Pemilu (DPRD) Ala Australia | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Sumber: Istimewa

Pemilu (DPRD) Ala Australia

Ceknricek.com--Negara bagian terkecil di Australia, Tasmania, Sabtu 23 Maret 2024 menyelenggarakan pemilihan tingkat DPRD.

Pulau di bagian selatan benua Australia ini dianggap oleh banyak warga Australia sebagai salah satu negara bagian yang cocok untuk para pensiunan.

Penduduknya tidak sampai 600-ribu. Iklimnya sejuk mungkin karena lebih dekat ke Kutub Selatan.

Sejak tahun 2014 Partai Liberal terus berkuasa di pulau mungil itu, dan meskipun masih ada sisa satu tahun sebelum harus menyelenggarakan pemilu berikutnya, (yang biasanya 4 tahun sekali) pemerintah Partai Liberal pimpinan Jeremy Rockliff, ternyata kurang sabar dan memutuskan untuk meminta mandat baru dari mayoritas rakyat setahun sebelum masa kekuasaannya daluwarsa.

Kalau sebelumnya warga di kelima Dapil di Tasmania masing-masing harus memilih 5 wakil mereka, dalam pemilu kali ini jumlah wakil itu dinaikkan menjadi 7, hingga anggota DPRD Tasmania naik jumlahnya dari 25 sebelumnya menjadi 35 orang.

Menarik bahwa dalam pemilu yang dipercepat kali ini di antara pokok persoalan yang menjadi bahan kampanye hangat termasuk rencana pemerintah petahana untuk mendirikan stadion sepakbola ala Australia (Australian Rules, disingkat Footy), dengan biaya sekitar 715 juta dolar dengan kapasitas penonton 23-ribu. Pemerintah mengatakan kalau terpilih bersedia menanggung sekitar separuh dari biaya pembangunan stadion itu, sementara setengahnya, mirip IKN, akan diusahakan pembiayaannya dari pihak swasta.

Partai-partai lain yang ikut bertarung dalam pemilu ini, yang terbesar adalah Partai Buruh, menentang cita-cita membangun stadion itu, karena pada hemat mereka ada keperluan-keperluan lain yang lebih “afdal” untuk menyejahterakan rakyat Tasmania, seperti fasilitas kesehatan dan perumahan rakyat.

Sepakbola Ala Australia Laksana Agama Kedua

Bagi rakyat Australia umumnya, olahraga memang punya nilai tersendiri, khusus sepakbola ala Australia, rugby dan cricket, meski sepakbola si kulit bundar kini juga sudah mulai digemari.

Begitu tenarnya sepakbola ala Australia alias footy, hingga ada kelakar di Australia bahwa olahraga itu laksana “agama kedua” di Australia.

Musim kompetisinya dari Maret hingga Sabtu terakhir bulan September, dan pertandingan diselenggarakan tiap minggu mulai Kamis malam hingga Minggu siang di berbagai negara bagian (pusatnya Melbourne (Victoria), Sydney (New South Wales) Brisbane (Queensland), Adelaide (Australia Selatan) dan Perth serta Freemantle (Australia Barat).

Hanya Tasmania yang belum punya tim yang ikut dalam turnamen tahunan yang dipertarungkan oleh seluruhnya 18 tim itu.

Kasihan bukan?

Akhirnya beberapa minggu lalu Tasmania mendapat izin untuk membentuk sebuah tim yang para pemainnya terdiri dari 18 orang, yang diperkirakan sudah akan siap untuk terjun ke lapangan sekitar tahun 2028.

Bukan alang kepalang gembiranya sebagian besar warga Tasmania bahwa pada akhirnya mereka mendapat hak untuk ikut bertarung dalam turnamen tahunan itu, asalkan mereka punya stadion yang layak pertandingan sepenting footy.

Cuma harus punya stadion yang memenuhi syarat!

Ketika upacara pembentukan Tim Tasmania diumumkan (dengan harapan semoga pada tahun 2028 sudah layak tanding) sekitar 150-ribu orang mendaftarkan diri untuk menjadi anggota Kelab Tasmania, yang diberi julukan The Tasmanian Devils (Devil dalam hal ini bukan iblis melainkan binatang khas Tasmania mirip musang).

Seragam Tim Tasmania laris manis di berbagai kalangan tua muda.

Konon pernah ada kasus perceraian yang masuk ke pengadilan di Melbourne. Ketika hakim bertanya kepada sang istri yang menggugat suaminya menuntut agar diceraikan hakim bertanya: Kenapa minta cerai?

“Yang mulia,” kata sang istri, “Sejak kami berumah tangga, setiap menjelang musim kompetisi footy suami akan menyelenggarakan rapat keluarga untuk membicarakan segala sesuatu yang bertalian dengan kehidupan keluarga. Dan suami selalu menegaskan “mulai minggu depan, kompetisi footy akan dilangsungkan dan kita di meja makan hanya akan membicarakan soal footy.”

Kebetulan di Melbourne terdapat paling banyak tim footy – bayangkan tiap-tiap pertandingan dilakoni oleh 36 pemain yang menyebar di lapangan yang berbentuk lonjong dengan bola yang juga berbentuk lonjong. Silahkan menangkap bola, meninjunya dan menendangnya.

Bagaimana dengan Hasil Pemilu di Tasmania?

Dari sejak awal pemilu diumumkan di Tasmania, para pakar (sebanding dengan lembaga survei di Indonesia) umunya sependapat bahwa tidak bakalan ada yang mampu meraih mayoritas.

Menurut istilah pemilu di Australia yang akan terjadi adalah “DPRD Tergantung”.

Sampai hari minggu 24 Maret keadaan memang masih “menggantung” – meski petahana berada di depan dengan 13 kursi, masih butuh 5 kursi lagi untuk memperoleh mayoritas dan hak untuk membentuk pemerintahan daerah.

Pihak Oposisi Partai Buruh masih belum bersedia mengaku kalah, meski perolehan suaranya (sejauh ini baru 10) masih di bawah Partai Liberal (13). Masih ada Partai Hijau dan calon-calon independen lainnya yang ikut bertarung.

Di Australia ada seorang “peramal” hasil pemilu yang bekerja untuk badan siaran nasional Australia – ABC – bernama Antony Green yang hampir tidak pernah meleset “ramalannya” tentang hasil pemilu, baik tingkat negara bagian maupun nasional/federal, dan bahkan pilpres di Amerika Serikat.

Biasanya hasil sesuatu pemilu di Australia, yang semua negara bagian di daratan benua ini dikuasai Partai Buruh, kecuali Tasmania – sudah terbayang sekitar 3 atau 4 jam setelah TPS ditutup jam 18:00 waktu setempat.

Dan dalam setiap pemilu pemungutan suara sudah dilakukan beberapa minggu sebelum Hari H yang jatuh pada hari Sabtu. Datang ke TPS diwajibkan bagi setiap pemilih terdaftar, dengan ancaman hukuman denda bagi yang lalai menunaikan kewajiban “memberikan suara”.


Editor: Ariful Hakim


Berita Terkait