Ceknricek.com — Dua laba-laba berumur 110 juta tahun dengan mata bersinar dalam kegelapan ditemukan terperangkap di serpihah sebuah situs fosil di Korea Selatan, Dilansir Newsweek, Jumat (26/4), laba-laba itu ditemukan di Lower Cretaceous Jinju Formation, sebuah situs yang dikenal dengan fosil-fosil dari periode Mesozoikum, periode geologis antara 252 dan 66 juta tahun silam. Era ini sering disebut Zaman Reptil.
Temuan tersebut diperoleh saat pengerjaan proyek konstruksi yang kemudian dipelajari oleh Paul Selden, dari “University of Kansas”, dan koleganya dari Korea Selatan.
Tubuhnya lunak, sangat jarang ditemukan tersimpan di batu. Biasanya, para ilmuwan harus mempelajari spesimen yang terperangkap dalam damar yang dapat menyebabkan fiturnya diabaikan.
“Laba-laba dilindungi bintik-bintik aneh di atas batu gelap, yang segera terlihat adalah mata agak besar ditandai dengan warna bulan sabit. Saya menyadari, ini pasti tapetum yaitu struktur reflektif dalam mata terbalik, cahaya masuk dikembalikan kembali ke sel retina. Ini tidak seperti mata langsung, cahaya melewati dan tidak memiliki karakteristik reflektif,” ujar Selden.
Laba-laba ini diperkirakan hidup antara 110 dan 113 juta tahun silam. Temuan tersebut tentu saja membantu ilmuwan memahami bagaimana makhluk ini berevolusi.
Sumber : Laba-mongabay.co.id
“Pada laba-laba (modern), yang Anda lihat dengan mata sangat besar merupakan laba-laba yang melompat, tetapi matanya mata biasa. Sementara, laba-laba serigala pada malam hari, matanya memantulkan cahaya seperti kucing. Jadi, predator yang berburu malam cenderung menggunakan jenis mata yang berbeda,” ujar Selden.
Selden mengatakan, jenis ini adalah keluarga laba-laba punah yang sangat umum di Cretaceous, menempati ceruk yang sekarang dihuni laba-laba lompat yang tidak berevolusi.
Laba-laba tersebut merupakan Lagonomegopidae pertama yang ditemukan belum diawetkan. Bagaimana mereka berakhir dalam formasi seperti ini, menurut Selden, bisa saja karena tersapu air dan terlindungi dari bakteri pembusuk.
“Batuan juga ditutupi krustasea kecil dan ikan, jadi mungkin ada beberapa peristiwa seperti alga mekar yang menjebak dan menenggelamkannya. Tapi, ini semua dugaan,” kata Selden.
Menurut Selden, mempelajari mata laba-laba purba ini akan membantu para peneliti lebih memahami evolusi arachnida. “Tentu saja membantu kami untuk menempatkan kelompok laba-laba ini di keluarganya,” jelas Selden.
380 juta tahun
Diperkirakan, laba-laba pertama kali muncul sekitar 380 juta tahun lalu. Laba-laba tersebar luas di muka Bumi. Ada sekitar 45 ribu jenis yang dapat kita temukan di penjuru dunia, kecuali Benua Antartika. Ciri umum laba-laba adalah memiliki empat pasang mata, delapan kaki, tidak bersayap dan tidak pula memiliki mulut pengunyah. Sifatnya karnivora.
Sumber : Laba-mongabay.co.id
Karakter khas fisik laba-laba adalah memiliki dua segmen tubuh. Bagian badan depannya dinamakan cephalothorax atau prosoma yang merupakan perpaduan kepala dan dada. Sementara bagian belakangnya berupa abdomen [perut] atau opisthosoma. Penghubung antara cephalothorax dan abdomen ini berupa selaput tipis yang disebut pedicellus.
Umumnya, laba-laba tidak memiliki penglihatan yang baik, alias tidak bisa membedakan warna. Ia hanya sensitif pada gelap dan terang. Untuk menandai kehadiran mangsa, laba-laba mengandalkan getaran yang ada pada jaring suteranya. Atau juga pada tanah, air, dan huniannya.