Sejarah Hari Ini: Terusan Suez, Utama Perdagangan Dunia Diresmikan | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Foto: trtworld

Sejarah Hari Ini: Terusan Suez, Utama Perdagangan Dunia Diresmikan

Ceknricek.com -- Pada 17 November 1869, tepat hari ini 150 tahun yang lalu, Terusan Suez, di sebelah barat Semenanjung Sinai dibuka lewat upacara resmi yang dihadiri Ratu Prancis, Eugenie, istri Napoleon III. 

Kanal terpanjang kedua di dunia yang memisahkan Benua Asia dan Benua Afrika ini kelak menjadi jalur pelayaran tersibuk di muka bumi dan berperan penting dalam aktivitas perekonomian dunia.

Jalur Perdagangan Eropa dan Asia

Sejak era Mesir kuno kanal-kanal buatan untuk menghubungkan Afrika dan Asia melalui wilayah Suez sebenarnya sudah berulang kali dibuat pada masa Pharaoh Senusret III di sebuah lembah sungai kering di dekat delta Sungai Nil. 

Britannica menuliskan saat Mesir diperintah Dinasti Ptolemeus (305 SM-30 SM), sebuah kanal pun dibuat untuk menghubungkan Danau Bitter ke Laut Tengah. Meski begitu, lambat laun kanal-kanal tersebut mulai tidak terpelihara dan demi alasan militer kemudian dihancurkan.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Nevado del Ruiz, Gunung Tertinggi di Kolombia Meletus

Niatan untuk membuat kanal kembali muncul pada abad ke-15, ketika bangsa Eropa membayangkan sebuah jalur pelayaran yang memungkinkan kapal-kapal dagang berlayar dari Laut Tengah ke Samudera Hindia lewat Laut Merah.

Foto: trtworld

Niatan ini muncul bukan tanpa sebab. Hingga saat itu semua kapal dagang dari Laut Tengah yang ingin menuju Asia harus mengitari Tanjung Harapan di Afrika Selatan yang secara otomatis membuat durasi perjalanan menjadi lebih panjang. 

Survei serius pertama di tanah genting Suez dilakukan di masa pendudukan Perancis di akhir abad ke-18. Penguasa Prancis saat itu Napoleon Bonaparte secara pribadi langsung memeriksa sisa-sisa kanal yang dibuat di masa Mesir kuno. 

Prancis kemudian membuat studi lanjutan terkait pembangunan kanal ini dan pada 1854 Ferdinand de Lesseps, mantan konsulat Perancis di Kairo, membuat kesepakatan dengan gubernur Ottoman di Mesir untuk membangun sebuah kanal sepanjang 100 mil di seluruh Suez.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Deklarasi Perang Inggris-Prancis Picu Ottoman Terjun Dalam PD I 

Baru kemudian sebuah tim internasional yang terdiri dari banyak pakar membuat rencana pembangunan dan pada 1856. Perusahaan dengan nama Suez Canal Company tersebut juga mendapat hak konsesi pengelolaan kanal selama 99 tahun yang dihitung sejak pembangunan terusan telah selesai. 

Pembangunan terusan ini sendiri dimulai pada April 1859. Penggalian pertama dilakukan secara manual dan dilakukan para pekerja paksa. Kemudian para pekerja Eropa yang dilengkapi peralatan paling modern di zaman itu tiba di Mesir. 

Foto: trtworld

Namun, sengketa antara para pekerja dengan ditambah terjadinya wabah kolera memperlambat pembangunan sehingga Terusan Suez baru selesai pembangunannya pada 1869, atau empat tahun terlambat dari jadwal yang sudah ditentukan. 

Setelah selesai dibangun, pelayaran kapal-kapal untuk menuju Samudera Hindia tidak perlu berputar mengitari Afrika, selain itu para pedagang hanya membutuhkan waktu 14 hari untuk menyeberangkan barang dagangannya ketika melewati Terusan Suez. 

Sebelumnya mereka harus membutuhkan waktu lebih dari tiga minggu, tepatnya 24 hari karena harus menempuh jarak sejauh 20.900 km.  Perjalanan panjang itu pun memangkas waktu 10 kerja pelayaran.  

Ditutup Ketika Perang

Pada tahun 1875, Terusan Suez menjadi salah satu jalur pelayaran yang paling banyak dilalui di dunia. Pemerintah Inggris pada saat itu menjadi pemegang saham terbesar di Suez Canal Company setelah mereka membeli saham milik gubernur Ottoman di Mesir.  

Tujuh tahun kemudian, tepatnya pada 1882 Inggris menginvasi Mesir dan memulai pendudukan panjang di negara itu. Perjanjian Anglo-Mesir pada 1936 membuat Mesir hampir merdeka, tetapi Inggris masih memiliki hak untuk melindungi terusan.

Setelah Perang Dunia II usai, pemerintah Mesir kemudian mendesak agar pasukan Inggris ditarik mundur dari kawasan Terusan Suez. Situasi itu disusul dengan keputusan Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser yang menasionalisasi terusan tersebut pada 1956. 

Foto: trtworld

Tujuan nasionalisasi itu untuk mendapatkan penghasilan dari terusan yang digunakan untuk membangun sebuah bendungan raksasa di Sungai Nil. Akibat nasionalisasi ini, pada Oktober 1956 pasukan Israel melakukan invasi disusul kedatangan pasukan Inggris dan Prancis di awal November untuk menguasai zona terusan.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Runtuhnya Tembok Berlin, Awal Reunifikasi Jerman

Namun, di bawah tekanan PBB, akhirnya Inggris dan Prancis menarik mundur pasukannya pada Desember 1956 dan pasukan Israel mundur pada Maret 1957. Saat itu, pemerintah Mesir secara penuh mengendalikan Terusan Suez dan membukanya kembali untuk pelayaran internasional. 

Terusan Suez pada perang Yom Khipur. Sumber: Wikipedia

Terusan Suez kembali ditutup saat Perang Enam Hari pecah dan Israel menduduki Semenanjung Sinai. Dan, selama delapan tahun berikutnya, Terusan Suez yang memisahkan Sinai dari wilayah lain Mesir menjadi garis depan perang antara Israel dan Mesir.

Terusan Suez di Masa Kini

Saat pertama kali dibangun, Terusan Suez hanya memiliki kedalaman 304 meter dan kapal yang melintas hanya maksimal berkapasitas 5.000 ton. Tahun demi tahun pengembangan pun terus dilakukan hingga Terusan Suez akhirnya dapat menampung kapal berbobot 210 ribu ton. 

Foto: trtworld

Pada tahun 2010, setidaknya 17 ribu kapal barang menyeberangi terusan tersebut. Dan setelah berbagai pengembangan dilakukan, Terusan Suez kini mampu dilintasi kapal dengan bobot bawaan mencapai 560 ribu ton.

Bagi rakyat Mesir, Terusan Suez bukan hanya menjadi sumber kebanggaan nasional melainkan juga sumber pendapatan yang memberikan pemasukan bagi negeri mereka. Kompas menuliskan dalam laporan fiskal tahun 2017-2018, Terusan Suez meraup pendapatan US$5,585 miliar.

BACA JUGA: Cek BIOGRAFI, BeritaTerkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait