Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • Atiek CB Taklukkan Puncak Gunung Rinjani di Usia 62 Tahun
  • Aespa Akan Rilis Album Baru pada September 2025
  • Resmi! Luka Modric Gabung AC Milan
  • Pilkada Gado-Gado
  • Kuatnya MRC Selama ini Karena Diduga Dibekingi Jokowi
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini
Opini

Kucing Paramadina

Desember 16, 20243 Mins Read

Ceknricek.com–Ah, Universitas Paramadina. Sebuah institusi pendidikan dengan misi mulia: menyatukan keislaman, kebangsaan, dan kemodernan. Namun siapa sangka, selain mahasiswa dan dosen, universitas ini ternyata memiliki penghuni lain yang tak kalah setia —kucing-kucing kampus. Mereka bukan penghuni liar, tapi simbol tak terucapkan dari dinamika kehidupan akademik Paramadina yang memadukan alam dan manusia.

Fachry Ali, murid cemerlang Nurcholish Madjid alias Cak Nur yang kini menjadi pengamat politik, menemukan hewan-hewan yang paling disayang Rasulullah Saw tersebut saat baru-baru ini berkesempatan napak tilas di kampus lama Paramadina. Di kampus Jalan Gatot Subroto, Jakarta, ini para kucing hidup damai, berlarian lebih bebas di bawah gedung-gedung dengan fasad beratap lancip yang kini telah dikosongkan.

Fachry melihat, mereka berjalan santai di lorong-lorong yang dulunya pernah jadi pusat diskusi intelektual. Mereka tidur di sudut aula yang menyimpan gema orasi pembaruan Islam. Bahkan, konon, beberapa kucing ini pernah diam-diam ikut mendengarkan seminar anti-korupsi. Tidak heran, dalam napak tilasnya, Fachry mengaku kehilangan, mungkin seperti yang dirasakan kucing warna-warni itu.

“Bayangkan, kucing kehilangan teman,” katanya di Youtube, dengan nada emosi, seolah-olah kucing-kucing ini mahasiswa abadi yang gagal move on dari masa kejayaan Paramadina di Gatot Subroto. Namun, apakah ada upaya serius untuk membawa kucing-kucing ini ke kampus baru Paramadina di Jalan Raya Mabes Hankam, Cipayung, Jakarta Timur? Sebuah kampus luas, dengan gedung-gedung megah, dan bertaman indah.

Tentu saja tidak. Kucing bukan mahasiswa. Mereka tak memiliki KTP, apalagi KTM. Nasib mereka seolah terlupakan di tengah hiruk-pikuk perpindahan barang-barang universitas. Padahal, siapa tahu, kucing-kucing ini menyimpan kenangan lebih dalam tentang Cak Nur dibanding para pengamat politik yang sering berbicara soal “vibes pembaruan pemikiran Islam.”

Mari kita bayangkan sebuah adegan di kampus baru. Para mahasiswa sibuk di kelas, dosen-dosen memberikan kuliah dengan penuh semangat, dan di sudut lapangan kampus, seekor kucing tua muncul, menatap dengan mata tajam. “Di mana tempat diskusi Cak Nur dulu?” tanyanya, dalam bahasa kucing tentunya. Mahasiswa yang kebetulan lewat hanya mengangguk, tidak paham, lalu mengunggah foto kucing itu ke Instagram dengan caption, “The real guardian of Paramadina.”

Tapi, jangan salah sangka. Kehadiran kucing di Paramadina bukan sekadar humor akademik. Mereka adalah simbol. Simbol adaptasi, kebersamaan, keberlanjutan, moderasi, dan tentu saja, toleransi. Jika Paramadina dikenal sebagai miniatur Indonesia karena keragaman dosen dan mahasiswanya, maka kucing-kucing ini adalah miniatur fauna Nusantara yang ikut menjadi saksi sejarah.

Meski begitu, kisah kucing-kucing ini juga menyimpan ironi. Di satu sisi, mereka adalah penjaga setia yang tak pernah minta honor. Di sisi lain, mereka juga bukti bahwa manusia sering lupa pada mereka yang tak bersuara. Sementara mahasiswa belajar tentang leadership dan entrepreneurship, kucing-kucing ini hanya belajar bagaimana bertahan hidup.

Namun, di balik kisah satir ini, ada harapan besar. Universitas Paramadina, yang dibangun Cak Nur pada 10 Januari 1998 dengan nama Universitas Paramadina Mulya, tetap menjadi pusat pembaruan. Rektornya saat ini, Prof. Dr. Didik. J. Rachbini, pernah mengatakan, universitas ini bukan hanya tempat untuk belajar dan mengajar, tapi juga harus berkontribusi untuk mewujudkan masyarakat madani.

Dengan kampus barunya yang lebih luas dan representatif di Cipayung — selain di Cikarang dan Kuningan — Paramadina siap menjadi garda terdepan dalam membangun peradaban Islam modern yang inklusif. Dan siapa tahu, suatu hari nanti, kucing-kucing kampus lama akan menemukan jalan mereka ke kampus baru, bertemu kawan-kawan mereka yang suka tidur di atas ransel mahasiswa, menjadi penjaga diam-diam dari diskusi keislaman dan kebangsaan yang terus berlanjut.

Karena pada akhirnya, baik manusia maupun kucing, kita semua adalah bagian dari makhluk Allah Sang Pencipta. Kucing mungkin punya narasi besar tentang toleransi dan keberlanjutan, kita menambahkan narasi soal pembaruan, keindonesiaan dan kebangsaan, untuk mewujudkan masyarakat madani. Hidup Paramadina, hidup kucing-kucing kampus!

Cak AT – Ahmadie Thaha

Ma’had Tadabbur al-Qur’ân, 15/12/2024

Penulis: Cek&Ricek.com

Editor: Cek&Ricek.com

caknur kucing paramadina
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp

Related Posts

Pilkada Gado-Gado

Kuatnya MRC Selama ini Karena Diduga Dibekingi Jokowi

Sajak Empat Baris dalam Amplop Cokelat

Noda Sejarah yang Perlu Ditulis Ulang

Nasution yang Pernah Kukenal

Oleh Ahmadie Thaha

Korupsi Dibilang Rezeki

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

Atiek CB Taklukkan Puncak Gunung Rinjani di Usia 62 Tahun

Ceknricek.com — Penyanyi legendaris Atiek CB kembali jadi sorotan publik. Di usianya yang menginjak 62…

Aespa Akan Rilis Album Baru pada September 2025

Juli 15, 2025

Resmi! Luka Modric Gabung AC Milan

Juli 15, 2025

Pilkada Gado-Gado

Juli 15, 2025

Kuatnya MRC Selama ini Karena Diduga Dibekingi Jokowi

Juli 15, 2025

Riza Chalid Dicekal ke Luar Negeri Usai Ditetapkan Jadi Tersangka

Juli 15, 2025

Prabowo Hadiri Peringatan Bastille Day 2025 di Paris

Juli 15, 2025

Sajak Empat Baris dalam Amplop Cokelat

Juli 15, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.