Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • Gawat! Pangeran Harry Tuduh Ayah Mertuanya Biang Kerok Kekacauan Hubungannya Dengan Meghan Markle
  • Imbas Lagu Kontroversial Heil Hitler, Kanye West Dilarang Masuk Australia
  • Soal Kehamilannya, Erika Carlina Tanggapi Klarifikasi DJ Panda
  • Bos Tamiya Meninggal Dunia
  • Lesti Kejora Hadiri Sidang Uji Materi UU Hak Cipta
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»SEJARAH
SEJARAH

Sejarah Hari Ini: Referendum Timor Leste

Agustus 30, 20195 Mins Read

Ceknricek.com — Tepat tanggal hari ini, 20 tahun lalu, 30 Agustus 1999, ratusan ribu warga Timor Timur (Timtim) mendatangi 200 lokasi pemungutan suara untuk menentukan masa depan mereka. 

Dalam referendum yang disponsosri oleh PBB itu, mayoritas rakyat Timtim kemudian memilih untuk merdeka dari Indonesia setelah dikuasai selama 23 tahun sejak 1976.

Timor Portugis

Pada era kolonialisme, Pulau Timor dibagi menjadi dua wilayah, Timor Barat dan Timor Timur. Batas ini kemudian semakin dipertegas dengan perjanjian antara Belanda dan Portugis yang sebelumnya saling memperebutkan pulau tersebut. Pada 1859 disetujui bahwa wilayah bagian timur dikuasai Portugis, sedangkan bagian barat dikuasai oleh Belanda. 

Tahun 1974, tepatnya pada 25 April, Portugal mengalami Revolusi Anyelir hingga Timor Portugis menjadi daerah tak bertuan. Ini dikarenakan konstitusi yang memenangkan kudeta tersebut mengharuskan wilayah jajahan Portugis yang sebelumnya berstatus provinsi di luar negeri agar dilepaskan serta bebas menentukan nasibnya sendiri.

Referendum Timor Leste
Sumber: Kompas

Dalam keadaan kosong seperti itu, muncullah partai-partai baru yang terbentuk di Timor Timur untuk segera merumuskan kemerdekaan. Tercatat Partai Uni Demokrat Timur (UDT),  Front Revolusioner Independen Timor Timur (Fretilin), dan yang terakhir Demokrat Asosiasi Timor (Apodeti). 

Karena setiap partai memiliki misi sendiri-sendiri, Fretilin, yang berhaluan komunis menginginkan agar Timor Timur merdeka dan berdaulat secara penuh. UDT menginginkan merdeka secara bertahap, sementara Apopdeti bertujuan untuk berintegarsi ke Indonesia. Konflik internal pun terjadi di antara mereka meskipun hanya sebatas argumen. Namun tidak di kalangan akar rumput, hingga kemudian menyebabkan pertumpahan darah  di antara mereka. 

Sementara itu, Perang Dingin di dunia sedang berlangsung antara blok Barat dan Blok Timur. Indonesia, yang pada saat itu dipimpin oleh Soeharto mulai khawatir setelah Fretilin memenangkan “kemerdekaan sepihak” dan melakukan deklarasi. Kekhawatiran terhadap Red Scare (Ketakutan Merah) ini akhirnya membuat aneksasi Indonesia ke Timor Timur.

Aneksasi Indonesia

Melihat kudeta sepihak yang dilakukan Fretilin dan ketakutan kemenangannya akan merembet hingga perbatasan, Indonesia kemudian mempengaruhi Barat hingga mendapat bantuan dari Amerika Serikat yang juga tidak mau Timor Timur dikuasai Fretilin yang komunis. 

September 1975, pasukan khusus Indonesia mulai melakukan serangan awal ke Timor Timur. Dalam serangan ini, lima wartawan yang bekerja untuk jaringan berita Australia dieksekusi oleh tentara Indonesia di kota perbatasan Balibo pada 16 Oktober 1975. Peristiwa yang dikenal sebagai Balibo Five akhirnya menimbulkan kemarahan aliansi jurnalis di Australia. 

Referendum Timor Leste
Sumber: Liputan6.com

Baca Juga: Menyingkap Wiranto dan Kasus Referendum TimTim 1999

Memasuki 7 Desember 1975, Indonesia mulai melakukan invasi resmi ke Timor Timur lewat operasi militer bernama Operasi Seroja. Mobilisasi besar-besaran pasukan militer Indonesia diarahkan ke kota Dili Timor Timur. Kontak senjata pun terjadi dengan pasukan militer Fretilin yang memiliki julukan Falintil. 

Pasukan Fretilin menderita kekalahan. Setelah Indonesia mengambil kendali atas menara radio, memutuskan komunikasi dengan dunia luar, tiga hari berikutnya, pada 10 Desember 1975, militer Indonesia berhasil mengambil alih Baucau, kota terbesar kedua di Timor Timur setelah Dili.

Yang terjadi kemudian adalah sejarah, karena kian tahun jumlah pasukan Indonesia terus bertambah di Timor Timur. Sementara itu pasukan Fretlin terdesak dan mundur ke hutan dan pegunungan sambil terus bergerilya. Serangan pasukan Indonesia pun semakin keras dengan menembaki apa saja yang ditemuinya.

Deretan kekerasan berlangsung sejak invasi pertama 1975 hinggga 1999. Temasuk pembantaian Santa Cruz, yang berlangsung pada 12 November 1991 dengan diberondongnya para demonstran pro kemerdekaan hingga menyebabkan 250 orang tewas.

Referendum Timor Leste
Sumber: Bale

17 Juli 1976, pemerintah Indonesia kemudian memperkenalkan provinsi ke-27 mereka yang baru, yakni wilayah Timor Timur. Pemahaman ini pun segera diajarkan di sekolah-sekolah serta seluruh saluran nasional. 

Lewat doktrin-doktrinnya Presiden Soeharto juga mengatakan bahwa Timor Timur adalah anak hilang yang telah kembali ke pangkuan Pertiwi, serta menyatakan bahwa para nasionalis Timor Timur adalah pemberontak dan separatis yang harus ditumpas. 

Dikutip dari Tirto, Commision for Reception, Thruth and Reconciliation (CAVR) melaporkan korban kematian terkait konflik setidaknya berjumlah 102.800 orang. Dari jumlah itu, sekitar 18.600 orang dibunuh atau hilang. Dan sekitar 84.00 orang meninggal kelaparan atau akibat sakit parah. Angka-angka ini mewakili perkiraaan minimum CAVR yang temuannya diklaim berbasis ilmiah.

Kemerdekaan Timor Leste

Era Reformasi dan lengsernya Soeharto pada 1998 setelah 32 tahun berkuasa, membawa angin segar baru bagi Timor Timur.  Dengan difasilitasi misi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Timor Timur (Unamet), penentuan pendapat alias referendum kemudian dilakukan pada Senin, 30 Agustus 1999.

Referendum Timor Leste
Foto: AP

Baca Juga: Rusuh Papua, Belajarlah dari Timor Timur

Arsip Kompas menuliskan, ratusan ribu orang berjalan menuju 200 lokasi yang tersebar di beberapa tempat untuk melakukan pemungutan suara dengan diajukannya dua pertanyaan untuk mereka. Apakah Anda menerima otonomi khusus untuk Timor Timur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, atau menolak otonomi khusus yang diusulkan hingga menyebabkan pemisahan Timor Timur dari Indonesia. 

Lima hari kemudian, tepatnya Sabtu, 4 September 1999, Sekjen PBB Kofi Annan di New York mengumumkan, dari sekitar 450.000 pemilih, 78,5 persen warga Timor Timur memilih untuk menolak otonomi, 19,7 persen memilih otonomi, dan 1,8 persen dinyatakan tidak sah. Di hari yang sama, kemudian Ketua Unamet Ian Martin di Dili, mengumumkan hasil tersebut yang dialihkan ke bahasa Indonesia, Portugal, dan Tetun. 

Setelah resmi menjadi negara berdaulat pada 20 Mei 2002, Xanana Gusmao kemudian resmi disumpah menjadi presiden pertama Timor Leste dan mengakhiri penjajahan Indonesia terhadap Timor Timur.

BACA JUGA: Cek Berita AKTIVITAS PRESIDEN, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.  

Penulis: Cek&Ricek.com

Editor: Cek&Ricek.com

#sejarah #timorleste referendum timortimur
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp

Related Posts

Indonesia Berada Dalam Lika Liku Sejarah

Inggris Kembalikan 6000 Artefak Kuno yang Dipinjam dari Irak untuk Penelitian

Kota Berusia 3.400 Tahun Ditemukan di Irak Utara

Kuil Kuno Dewa Zeus-Kaios Peninggalan Romawi Ditemukan di Mesir

Fosil Dinosaurus yang Mati Kena Asteroid 66 Juta Tahun Lalu Ditemukan

Fosil T-Rex Termahal akan Dipajang di Museum Abudhabi

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply


Sedang Tren

Gawat! Pangeran Harry Tuduh Ayah Mertuanya Biang Kerok Kekacauan Hubungannya Dengan Meghan Markle

Pangeran Harry menuduh ayah mertuanya, Thomas Markle , sebagai biang kerok kekacauan pernikahannya dengan Meghan Markle

Imbas Lagu Kontroversial Heil Hitler, Kanye West Dilarang Masuk Australia

Juli 22, 2025

Soal Kehamilannya, Erika Carlina Tanggapi Klarifikasi DJ Panda

Juli 22, 2025

Bos Tamiya Meninggal Dunia

Juli 22, 2025

Lesti Kejora Hadiri Sidang Uji Materi UU Hak Cipta

Juli 22, 2025

Verrell Bramasta Jadi Pusat Perhatian di Klaten: Politisi Muda PAN Makin Dikenal Akrab dan Aspiratif

Juli 22, 2025

Tom Lembong Resmi Ajukan Banding Terkait Vonis Kasus Gula ke PN Jakpus

Juli 22, 2025

Mariah Carey Umumkan Album Baru “Here For It All”, Rilis September

Juli 22, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.