Ceknricek.com — Ketua umum Yayasan Cinta Budaya Kain Nusantara (YCBKI), Anna Mariana mengajak masyarakat untuk mengenal khasanah budaya Indonesia dengan memakai kain tenin dan songket.
Menurut dia, kerajinan tenun dan songket dapat menjadi salah satu produk tekstil tradisional yang serta simbol budaya dari masing-masing daerah.
“Tak hanya corak, motif atau warna berbeda, tetapi filosofi yang melatarbelakangi setiap karya selalu mengikuti keberadaannya. Semua menjadi sebuah identitas bangsa,” ungkapnya dalam webinar yang dilaksanakan beberapa pekan lalu.
Menurut dia jumlah penenun di era sekarang semakin sedikit, selain itu para pemaikanya juga mulai berkurang. Untuk itulah ia akhirnya menaungi para perajin tenun songket binaannya yang ada di 34 provinsi di Indonesia.
“Misi gerakan ini adalah mendukung program pemerintah untuk mengurangi pengangguran melalui peningkatan produksi industri ekonomi kreatif. Termasuk pemberdayaan dan pembinaan perajin tenun tradisional Indonesia,” tukasnya.
Pendiri Komunitas Tekstil Tradisional Indonesia (KTTI) bersama Yayasan CBKN, serta Asosiasi Perajin Tenun Songket Indonesia (APTS) ini pun mendorong pemerintah untuk meresmikan tanggal 7 September sebagai Hari Tenun Nasional.
“Hal ini untuk menjadikan budaya tenun sebagai salah satu sarana untuk mempertahankan identitas budaya dan jati diri bangsa Indonesia,” ungkapnya.
Kerajinan tenun dan songket merupakan salah satu produk tekstil tradisional yang dapat ditemukan di banyak daerah di Indonesia.
Dikutip dari buku Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun (2010) karya Teguh Prayitno, kerajinan tenun telah lama dikenal di Indonesia, kerajinan tersebut merupakan warisan budaya secara turun temurun.
Sampai saat ini kerajinan tenun masih dilestarikan dan dikembangkan oleh masyarakat Indonesia.
Kerajinan tenun di Indonesia dibagi menjadi dua wilayah pembagian alat tenun, pembagian kedua wilayah ini mengakibatkan setiap wilayah mempunyai ciri khas dan motif berbeda.
Baca juga: Catwalk Hermes Paris Fashion Week Dibangun di Hanggar Pesawat
