Untuk itu harus selalu berjuang dan belajar, contohnya belajar disiplinnya orang jepang. Apabila saudara nanti telah berhasil tidak lupa juga mengajak teman-teman saudara untuk ikut bekerja di Jepang mengikuti jejak keberhasilan yang sudah saudara raih,'' kata Menkes.

Menkes Nila menyampaikan, saat ini sedang disiapkan kelas Internasional di Poltekkes untuk memenuhi kebutuhan permintaan perawat di luar negeri termasuk Jepang.

Kendala acap kali terjadi saat penempatan perawat di Jepang, seperti home sick, bahasa, cuaca, dan makanan. Menko PMK Puan Maharani meminta Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mencari solusi untuk mengatasi kendala-kendala tersebut.

Menko Puan juga meminta kepada Presiden Association for Overseas Tecnical Cooperation and Sustainable Partnership (AOTS) Shinya Kumayanan dalam penempatan perawat-perawat sebaiknya dilakukan bertahap dari yang terdekat dengan ibu kota negara berangsur-angsur ke tempat yang jauh. Penentuan rekan kerja pun harus dilakukan bila memungkinkan, pada awal bekerja di rumah sakit, perawat ditempatkan dengan para perawat Asia dahulu setelah itu boleh dilepas.

Foto: Doc. Kemenkes

''Dengan demikian para perawat akan terbiasa dengan lingkungan di Jepang,'' kata Menko PMK Puan Maharani.

Menko PMK akan terus melakukan advokasi kepada berbagai pihak dalam upaya memenuhi permintaan perawat dari luar negeri khususnya Jepang.

Kepada para perawat, Menko Puan menambahkan untuk menuju masa depan yang lebih baik butuh perjuangan yang tidak mudah. Kendala home sick tidak hanya dirasakan oleh perawat yang bekerja di Jepang tetapi dimana pun bekerja di luar negeri kendala itu pasti ada.

''Tetapi kita harus bisa mengatasinya, jangan patah semangat. Bisa bahasa Jepang itu merupakan nilai tambah bagi saudara, di samping itu juga, harapan ke depan setelah kembali ke Indonesia saudara dapat berbagi ilmu dan pengalaman serta mengambil manfaat dari pengalaman tersebut. Pengalaman adalah guru yang paling berharga tidak semua orang berkesempatan mempunyai pengalaman seperti saudara,'' ucap Puan.

Pada kunjungan tersebut, Menkes Nila didampingi oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan, drg. Usman Sumantri, M. Sc, Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS, dan Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri Acep Somantri, SIP, MBA. Sementara Menko PMK Puan Maharani didampingi oleh Sekretaris Menko PMK.

Rombongan diterima langsung oleh Presiden AOTS Shinya Kumayanan dan General Manager of AOTS TKC Ms. Chikako Takahashi. Pada tahun ini AOTS sedang melaksanakan pelatihan bahasa Jepang bagi 338 Perawat yang dilaksanakan di 3 tempat yaitu 33 di Tokyo, 110 orang di Osaka, dan 190 di Daichi.

Menkes Nila menyampaikan terima kasih kepada Presiden AOTS karena perawat-perawat Indonesia telah dibantu untuk kursus bahasa Jepang.

''Untuk belajar bahasa Jepang memang tidak mudah, perlu praktik langsung dan saatnya di sini dalam waktu 6 bulan para perawat ini dilatih sampai bisa,'' katanya.



Berita Terkait