Pertunjukan Teater 'I La Galigo' Menyapa Publik Jakarta | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Foto: dok. image dynamics

Pertunjukan Teater 'I La Galigo' Menyapa Publik Jakarta

Ceknricek.com -- Pertunjukan kelas dunia 'I La Galigo' segera menyapa publik Ibu Kota. Disutradarai Robert Wilson, pentas itu digelar di Ciputra Artpreneur Theatre pada tanggal 3, 5, 6, dan 7 Juli 2019.

'I La Galigo' sukses menyambangi 9 negara dan 12 kota di dunia. Antara lain Lincoln Center Festival New York, Het Muziektheater Amsterdam, Forum Universal de les Cultures Barcelona, Les Nuits de Fourviere Rhone Prancis, Ravenna Festival Italia, Metropolitan Hall for Taipei Arts Festival Taipei, Melbourne International Arts Festival, Teatro Arcimboldi Milan, lalu pulang kampung ke Makassar. 'I La Galigo' bahkan menjadi pementasan khusus kelas dunia saat pembukaan Annual Meetings IMF-World Bank Group 2018 di Bali.

Foto : Pinterest

'I La Galigo' yang naskahnya diadaptasi dari 'Sureq Galigo' naskah Bugis kuno dari abad ke-14 telah diakui dunia internasional. 'Sureq Galigo' telah diakui UNESCO sebagai world heritage-memory of the world.

Media sekelas The New York Times bahkan tak segan menyebutnya "stunningly beautiful music-theater work" ketika 'I La Galigo' menjadi pembuka pada Lincoln Center Festival 2005.

Naskah cerita 'I La Galigo' diadaptasi dari 'Sureq Galigo' yang terabadikan lewat tradisi lisan dan naskah-naskah. Kemudian dituliskan dalam bentuk syair menggunakan bahasa Bugis dan huruf Bugis kuno. 

Dalam adaptasi naskah panggung ini, 'Sureq Galigo' menjadi dasar dari sebuah kisah yang menggambarkan petualangan perjalanan, peperangan, kisah cinta terlarang, pernikahan yang rumit, dan pengkhianatan.

Foto : Pinterest

Untuk pementasan sekelas 'I La Galigo' dibutuhkan 300 rancangan Bin House. Selama hampir dua dekade pula, kostum-kostum Bin House dipakai para pemain yang terlibat di atas panggung.

Tekstil design dan koordinator kostum 'I La Galigo', Airlangga Komara, menuturkan sejak pertama kali berkenalan dengan sutradara Robert Wilson pihak Bin House merasakan pengalaman baru.

"Saya dari bagian kostum dan tim sama-sama belajar di Bali selama 8 jam sehari untuk mengikuti kira-kira akan seperti apa kostumnya. Pembuatan kostum dari Bin House, memuat materi sendiri dari benang, memilih benang, memintal, dan membuat bahan, termasuk sampai jadi kostumnya," ujar Airlangga, Kamis (4/7).

Foto : Pinterest

Karya musik-teater 'I La Galigo' ini juga bercerita melalui tarian, gerak tubuh, soundscape, dan penataan musik gubahan maestro musik Rahayu Supanggah. Untuk menciptakan ekspresi yang lebih dramatis, sebanyak 70 instrumen musik, mulai dari instrumen tradisional Sulawesi, Jawa, dan Bali akan dimainkan 12 musisi untuk mengiringi pertunjukan ini.

Penataan bunyi dan musik ini merupakan sebuah hasil karya dan hasil kerja intensif melalui riset yang tidak main-main di bawah penyelia Rahayu Supanggah. 



Berita Terkait