Rangkaian Ngopi Imajiner: Puan di Tiktok Saja | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Foto: Istimewa

Rangkaian Ngopi Imajiner: Puan di Tiktok Saja

Ceknricek.com--‘’Mas, piye kalo kita ngobrolin soal perempuan nih? Biar sedikit refresh, ngobrol serius mulu soal teknologi digital ntar cepat tua hahaha...’’

‘’Wah, setuju bingit Gus..menarik nih..’’ jawab saya sambil hidung ini mulai kembang-kempis karena gembira dan bergairah.

‘’Tapi sampeyan jangan keburu ngeres dulu lhoo..saya ngajak bicara perempuan bukan soal yang vulgar-vulgar, tetapi soal Mbak Puan Maharani nih..dan tetap terkait juga dengan dunia digital..," wah rupanya Gus Dur tetap bisa mengetahui gelagat saya.

"Bulan Agustus lalu jagad politik tanah air sempat heboh dengan perbincangan politik di media sosial seputar pro kontra baliho Ketua DPR RI Puan Maharani. Banyak kasak-kusuk maupun beragam analisa politik serius menengarai bahwa tebaran baliho Mabak untuk menggeser atau mengimbangi popularitas @ganjarpranowo yang tengah moncer menurut berbagai survei. Agak nyeleneh juga, menurut saya, bila ada pihak yang bertanya: seefektif apa baliho ini mengerek tren atau popularitas Puan Maharani di media sosial? Lhaa kan tidak apple to apple thoo ini..yang satu baliho di dunia luring (luar jaringan) dibandingkan dengan media sosial yang sifatnya daring (dalam jaringan), tetapi karena masanya memang sedang tidak normal gegara si Korona ya coba saja kita ikuti,"

"Bila memang mesti eksis dan berlomba memanfaatkan media sosial, saya usulkan Mbak Puan memakai TIKTOK aja, pasti rame tuh bila bergoyang ajojo ala Papua yang rancak sekaligus ritmis, asyiiik pastinya. Sudah barang tentu dibumbui konten-konten narasi kebangsaan guna mengimbangi narasi OPM (Organisasi Papua Merdeka) beserta anasir-anasirnya yang melemahkan persatuan dan penyatuan utuh tanah Papua dalam NKRI, wah pasti Mbak Puan makin berkibar. Kemudian diimbangi ‘gerilya’ di ranah offline, sayap dan mesin partainya pasti kuat menyokong, tinggal dikomando dan di-orkestrasi secara cantik elegan,’’.

"Nah, bila sudah demikian, menurut si empunya teori, soal baliho maupun media sosial pada dasarnya adalah alat mendongkrak popularitas yang pada gilirannya diharapkan akan meningkatkan favorabilitasnya (sentimen positif-negatif) untuk kemudian dikapitalisasi jadi elektabilitas. Tapi itu kan teori, kenyataan di lapangan bisa bermacam-macam faktor yang akan berpengaruh, tetap harus ada bukti kerja dan prestasi yang bisa digunakan untuk menaikkan tren positif. Ini yang penting menurut saya, bukan sekedar pencitraan belaka,".

"Mbak Puan bisa meneladani sepak terjang Nancy Pelosi sebagai Ketua Dewan Perwakilan Amerika Serikat yang merupakan kunci kesuksesan Partai Demokrat dalam menumbangkan 12 tahun dominasi Partai Republik. Pelosi juga memiliki prestasi dan gebrakan-gebrakan baru yang vokal dan siap dalam menghadapi Presiden Donald Trump sebagai sosok male-chauvinist dan berasal dari partai oposisi. Mister Trump bisa dikandangkan dan Joe Biden tertolong masuk melenggang Gedung Putih serta dunia terselamatkan dari berlarutnya jargon-jargon pembelahan ala chauvisme,"

"Mbak Puan harus bisa menampilkan sepak-terjang Srikandi Indonesia sejati demi kejayaan negeri tak hanya rekan se-partai atau se-ideologi belaka. Pasti kaum Nahliyin juga akan menyambutnya,".

‘’Tapi, secara jujur mesti juga saya ingatkan Mbak Puan, menggunakan TIKTOK berpotensi risiko juga, karena teori konspirasi global masih bergentayangan bahwa TIKTOK ini alat propaganda Tiongkok dalam membendung kapitalisme Amerika. Semua sejatinya sudah pada mahfum bahwa semua wacana ini UUD-ujung ujungnya duit yakni persaingan dagang dan hegemoni ekonomi dunia antara Uwak Sam versus Negeri Panda. Yaa..Mbak Puan mesti hati-hati agar tak terseret arus wacana tak produktif ini, terlebih dalam ranah politik praktis kita saat ini semua cara dihalalkan demi mencapai tujuan. Wong ‘hantu’ PKI saja dibangkitkan dari kubur tiap tahun guna menangguk popularitas dan atensi khalayak,"

‘’ Wis, sekian dulu..koq jadi saya aja yang ngomong..sampeyan malah ketap-ketip merem-melek saja..yang akademisi ini siapa ya..rehat ngopi dulu ah..’’

#Greg Teguh Santoso, akademisi dan pemikir bebas, sedang menempuh program Ph.D di NDHU Taiwan


Editor: Ariful Hakim


Berita Terkait