Ceknricek.com — Polisi menangkap 634 pelaku kerusuhan yang melakukan pengrusakan terhadap fasilitas umum saat aksi demonstrasi tolak UU Cipta Kerja atau Omnibus Law di Surabaya dan Malang, Jawa Timur, Kamis (8/10/20).
“Pada insiden yang terjadi di depan Gedung Negara Grahadi dan lokasi lainnya di Surabaya, diamankan sebanyak 505 orang. Sedangkan di Malang diamankan 129 orang,” ujar Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, Jumat, (9/10/20).
Melansir laman Antara Trunodoyo menyebut bberapa fasilitas umum yang mengalami kerusakan seperti pagar Gedung Negara Grahadi dan beberapa fasilitas lain. Kepada para pelaku yang diamankan dia menyebut akan segera melakukan tes cepat guna mendeteksi penyebaran virus Covid-19.
“Apabila ada yang reaktif, maka dilakukan tes usap dan dilakukan karantina jika positif terpapar Covi-19,”kata Truno.
Lebih lanjut Truno menegaskan bakal melakukan penegakan hukum sesuai dengan hasil penyidikan pihak kepolisian terhadap pelaku yang didominasi remaja.
“Kami lihat banyak anak-anak yang belum paham tentang apa esensi dari pada gerakan ini. Yang jelas bukan merupakan elemen dari buruh,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Jawa Timur Ahmad Fauzi menyayangkan unjuk rasa menolak pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja berakhir ricuh.
Menurutnya demonstrasi yang dilakukan buruh di depan Kantor DPRD Provinsi Jatim berjalan kondusif.
“Kami menyesalkan atas peristiwa ini, yang kami tangkap di lapangan adalah anak-anak berusia sekitar 15 tahun. Mereka di luar dugaan menyusup memprovokasi kegiatan pekerja, kegiatan buruh dengan membawa batu, membawa pentungan dan lain-lain,” ungkapnya.
Baca juga: Personel Gabungan TNI Polri Amankan Demo Tolak UU Cipta Kerja di Surabaya
