Mantan CEO Astronomer Andy Byron, dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk menggugat Coldplay usai video dirinya yang terekam sedang bermesraan dengan Kristin Cabot.
Ceknricek.com–Mantan CEO Astronomer Andy Byron, dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk menggugat Coldplay usai video dirinya yang terekam sedang bermesraan dengan Kristin Cabot di konser band tersebut viral. Insiden ini berdampak besar pada kariernya.
Momen tersebut terjadi saat konser Coldplay di Boston, ketika kamera menangkap Andy Byron dan mantan rekan kerjanya, Kristin Cabot, sedang bermesraan.
Pada kesempatan yang sama, vokalis Coldplay, Chris Martin melontarkan candaan dari atas panggung. “Entah mereka selingkuh atau hanya sangat pemalu,” kata Chris Martin dilansir dari Marca, Kamis (24/7/25).
Kalimat Chris Martin itu, yang terekam dalam video dan dibagikan luas di media sosial, turut mengobarkan dugaan bahwa mereka tengah berselingkuh. Spekulasi yang kemudian diperkuat oleh laporan bahwa Byron dan Cabot keduanya telah menikah.
Tak lama setelah video tersebut viral, Byron mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO. Kini, rumor beredar bahwa ia mungkin akan menempuh langkah hukum terhadap Coldplay, terutama karena dirinya merasa menjadi korban dari candaan yang berujung pada tekanan publik dan profesional.
Namun, menurut sejumlah ahli hukum, peluang Byron untuk memenangkan gugatan sangat kecil. Pengacara Camron Dowlatshahi dari firma MSD Lawyers menyebut bahwa satu-satunya jalur hukum yang mungkin adalah gugatan pencemaran nama baik, tetapi kasus seperti ini akan sulit dibuktikan.
“Secara teori, ia bisa mengklaim pencemaran nama baik atas pernyataan Chris Martin. Tapi untuk menang, ia harus membuktikan bahwa komentar itu salah, dan dibuat dengan niat jahat atau ketidaktahuan yang sembrono terhadap kebenaran,” jelas Dowlatshahi.
“Dan itu hampir mustahil,” tambahnya.
Pengacara lain, Ray Seilie dari Kinsella Holley Iser Kump Steinsapir LLP, juga meragukan efektivitas gugatan ini. Menurutnya, komentar Chris Martin masih dalam batas humor dan tidak memenuhi kriteria pencemaran nama baik.
“Komentarnya terlalu ringan untuk disebut merusak reputasi secara hukum. Kalaupun Byron menggugat, yang terjadi justru hanya memperpanjang pemberitaan soal insiden itu,” ujar Seilie.
Sebagian pengamat juga mempertanyakan apakah Byron bisa memanfaatkan hukum privasi atau penyadapan, mengingat video diambil tanpa persetujuannya. Namun para ahli menegaskan bahwa tidak ada harapan privasi di tempat umum seperti stadion konser.
“Di tempat umum seperti konser, seseorang tak bisa berharap privasinya terjaga,” tutur CEO Future of Privacy Forum Jules Polonetsky.
Bahkan jika ada perdebatan soal rekaman suara, pembelian tiket konser biasanya disertai syarat dan ketentuan yang mengizinkan penyelenggara menggunakan gambar dan video penonton.
“Biasanya tiket konser sudah termasuk klausul hukum yang memberi izin bagi penyelenggara untuk menggunakan dokumentasi visual dari acara, termasuk wajah para penonton,” ucap Dowlatshahi.