Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • Mengulik Bayaran Bintang Film Superman Terbaru
  • Ribetnya Ivan Gunawan Kalau Mau Sholat
  • Ivan Gunawan Akui 43 Tahun Tak Pernah Sholat Jumat
  • Nikita Mirzani Cabut Gugatan Wanprestasi terhadap Reza Gladys
  • Bunga Zainal Protes Vonis Pelaku Penipuan Rp 6,2 M Cuma 2 Tahun Penjara
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini
Opini

Membongkar Praktek Manipulasi Publik Opini oleh PollsteRP

Februari 27, 20223 Mins Read

Ceknricek.com–Survey opini publik itu hal yang lumrah, bagus dan bermanfaat jika dilaksanakan secara objektif. Hasilnya bisa jadi ‘guide’ untuk kebijakan publik. Tapi bisa jadi malapetaka jika survey tidak dilakukan secara objektif dan digunakan untuk manipulasi opini berbayar.

Contoh manipulasi opini: ketika barang-barang langka, harga naik, pengangguran tinggi dan daya beli merosot, kok bisa hasil survey kepuasaan 73%?Ini teori ekonomi baru, kayaknya pantas untuk calon hadiah Nobel tahun 3000?

Inilah contoh manipulasi opini publik dengan melalui SurveyRP oleh PollsteRP.

Dalam upaya manipulasi publik opini itu, PollsteRp tidak bekerja sendiri, tapi sering secara bersama-sama, rombongan in-tandem, mereka tidak kompetitif bahkan sering berkerja secara kartel (5-9 PollsteRp) yang dibayar untuk merekayasa (spin) opini publik demi kepentingan yang bayar.

Contoh lain dari manipulasi opini berbayar yang dilakukan PollsteRp:

1.“Effek Jokowi” pada Pilpres 2014. Kartel, terdiri dari 9 PollsteRP, disewa untuk memompa rating capres Jokowi. Mereka secara simponi menyatakan kalau Mbak Mega jadi Capres pasti kalah. Tapi kalau PDIP mencalonkan Jokowi sebagai Capres, Jokowi pasti menang, dan PDIP akan dapat bonus dari “Effek Jokowi” naik mencapai 34%.

PollsteRP dalam kartel yang  sama menjanjikan kesimpulan yang  sama hanya ‘Effek Jokowi’ beda-beda tipis, 32%-35%. Pilpres 2014, Jokowi memang menang, tapi PDIP hanya naik dari 14,3% menjadi 18,95% tahun 2014. Kesalahan perkiraan PollsteRp 15%, atau 7,5x Margin of Error (2%) ! Ini penipuan publik opini luar biasa.

2.Pilkada Gubernur 2017, team Ahok menyewa 7 PollsteRp untuk memompa rating Ahok. Rombongan PollsteRp berbayar itu, menyimpulkan Ahok akan menang lawan Anies. Menjelang Pilkada, RR menyatakan kepada Jokowi di istana bahwa Ahok bakal kalah double digit. RR mengatakan kepada Jokowi, “Saya tidak punya perusahaan polling, tetapi ketika naik taxi, bajay dan Gojek, terus melakukan random survey – dan simpulkan Ahok bakal kalah double-digit”.

Jokowi jawab,”Mas Rizal, hasil ke 7 pollster, Ahok akan menang 2-4%”.  Ternyata Ahok kalah 15%. Kesalahan perkiraan rombongan PollsteRP 17-19%, atau 8,5-9,5x Margin of Error. Keteledoran manipulatif  yang luar biasa !

PollsteRP membela diri dengan selalu mengatakan bahwa survey-survey mereka dilakukan dengan berlandaskan methoda akademik dan statistik. Methoda survey itu sudah standard dan kalau dilakukan secara benar, kesalahan perkiraannya hanya akan +/- Margin of Error, bukan berkali-kali Margin of Error !

Jawaban responden terhadap pertanyaan survey akan sangat tergantung pada framing atau arah pertanyaan. Framing umum, apakah anda puas, cendrung akan dijawab ya. Tetapi framing lebih khusus: misalnya apakah anda puas dengan kenaikan harga & kelangkaan, cendrung dijawab tidak puas. Pertanyan yang  lebih spesifik tentang ekonomi, sosial, pajak, JHT, wajib kartu BPJS dsb akan memberi jawaban yang berbeda.

Dalam banyak kasus, PollsteRp juga bertindak sebagai konsultan politik, bahkan sampai door-to-door campaigning.  Tidak ada transparansi & independensi.

Walaupun umumnya pemilihan responden dilakukan dengan ‘stratified sampling’ (sekitar 1200 orang).  Tapi sering tidak ada perubahan responden selama bertahun-tahun. Statis dan banyak yang kena ‘Stockholm Syndrome’ yang membuat mereka semakin tidak independen.

Apakah yang bisa dilakukan agar survey-survey opini publik objektif dan tidak manipulatif dan membajak demokrasi:

1.Harus ada transparasi siapa yg membiayai survey itu

2.Hasil survey hanya boleh diumumkan jika +/- 1x Margin of Error.

3.Perlu transparansi teknik sampling dan apakah responden statis dan dibayar ?

4.Pollster tidak boleh merangkap sebagai konsultan, apalagi door-to-door campaigning.

5.Media disarankan untuk tidak memuat hasil Pollster secara verbatim, tapi disertai info siapa yg bayar, track record Pollster, dan review oleh analyst independen.

Methologi survey penting, tapi lebih penting lagi ethika dan moralitas intelektual surveyor. Biases  secara sengaja dan sistematis merupakan bentuk dari penghianatan intelektual.

Jakarta 27 Febuari 2022

*DR. Rizal Ramli memiliki pengalaman riset sosial-ekonomi  di berbagai sektor dan daerah di Indonesia selama 17 tahun.

Penulis: Cek&Ricek.com

Editor: Cek&Ricek.com

manipulasi Opini rizalramli survei
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp

Related Posts

Pilkada Gado-Gado

Kuatnya MRC Selama ini Karena Diduga Dibekingi Jokowi

Sajak Empat Baris dalam Amplop Cokelat

Noda Sejarah yang Perlu Ditulis Ulang

Nasution yang Pernah Kukenal

Oleh Ahmadie Thaha

Korupsi Dibilang Rezeki

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

Mengulik Bayaran Bintang Film Superman Terbaru

Film Superman terbaru sudah beredar.Berapa honor pemeran Superman David Corenswet?

Ribetnya Ivan Gunawan Kalau Mau Sholat

Juli 15, 2025

Ivan Gunawan Akui 43 Tahun Tak Pernah Sholat Jumat

Juli 15, 2025

Nikita Mirzani Cabut Gugatan Wanprestasi terhadap Reza Gladys

Juli 15, 2025

Bunga Zainal Protes Vonis Pelaku Penipuan Rp 6,2 M Cuma 2 Tahun Penjara

Juli 15, 2025

Atiek CB Taklukkan Puncak Gunung Rinjani di Usia 62 Tahun

Juli 15, 2025

Aespa Akan Rilis Album Baru pada September 2025

Juli 15, 2025

Resmi! Luka Modric Gabung AC Milan

Juli 15, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.