Kecaman dari berbagai penjuru dunia diserukan sehubungan langkah kabinet keamanan Israel telah menyetujui rencana menguasai Kota Gaza.
Ceknricek.com — Kecaman dari berbagai penjuru dunia diserukan sehubungan langkah kabinet keamanan Israel telah menyetujui rencana menguasai Kota Gaza. Para pemimpin dunia memperingatkan konsekuensi kemanusiaan yang mengerikan dari serangan ke kota paling padat penduduk di Gaza tersebut.
Rencana untuk mengambil alih kota terbesar di Gaza itu diumumkan pada Jumat (8/8/25), sehari setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel bermaksud mengambil kendali militer atas seluruh Jalur Gaza.
Rencana Israel untuk memperluas serangannya ke Gaza diperkirakan akan memperburuk kehancuran kemanusiaan di wilayah kantong yang terkepung tersebut, sehingga memicu gelombang pengungsian massal lebih lanjut selama krisis kelaparan.
“Keputusan ini menandai eskalasi yang berbahaya dan berisiko memperparah konsekuensi bencana bagi jutaan warga Palestina dan tawanan Israel di Gaza,” tulis Aljasirah mengutip Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di New York. Ia menambahkan eskalasi lebih lanjut akan menyebabkan “tambahan pengungsian paksa, pembunuhan dan kehancuran besar-besaran”.
Pernyataan tersebut menegaskan kembali permohonan mendesak Guterres untuk gencatan senjata permanen. “Sekretaris Jenderal sekali lagi mendesak Pemerintah Israel untuk mematuhi kewajibannya berdasarkan hukum internasional,” tambahnya.
“Rencana Pemerintah Israel untuk mengambil alih Jalur Gaza secara militer harus segera dihentikan,” kata Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk dalam sebuah pernyataan.
Rencana pencaplokan menurutnya bertentangan dengan keputusan Mahkamah Internasional yang menyatakan bahwa Israel harus mengakhiri pendudukannya sesegera mungkin, mewujudkan solusi dua negara yang disepakati dan hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri.
Pihak Uni Eropa juga menyatakan pencaplokan Kota Gaza bakal memperburuk hubungan dengan Israel. Keputusan Israel untuk mengambil alih Kota Gaza “pasti mempunyai konsekuensi terhadap hubungan UE-Israel”, kata Presiden Dewan UE Antonio Costa. Ia mendesak pemerintah Israel untuk mempertimbangkan kembali.
“Tidak hanya [keputusan tersebut] melanggar perjanjian dengan UE yang diumumkan oleh Perwakilan Tinggi pada 19 Juli tetapi juga merusak prinsip-prinsip dasar hukum internasional dan nilai-nilai universal,” Costa, yang mengepalai Dewan Eropa yang mewakili negara-negara anggota UE, menambahkan dalam sebuah pernyataan di X.
Ursula von der Leyen, kepala cabang eksekutif Uni Eropa, mengatakan Israel harus mempertimbangkan kembali rencananya untuk mengambil alih Kota Gaza. “Keputusan pemerintah Israel untuk memperluas operasi militernya di Gaza harus dipertimbangkan kembali,” tulisnya di X.
Para menteri luar negeri Australia, Jerman, Italia, Selandia Baru dan Inggris juga mengecam rencana Israel dalam pernyataan bersama pada Jumat malam. Mereka mengatakan bahwa hal itu berisiko “melanggar hukum kemanusiaan internasional”.
Pencaplokan disebut akan memperburuk situasi kemanusiaan yang sangat buruk, membahayakan nyawa para sandera, dan lebih jauh lagi berisiko menyebabkan pengungsian massal warga sipil. “Setiap upaya aneksasi atau perluasan pemukiman melanggar hukum internasional,” tambah pernyataan itu.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyebut keputusan Israel untuk meningkatkan operasi militer di Gaza “salah” dan mendesak Israel menahan diri. “Keputusan pemerintah Israel meningkatkan serangannya di Gaza adalah hal yang salah, dan kami mendesak mereka untuk segera mempertimbangkannya kembali,” katanya. “Tindakan ini tidak akan mengakhiri konflik ini atau membantu pembebasan para sandera. Ini hanya akan menyebabkan lebih banyak pertumpahan darah.”
Sedangkan Kanselir Jerman Friedrich Merz mengatakan Jerman tidak akan mengizinkan ekspor peralatan militer apapun ke Israel yang dapat digunakan di Gaza “sampai pemberitahuan lebih lanjut”.
“Tindakan militer yang lebih keras yang dilakukan tentara Israel di Jalur Gaza, yang disetujui oleh kabinet Israel tadi malam, semakin mempersulit pemerintah Jerman untuk melihat bagaimana tujuan tersebut akan tercapai,” katanya. “Dalam keadaan seperti ini, pemerintah Jerman tidak akan mengizinkan ekspor peralatan militer apa pun yang dapat digunakan di Jalur Gaza sampai pemberitahuan lebih lanjut.”
Prancis memperingatkan bahwa pencaplokan Kota Gaza akan menyebabkan kebuntuan dalam upaya menemukan solusi jangka panjang terhadap konflik tersebut. “Tindakan seperti itu merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan mengarah pada jalan buntu,” kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan yang diunggah di media sosial.
“Hal-hal tersebut akan melemahkan aspirasi sah rakyat Palestina untuk hidup damai dalam sebuah negara yang layak, berdaulat, dan saling berdekatan, serta menimbulkan ancaman terhadap stabilitas regional.”
China menyatakan “keprihatinan serius” atas rencana Israel untuk menguasai Kota Gaza dan mendesaknya untuk “segera menghentikan tindakan berbahayanya”.
Negara itu menekankan Gaza adalah milik rakyat Palestina dan merupakan bagian tak terpisahkan dari wilayah Palestina. “Cara yang benar untuk meredakan krisis kemanusiaan di Gaza dan menjamin pembebasan sandera adalah dengan segera melakukan gencatan senjata,” kata juru bicara kementerian kepada kantor berita AFP.