Ceknricek.com -- Hari ini, 121 tahun silam, tepatnya pada 10 Desember 1898, Perjanjian Paris ditandatangani oleh perwakilan Spanyol-Amerika Serikat di Paris dan secara resmi mengakhiri perang antar kedua negara tersebut.
Meski demikian, traktat ini cukup menguntungkan Amerika Serikat. Sebagai pihak yang memenangkan peperangan, AS mendapat wilayah jajahan baru yakni Kuba, dan mendirikan pemerintahan sementara di negara tersebut.
Perang Spanyol-Amerika
Hingga akhir abad ke-19, Spanyol hanya memiliki sedikit daerah jajahan di wilayah Samudera Pasifik, Afrika, dan India Barat. Kejayaan Spanyol perlahan luntur setelah negara-negara koloninya mulai memerdekakan diri dari penjajahan mereka.
Salah satu negeri jajahan yang ingin segera memerdekakan diri dari Spanyol adalah Kuba, yang melakukan perlawanan hingga memicu konflik bersenjata pada 1868 antara pasukan gerilyawan Kuba melawan pasukan Pemerintah Spanyol.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Kongres AS Deklarasikan Perang terhadap Jepang
Perang dipicu karena pemerintah Spanyol menetapkan pajak yang terlalu tinggi pada penduduk Kuba yang terkenal sebagai negeri penghasil gula. Sementara permintaan Kuba untuk segera menurunkan pajak dan mendapat hak yang setara dengan penduduk kelahiran Spanyol, ditolak.
Selama sepuluh tahun berjuang, rakyat Kuba belum memperoleh juga kemerdekaan, dan perang selalu dimenangkan oleh Spanyol. Meski demikian impian rakyat Kuba untuk mendapatkan kemerdekaan atau setidaknya otonomi daerah belumlah padam.
Tahun 1895, pemberontakan kembali meletus di Kuba. kali ini pemberontak menggunakan taktik lain, yakni dengan membakar lahan-lahan pertanian di Kuba dengan harapan Spanyol bersedia membiarkan Kuba merdeka karena merasa pulau tersebut sudah tidak memberikan keuntungan secara ekonomi.
Namun, peristiwa ini malah disambut oleh Spanyol dengan pembalasan yang lebih kejam. Pembunuhan dan eksekusi massal terjadi dimana-mana. Penduduk Kuba dipaksa pindah ke kota. Pemukiman mereka dijaga ketat oleh militer Spanyol.
Pemberontakan ini pun sukses menyita perhatian AS yang para pebisnisnya yang memiliki lahan perkebunan dan kerjasama dagang dengan Kuba. Ketika itu, media-media AS pun semakin sering mengangkat peristiwa seputar perang di Kuba, dan kebrutalan tentara Spanyol dalam membantai penduduk hingga memicu sentimen negatif penduduk AS.
Situasi inilah kemudian dijadikan AS sebagai bentuk pembenaran untuk ikut campur dalam dalam konflik di Kuba serta daerah jajahan Spanyol yang lain, seperti Filipina dan Puerto Rico. Amerika Serikat kemudian mulai melibatkan diri dalam konflik antara Spanyol dan negara-negara koloninya di dunia.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Perang Musim Dingin Uni Soviet Finlandia
Pada bulan Januari 1898, AS mengirim kapal perang USS Maine ke pelabuhan Havana, Kuba. Namun sebuah insiden terjadi pada 15 Februari 1898, dimana kapal yang memuat 260 anggota militer itu harus tewas dalam sebuah ledakan. Peristiwa ini kemudian membuat sentimen warga AS semakin membara terhadap Spanyol.
Penyelidikan yang dilakukan Angkatan Laut AS memutuskan bahwa kapal tersebut meledak akibat ranjau tanpa menyalahkan langsung rezim pemerintah Spanyol di Kuba. Namun akibat kegagalan diplomatik antara AS-Spanyol terkait penyelesaian masalah ledakan kapal USS Maine dan ditambahi media yang memanas-manasi situasi dengan memopulerkan slogan “Remember the Maine: to hell with Spain” membuat perang tidak bisa dihindari.
Perang Berlangsung
Peristiwa meledaknya kapal pun memancing amarah Amerika Serikat. Sebagai respons terhadap penenggelaman kapal USS Maine oleh pasukan Spanyol, AS lalu menyatakan dukungannya terhadap kemerdekaan Kuba dan ikut mendesak Spanyol agar segera meninggalkan wilayah Kuba.
Melihat hal ini, Spanyol akhirnya mengeluarkan pernyataan perang melawan Amerika Serikat pada tanggal 24 Februari 1898 dan pernyataan perang tersebut disambut dengan pernyataan siaga siap perang dari Amerika Serikat pada tanggal 25 Februari 1898.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Pengeboman Pearl Harbor dan Prahara Perang Pasifik
Keputusan Amerika Serikat untuk ikut berjuang dengan masyarakat Kuba dan menyatakan perang melawan Spanyol ini didasari dengan semangat Doktrin Monroe melalui pernyataan yang disampaikan oleh Presiden Monroe.“The American continents...are henceforth not be considered as subjects for future colonization by any European power.”
Presiden William McKinley pada waktu kemudian meminta 17.000 relawan di AS untuk turun tangan berperang melawan Spanyol. Mei 1989, tim Skuadron Asiatic AS di bawah Komandan George Dewey lalu menghancurkan pangkalan angkatan laut pasifik Spanyol di Teluk Manila yang menandai perang pertama Spanyol-AS.
Di tempat lain, armada perang Spanyol berlabuh di Pelabuhan Santiago, Kuba melalui lautan Atlantik. Namun kedatangan pasukan Spanyol diblokade angkatan laut AS, hingga pertempuran kembali terjadi. Pada bulan Juni 1898, Korps kelima Angkatan Darat AS tiba di Kuba dan melancarkan serangan ke Spanyol di Santiago Kuba dan memaksa Spanyol mundur.
Pada 1 Juli, AS kemudian memenangkan pertempuran di San Juan Hill, dan keesokan harinya mengepung total Kota Santiago. Meski demikian kesuksesan tersebut harus dibayar mahal oleh AS. History menuliskan, total korban jiwa dari perang tersebut yakni lebih dari 15.000 tentara AS tewas, sementara, Spanyol harus kehilangan 70.000 pasukannya.
Pada 12 Agustus 1898, AS dan Spanyol kemudian menyepakati gencatan senjata. Melalui Traktat Paris 10 Desember, kedua negara itu pun secara resmi sepakat untuk menghentikan perang. Selain Kuba, Spanyol pun menyerahkan wilayah jajahan, termasuk Puerto Riko, Guam (pulau kecil di Oseania), dan menjual Filipina ke Amerika Serikat dengan harga US$20 juta.
BACA JUGA: Cek BIOGRAFI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini
Editor: Farid R Iskandar