Sejarah Hari Ini: Pertempuran Navarino dan Kemerdekaan Yunani | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Foto: Istimewa

Sejarah Hari Ini: Pertempuran Navarino dan Kemerdekaan Yunani

Ceknricek.com -- Pada abad ke-19 Kesultanan Ottoman merupakan negara besar dengan ruang lingkup kekuasaan cukup luas di dataran Eropa, bahkan hingga Yunani yang telah mereka taklukan sejak abad ke-13 dengan jatuhnya Konstantinopel.

Orang-orang Yunani bukannya tanpa perlawanan menghadapi itu semua. Sejak kali pertama Ottoman menginjakkan kaki di Negeri Para Dewa itu, peperangan terus dilancarkan oleh kelompok-kelompok nasionalis Yunani.

Perlawanan baru membuahkan hasil setelah mendapat bantuan dari Eropa pada pertempuran Navarino, hari ini, 192 tahun yang lalu, tepatnya 18 Oktober 1827. Tiga tahun kemudian, Yunani merdeka melalui perjanjian Konstantinopel.

Revolusi Yunani

Ketika Turki menguasai Yunani, gerakan-gerakan bawah tanah untuk memberontak sudah bermunculan sejak awal abad ke-19. Setidaknya terdapat dua gerakan perlawanan utama yang dilancarkan oleh bangsa Yunani, yaitu Philike Hetairia dan Klephts. 

Foto: Istimewa

Philike Hetairia atau dikenal juga dengan Masyarakat Persahabatan, diisi oleh para intelektual Eropa. Sedangkan Klephts terdiri dari para penduduk di daerah pegunungan yang seringkali melancarkan taktik gerilya untuk melawan pasukan Turki.

Beberapa tahun kemudian revolusi Yunani dimulai pada 1821, saat seluruh kekuatan Yunani bersatu untuk mengusir pemerintahan Ottoman di wilayahnya. Mereka mencapai keberhasilan pertama pada 13 Januari 1822, dan segera merencanakan deklarasi kemerdekaan di Epidaurus. 

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: India Merdeka Dari Inggris

Pasukan Turki sebelumnya berusaha untuk menaklukkan Benteng Missolonghi di daerah Yunani barat dan merupakan pintu masuk ke Teluk Korintus. Namun upaya itu gagal, mereka kemudian menarik pasukan dari wilayah tersebut. 

Pada pertengahan tahun 1822, pasukan Yunani berhasil mengambil alih Tripoli dan Athena. Setelah dirasa cukup menguasai keadaan, orang-orang Yunani berhenti untuk berperang dan memfokuskan dirinya membentuk pemerintahan sementara di Yunani. 

Di lain pihak, pemerintah Turki meminta bantuan dari Mesir untuk menguasai kembali wilayah Yunani. Gabungan kekuatan mereka berhasil menaklukkan Missolonghi pada 1826, Athena pada 1827, dan wilayah Morea. 

Foto: Istimewa

Yunani pun berusaha kembali melakukan serangkaian perlawanan untuk merebut kembali wilayah-wilayah penting itu, namun selalu mengalami kegagalan akibat kurangnya persenjataan dan sekutu. Rusia, Perancis, dan Britania Raya akhirnya turun tangan. Sikap itu tentu saja bukan tanpa alasan. 

Semangat romantisme dan perjuangan di Eropa yang bangkit setelah Revolusi Prancis dan motif bahwa peperangan tersebut menyebabkan kerusakan jalur perdagangan maritim mendorong para pemimpin di negeri Eropa itu meminta Mesir menarik pasukannya dari Yunani, meskipun akhirnya ditolak oleh Mesir.

Baca Juga: Milan Kundera: Penulis Besar yang Diasingkan Rezim

Gabungan dari  tiga negara Eropa itu lalu mengirimkan armada lautnya ke wilayah Mediterania dan terlibat perang yang cukup besar dengan pasukan laut Turki dalam Perang Navarino pada 20 Oktober 1827. Beberapa bulan setelah itu, Turki kembali terlibat perang dengan Rusia, yang semakin melemahkan kekuatan Turki. 

Kemerdekaan 

Pada tahun 1828, pasukan Prancis kemudian berlabuh di Peloponnesos untuk kembali membantu Yunani. Di bawah perlindungan mereka, bangsa Yunani mampu berkumpul kembali dan membentuk pemerintahan baru. 

Foto: Istimewa

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Hitler Menjadi "Fuhrer", Pemimpin Absolut Jerman

Yunani kemudian bergerak maju untuk merebut sebanyak mungkin wilayah, termasuk Athena dan Thebes, sebelum negara-negara besar menetapkan gencatan senjata. Hingga tibalah sebuah konferensi di London pada Maret 1829 yang dikenal dengan perjanjian Adrianople.

Dalam perjanjian ini, Kesulatanan Ottoman memberikan otonomi dan mengakui kemerdekaan Yunani dengan perbatasan di wilayah utara yang membentang dari Arta hingga Volos, dan hanya meliputi Euboia serta Kyklades di antara pulau-pulaunya. 

Pihak Yunani Yunani kecewa pada pembatasan perbatasan ini namun tidak dalam posisi untuk menolak kemauan Britania, Prancis dan Rusia, yang telah membantu mereka dalam perjuangan kemerdekaan. Akhirnya, lewat sebuah Konvensi pada  11 Mei 1832, Yunani secara resmi diakui sebagai negara berdaulat dengan ibu kota mereka, Athena. 

BACA JUGA: Cek INTERNASIONAL, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait