Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • Gaza dalam Kesaksian Jean-Pierre Filiu: Tak Lagi Dikenali (2/5)
  • Ketika Jin Bikin Gara-Gara
  • Selena Gomez dan Benny Blanco Menikah di California September 2025
  • FUNTAZTIC.LY by BRI: Konser Musik Lintas Generasi dengan Pengalaman Digital lewat BRImo
  • 6 Pemeran Lois Lane di Film Superman dari Masa ke Masa
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini
Opini

Gaza dalam Kesaksian Jean-Pierre Filiu: Menembus Batas (1/5)

Juli 16, 20253 Mins Read
Foto: Istimewa

Ia menuliskan pengalamannya dalam buku Un historien à Gaza yang terbit Mei 2025, dan akan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada Januari 2026.

Ceknricek.com–Bukan dari kursi empuk ruang kuliah, Jean-Pierre Filiu menulis sejarah. Ia memilih Gaza yang hangus, bukan menara gading. Ia masuk ke wilayah yang dibungkam, demi menyuarakan apa yang tak bisa lagi ditulis oleh mereka yang terbunuh.

Dalam dunia akademik yang sering kali terkungkung dalam menara gading, Jean-Pierre Filiu adalah pengecualian langka. Ia bukan sekadar sejarawan yang duduk di ruang kelas atau berkutat di balik layar komputer.

Ia termasuk tipe pemikir yang percaya bahwa sejarah tak boleh hanya dikisahkan dari jarak aman – tetapi harus disaksikan langsung dari sumbernya, meski penuh risiko.

Itulah sebabnya, saat sebagian besar dunia memilih membelakangi Gaza, Palestina, Filiu justru melangkah masuk ke sana, menembus blokade, menyatu dalam luka, dan membawa pulang suara-suara yang dibungkam.

Filiu bukan nama sembarangan. Ia gurubesar sejarah Timur Tengah di Sciences Po, Paris – salah satu institusi akademik paling prestisius di Eropa. Selain itu, ia dikenal luas sebagai penulis analisis mingguan tentang dunia Arab di harian Le Monde.

Karya monumentalnya, Gaza: A History (Oxford University Press, 2024), menjadi referensi penting bagi siapa pun yang ingin memahami kompleksitas sejarah Jalur Gaza.

Ia telah menulis banyak buku, termasuk biografi politik tentang Benjamin Netanyahu yang berjudul Main basse sur Israël (2019), sebuah karya yang menggugat tajam politik kolonialisme modern Israel.

Namun kredibilitas Filiu tak hanya berasal dari reputasi akademik atau ketajaman analisis. Kredibilitasnya justru berpijak pada keberaniannya untuk hadir langsung di medan kebenaran.

Desember tahun lalu, ia masuk ke Gaza bukan sebagai turis atau pengamat dari kejauhan, melainkan sebagai saksi hidup, bersama rombongan dokter dari Médecins Sans Frontières.

Ia menyaksikan kehancuran yang tak dapat dijelaskan oleh data semata – kehancuran yang menghancurkan logika, mematahkan nurani, dan mengguncang siapa pun yang masih memiliki sejumput rasa kemanusiaan.

Filiu tidak datang membawa agenda. Ia datang membawa komitmen akademik dan integritas moral. Ia tidak datang sebagai aktivis, tetapi sebagai sejarawan yang tahu bahwa tugas utamanya adalah mengungkap kebenaran, sekompleks dan seterjal apa pun.

Ia menuliskan pengalamannya dalam buku Un historien à Gaza yang terbit Mei 2025, dan akan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada Januari 2026.

Namun lebih dari sekadar laporan lapangan, karya itu merupakan testimoni sejarah —suara dari reruntuhan, catatan dari bawah puing-puing rumah, dan tangisan anak-anak yang tak tercatat dalam statistik korban.

Filiu bukan hanya menulis tentang Gaza, ia menghayatinya. Ia menyatu dalam kehidupan yang terkepung. Ia mengenal nama-nama, wajah-wajah, dan kisah-kisah pribadi.

Ia tidak berbicara dari balik lensa kamera atau dinding kaca studio berita. Ia berbicara dari tanah yang dipenuhi puing, dari lorong rumah sakit yang kosong, dari tenda-tenda yang menggigil di tengah musim dingin.

Dan yang paling penting: ia berbicara tanpa kompromi.

Kesaksiannya dimuat Haaretz, salah satu media Israel paling progresif dan berani, dan dikutip pula oleh The Arab Weekly dalam esai tajam yang ditulis oleh Francis Ghiles.

Kedua sumber ini bukan propaganda, bukan agitasi, tetapi refleksi jujur dari orang-orang yang memahami bahwa sejarah tidak boleh dimanipulasi oleh negara atau kekuasaan.

Maka, tulisan ini adalah bagian pertama dari lima seri catatan tentang Gaza, bukan dari kacamata politisi atau diplomat, tetapi dari seorang sejarawan yang menolak tunduk pada narasi resmi.

Ia seorang akademisi yang memilih menulis dengan kaki berdebu dan hati terkoyak. Dan justru karena itulah, kesaksiannya menjadi jauh lebih berharga dari semua konferensi pers para pemimpin dunia yang terus-menerus gagal menyebutkan satu kata: kebenaran.

(Bersambung ke Bagian Kedua: “Gaza Tak Lagi Dikenali”)

Cak AT – Ahmadie Thaha

Ma’had Tadabbur al-Qur’an, 16/7/2025

Penulis: Ahmadie Thaha

Editor: Ariful Hakim

#Buku #gaza Jean-PierreFiliu sejarawan
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp

Related Posts

Gaza dalam Kesaksian Jean-Pierre Filiu: Tak Lagi Dikenali (2/5)

Ketika Jin Bikin Gara-Gara

Pilkada Gado-Gado

Kuatnya MRC Selama ini Karena Diduga Dibekingi Jokowi

Sajak Empat Baris dalam Amplop Cokelat

Noda Sejarah yang Perlu Ditulis Ulang

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

Gaza dalam Kesaksian Jean-Pierre Filiu: Tak Lagi Dikenali (2/5)

Gaza, dalam pandangannya, bukan hanya zona perang. Ia adalah kuburan hidup bagi dua juta manusia yang diburu, dibom, dan dilaparkan —dengan senjata, dengan embargo, dan dengan kebungkaman dunia.

Ketika Jin Bikin Gara-Gara

Juli 17, 2025

Selena Gomez dan Benny Blanco Menikah di California September 2025

Juli 16, 2025

FUNTAZTIC.LY by BRI: Konser Musik Lintas Generasi dengan Pengalaman Digital lewat BRImo

Juli 16, 2025

6 Pemeran Lois Lane di Film Superman dari Masa ke Masa

Juli 16, 2025

Dituntut 2 Tahun Penjara, Ini Respon Razman Nasution

Juli 16, 2025

10 Film Satir Paling Cerdas Sepanjang Masa

Juli 16, 2025

Fakta  Kasus Video Porno Lisa Mariana

Juli 16, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.