Meski Dilarang Tayang di China, Penerimaan Joker Tembus US$1 Miliar | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Foto: Warner Bross Pictures

Meski Dilarang Tayang di China, Penerimaan Joker Tembus US$1 Miliar

Ceknricek.com -- Joker (2019) memang telah angkat kaki dari bioskop-bioskop tanah air. Ceknricek.com mencatat, mahakarya dari sutradara Todd Phillips ini terakhir kali diputar, Kamis (14/11) di bioskop CGV Pacific Place, dengan waktu tayang pukul 11.30 WIB. Meski demikian, bukan berarti Joker berhenti mencetak rekor-rekor dunia.

Asal tahu saja, di Amerika Serikat, film yang tayang sejak 04 Oktober (di Indonesia 02 Oktober) hingga saat ini masih diputar di 2.337 bioskop. Pada pekan ketujuh penayangan, film yang dibintangi aktor watak Joaquin Phoenix ini sukses meraup US$5,6 juta, sekaligus menempatkan Joker masih berada di 10 besar (tepatnya peringkat delapan) tangga penerimaan tiket (box office) AS.

Secara total, film ini telah mendapat penerimaan sebesar US$322,6 juta di pasar AS. Dengan tambahan US$694 juta secara internasional, maka total Joker telah meraup US$1,016 miliar. Dengan anggaran hanya US$62,5 juta, maka film ini diperkirakan mendapatkan laba sebesar US$953,5 juta atau 15 kali lipat modal dasarnya.

Meski Dilarang Tayang di China, Penerimaan Joker Tembus US$1 Miliar
Sumber: Warner Bross Pictures

Uniknya, dari semua pendapatan yang diraih Joker ini, tak ada sepeserpun yang berasal dari China. Ya, Negeri Tirai Bambu memang dikenal ketat untuk mengizinkan film-film yang berbau kekerasan.

Apalagi, kondisi China khususnya Hong Kong saat ini sedang mencekam. Bahkan tanpa disiarkan di China saja, beberapa demonstran pro kebebasan Hong Kong ada yang menggunakan topeng Sang Pangeran Badut Kejahatan.

Meski Dilarang Tayang di China, Penerimaan Joker Tembus US$1 Miliar
Sumber: Boxoffice

Baca Juga: Sebulan Diputar, Joker Hampir Tembus US$1 Miliar

Joker tercatat menjadi film adaptasi dari komik DC keempat yang sukses menembus angka box office sebesar US$1 miliar, melebihi The Dark Knight (2008) sebesar US$1,016 miliar dan masih di bawah The Dark Knight Rises (2012) dengan pendapatan sebesar US$1,084 miliar dan Aquaman (2018) sebesar US$1,148 miliar.

Sebagai catatan, Joker juga menjadi film ketiga yang mencapai penerimaan box office US$1 miliar tanpa penayangan di China. Dua film lainnya adalah The Dark Knight (2008) dan Pirates of the Caribbean: Dead Man's Chest (2006) yang mendapat US$1,066 miliar.

Sebelumnya, Joker juga telah mencatatkan diri sebagai film dengan kategori R (restricted atau terbatas) terlaris, mengalahkan rekor Deadpool (2016) yang membukukan pendapatan US$782,6 juta.

Seandainya Ada Sekuel

Keberhasilan Joker mendapat penerimaan yang bagus, baik dari sisi penerimaan box office maupun dari sisi kritik penonton rupanya tetap tak menggoyahkan prinsip dari sang sutradara, Todd Phillips. Sejak jauh-jauh hari, sutradara yang juga menggarap trilogi The Hangover ini mengaku tak akan membuat sekuel dari penjahat paling fenomenal dalam sejarah komik DC itu.

"Kami tidak punya rencana untuk sekuel. Kami membuat film ini, sebagai satu film, dengan dunianya sendiri, itu saja. Ini bukan tentang penciptaan dunia lain (untuk potensi sekuel), ini bukan tentang versi lain, ini adalah versi kami dari cerita asal. Itu yang saya maksud,” kata Phillips seperti dilansir The Los Angeles Times.

Meski demikian, dirinya melemparkan hak sekuel untuk Warner Bros, seandainya pihak studio ingin menggarap sekuel lainnya, tentu tanpa dirinya. Bahkan, Phillips menyarankan beberapa ide untuk para calon suksesornya.

Meski Dilarang Tayang di China, Penerimaan Joker Tembus US$1 Miliar
Sumber: Metro

“Tidak mungkin hanya film liar dan gila tentang Sang Pangeran Badut Kejahatan. Itu harus memiliki beberapa resonansi tematik dengan cara yang sama seperti kami lakukan. Saya pikir pada akhirnya itulah mengapa film bisa terhubung, seperti yang terjadi setelahnya. Jika Anda bisa menangkapnya lagi dengan cara yang nyata, itu akan menarik,” ujar Phillips.

Ia mengaku akan senang apabila bisa membuat film lagi bersama Joaquin Phoenix, sang pemeran Arthur Fleck alias Joker.

“Satu hal yang akan saya sampaikan, saya akan melakukan apa saja dengan Phoenix, setiap hari dalam seminggu. Tidak ada yang sepertinya, dia luar biasa,” ujar Phillips.

Baca Juga: Joker Pamit dari Bioskop Tanah Air

Sutradara bernama lengkap Todd Bunzl itu juga menjawab spekulasi para fans, bahwa film Joker hanyalah khayalan seorang Arthur Fleck dan dirinya bukan Joker.

“Sebagai catatan, Phoenix mengatakan bahwa dia secara pribadi percaya bahwa Fleck adalah Joker yang sebenarnya. Tapi aku tidak tahu, ini hanya pendapat saya,” ujar Phillips.

Meski Dilarang Tayang di China, Penerimaan Joker Tembus US$1 Miliar
Sumber: Warner Bross Pictures

Tak hanya itu, dirinya juga mengatakan bahwa ada adegan di bak mandi yang sebenarnya dihapus dari yang akhirnya rilis dengan durasi 122 menit itu.

“Ada dua atau tiga adegan dadakan lain yang kami rekam. Salah satunya yang menakjubkan di bak mandi. Tapi saya tidak merasa kami bisa memasukkannya ke film dengan rating R, bukan karena itu pornografi, tapi karena adegan itu gila,” ujarnya.

Sayang, Phillips mengaku tak akan merilis adegan yang dihapus, seperti layaknya film-film Hollywood merilis adegan tambahan ketika film dikeluarkan dalam format DVD atau Bluray.

Meski Dilarang Tayang di China, Penerimaan Joker Tembus US$1 Miliar
Sumber: Warner Bross Pictures

“Saya tidak suka versi tambahan. Adegan yang dihapus karena itu memang perlu dihapus. Jadi saya tidak akan pernah merilisnya,” kata Phillips.

Beberapa adegan asli memang dihapus dari film yang akhirnya rilis di bioskop. Dalam sebuah wawancara, Phoenix mengaku beberapa adegan itu seperti pertemuan dengan Thomas Wayne, hingga adegan klimaks ketika bertemu dengan Murray Franklin.

Ya, nampaknya adegan-adegan itu akan menjadi misteri yang tak akan pernah terjawab.

BACA JUGA: Cek SELEBRITI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait