Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • Hakim: Hasto Kristiyanto Tidak Terbukti Rintangi Penyidikan Kasus Harun Masiku
  • Prancis Akan Akui Negara Palestina di Sidang PBB
  • Tinggalkan Al Ahli, Firmino Resmi Gabung Klub Qatar Al Sadd
  • Perbandingan Kekuatan Militer Thailand dan Kamboja, Siapa yang Lebih Unggul?
  • Fakta-Fakta Terbaru Kasus Tewasnya Diplomat Kemlu Arya Daru
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini
Opini

Mencermati Buku Putih Pertahanan Australia

Juli 24, 20255 Mins Read
Foto: Istimewa

Setiap negara yang berdaulat memiliki kewajiban untuk merancang strategi pertahanannya dengan cermat, demi menjamin kelangsungan eksistensinya di tengah ketidakpastian dunia.

Oleh: Chappy Hakim

Ceknricek.com–Setiap negara yang berdaulat memiliki kewajiban untuk merancang strategi pertahanannya dengan cermat, demi menjamin kelangsungan eksistensinya di tengah ketidakpastian dunia. Dalam hal ini, Australia menjadi salah satu negara yang cukup konsisten dan transparan dalam mempublikasikan kebijakan strategis pertahanannya melalui dokumen resmi bernama Defence White Paper. Dokumen ini bukan sekadar laporan, tetapi pernyataan strategis yang merefleksikan persepsi ancaman, prioritas keamanan nasional, serta arah pembangunan kekuatan militer Australia ke depan.

Arti Penting Defence White Paper

Buku Putih Pertahanan Australia pertama kali diterbitkan pada tahun 1976, dan sejak itu telah beberapa kali diperbaharui (1994, 2000, 2009, 2013, 2016, dan dokumen Defence Strategic Review 2023 sebagai bentuk evaluasi lanjutan). Dokumen ini menggambarkan pendekatan strategis Australia dalam menyikapi dinamika kawasan, terutama di Indo-Pasifik, serta peran aliansinya dengan Amerika Serikat dan hubungannya dengan negara-negara tetangga, termasuk Indonesia. Secara umum, buku putih ini mencerminkan dua wajah Australia di satu sisi sebagai negara liberal-demokratik yang menjunjung transparansi dan tata kelola pemerintahan yang baik, namun di sisi lain juga sebagai kekuatan militer yang terus mengembangkan kapabilitasnya untuk mengantisipasi ancaman regional maupun global.

Arah Strategis: Dari Pertahanan Teritorial ke Proyeksi Kekuatan

Salah satu transformasi utama dalam buku putih versi terbaru adalah bergesernya fokus dari sekadar pertahanan teritorial (territorial defence) menuju kemampuan untuk melakukan deterrence by denial di kawasan Indo-Pasifik. Ini berarti Australia tidak lagi hanya berfokus pada mempertahankan wilayahnya, tetapi juga ingin mencegah konflik lebih awal dan lebih jauh dari perbatasannya bahkan di luar radius langsung kedaulatan nasionalnya. Dalam dokumen Defence Strategic Review 2023, misalnya, terlihat jelas keprihatinan Australia terhadap meningkatnya rivalitas strategis antara Amerika Serikat dan Tiongkok, potensi konflik di Laut Tiongkok Selatan, hingga pentingnya rantai pasokan teknologi dan sumber daya kritis. Oleh karena itu, penguatan sistem radar jarak jauh (Jindalee Operational Radar Network), pengembangan kapal selam nuklir melalui AUKUS, serta peningkatan kerja sama militer regional menjadi bagian integral dari arah kebijakan ini.

Hubungan dengan Indonesia: Partner Strategis atau Tetangga yang Diawasi?

Australia selalu menyatakan bahwa Indonesia adalah “strategic partner” yang penting. Namun demikian, dalam buku putih yang pernah diterbitkan, secara tidak langsung Australia juga menunjukkan kecemasannya terhadap instabilitas domestik di Indonesia dan dampaknya terhadap kawasan. Sikap ambigu ini terlihat dari satu sisi Australia mendorong kerja sama pertahanan dengan Indonesia termasuk latihan militer bersama dan pendidikan militer namun di sisi lain juga memperkuat pos pengintaiannya di utara seperti Pine Gap dan JORN, yang secara teknis mampu memantau aktivitas udara dan maritim hingga wilayah utara Natuna di kawasan Nusantara.

Sebagaimana diungkap dalam laporan 2016, “A stable and prosperous Indonesia is vital to Australia’s interests.” Namun pernyataan ini tidak lepas dari logika hedging yakni strategi untuk berjaga-jaga apabila kondisi memburuk. Dalam dunia strategi, teman bisa berubah menjadi lawan jika dinamika politik berubah drastis. Maka dari itu, membaca buku putih Australia dengan kacamata geopolitik Indonesia adalah hal yang penting.

Implikasi bagi Indonesia: Kedaulatan dan Ketahanan Nasional

Bagi Indonesia, kehadiran buku putih Australia adalah alarm sekaligus cermin. Alarm, karena setiap perubahan postur pertahanan Australia seperti rencana kapal selam nuklir AUKUS pasti akan serta merta berdampak langsung pada kalkulasi strategis di kawasan, terutama pada isu kedaulatan dan non-proliferasi. Cermin, karena Indonesia hingga kini belum memiliki white paper pertahanan yang komprehensif, terbuka, dan rutin diperbarui sebagai bentuk pertanggungjawaban publik serta penanda arah strategi nasional. Ketika Australia telah memikirkan pertahanan siber, ruang angkasa, dan kecerdasan buatan dalam dokumen strategisnya, Indonesia masih berkutat dengan persoalan klasik seperti minimnya alutsista dan belum selesainya kedaulatan ruang udara di sebagian wilayah barat.

Buku putih pertahanan Australia mengajarkan kita bahwa strategi bukan hanya soal tank dan jet tempur, melainkan juga tentang narasi, persepsi, dan diplomasi. Dokumen ini adalah cara Australia membentuk opini internasional, meredam kekhawatiran mitra, dan sekaligus mengirim pesan kepada pihak yang dianggap berpotensi mengganggu stabilitas.

Sudah saatnya Indonesia mencontoh model seperti ini yaitu membangun Defence White Paper versi kita sendiri, bukan sekadar untuk konsumsi luar negeri, tapi lebih dari itu, sebagai alat manajemen strategis internal, pengukur kesiapan nasional, dan pemersatu persepsi pertahanan bangsa. Di tengah dunia yang makin tidak pasti, kekuatan bukan hanya ditentukan oleh senjata, tetapi juga oleh kejelasan arah.

Latihan Kangaroo 89

Hubungan antara Defence White Paper dan latihan-latihan militer seperti Kangaroo 89 mencerminkan kesinambungan antara perumusan kebijakan strategis dan implementasinya di lapangan. Latihan militer tersebut bukan hanya ajang unjuk kekuatan, melainkan perwujudan konkret dari konsep pertahanan yang tertuang dalam buku putih. Kangaroo 89, misalnya, merupakan salah satu latihan tempur terbesar Australia pada masanya yang melibatkan ribuan personel militer serta simulasi skenario peperangan yang mencakup proyeksi kekuatan ke wilayah utara yakni kawasan yang secara geografis dekat dengan Indonesia. Tidak mengherankan bila saat itu muncul respons kekhawatiran dari Jakarta, karena skenario latihan tersebut seolah mengasumsikan potensi konflik di kawasan yang sensitif.

Pelajaran penting dari Kangaroo 89 adalah bahwa strategi dan persepsi tidak bisa dipisahkan. Ketika Australia menyusun skenario perang dalam radius dekat dari wilayah Indonesia, maka pesan yang terbaca bukan lagi semata-mata defensif. Ini memperlihatkan bagaimana dokumen strategis seperti Defence White Paper bisa berdampak pada postur politik kawasan. Maka dari itu, Indonesia perlu lebih aktif terlibat dalam membangun saling pengertian strategis, memperkuat transparansi regional, dan yang lebih penting lagi adalah memiliki kemampuan untuk menyusun dan mengartikulasikan strategic narrative sendiri, agar tidak sekadar menjadi objek dari latihan militer negara tetangga, tetapi menjadi subjek yang menentukan masa depan kawasan secara mandiri dan bermartabat.

Referensi:

  • Australian Government, 2023 Defence Strategic Review, Canberra: Department of Defence.
  • Australian Government, Defence White Paper 2016, Canberra: Department of Defence.
  • Andrew Carr, “Is Australia’s Defence Policy Fit for Purpose?” The Interpreter – Lowy Institute, 2023.
  • Hugh White, How to Defend Australia, Melbourne: La Trobe University Press, 2019.

Jakarta 24 Juli 2025

Chappy Hakim – Pusat Studi Air Power Indonesia

Penulis: Chappy Hakim

Editor: Ariful Hakim

#Australia #bukuputih #Pertananan Indonesia
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp

Related Posts

Sihir Gemini CLI

Menjaga Konstitusi Ilmu

Negeri Para Meteor: Amburadulnya Republik dengan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

Adakah Korupsi Rp 1,25 Triliun di ASDP?

Ketenangan di Tengah Kehidupan Sehari-hari

Impor GMO, Impor Penyakit

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply


Sedang Tren

Hakim: Hasto Kristiyanto Tidak Terbukti Rintangi Penyidikan Kasus Harun Masiku

Hakim menilai Hasto tidak terbukti melanggar Pasal 21 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Prancis Akan Akui Negara Palestina di Sidang PBB

Juli 25, 2025

Tinggalkan Al Ahli, Firmino Resmi Gabung Klub Qatar Al Sadd

Juli 25, 2025

Perbandingan Kekuatan Militer Thailand dan Kamboja, Siapa yang Lebih Unggul?

Juli 25, 2025

Fakta-Fakta Terbaru Kasus Tewasnya Diplomat Kemlu Arya Daru

Juli 25, 2025

Persija Jakarta Resmi Datangkan Alan Cardoso Dari Brasil 

Juli 25, 2025

Hasil China Open 2025: Jafar/Felisha Lolos ke Semifinal, Rehan/Gloria Terhenti

Juli 25, 2025

Daftar 10 Film Dan Series Terbaik Tentang Bandar Narkoba Serta Sisi Gelapnya

Juli 25, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.