Ryan mengatakan, film tersebut sudah terlanjur rampung dan akan segera tayang di bioskop. Karena itu, dia hanya bisa memberikan dukungannya.
Ceknricek.com — Sutradara film Jumbo, Ryan Adriandhy akhirnya mengungkapkan pandangannya terkait kontroversi film animasi Merah Putih One For All.
Seperti diketahui, film tersebut menuai kritik pedas warganet bahkan sebelum tayang di bioskop pada 14 Agustus mendatang.
Alasannya, karena film garapan Perfiki Kreasindo itu dianggap memiliki kualitas yang uruk untuk tayang di layar lebar. Apalagi film itu digarap dengan bujet mencapai Rp6,8 miliar.
Terkait kontroversi tersebut, Ryan Adriandhy tampak enggan membahas mendalam terkait keberadaan film tersebut.
“Pagi teman-teman. Mention-nya masuk semua dan sudah saya baca. Namun saya merasa tidak ada yang perlu saya komentari,” cuitnya lewat akun X @adriandhy dikutip Minggu (10/8/25).
Ryan mengatakan, film tersebut sudah terlanjur rampung dan akan segera tayang di bioskop. Karena itu, dia hanya bisa memberikan dukungannya.
“Barangnya sudah jadi, akan tayang juga, dan nggak ada yang bisa dilakukan kecuali terus membuat yang lebih baik,” imbuhnya.
Film animasi Merah Putih One For All menuai kritik pedas netizen karena menilai, visualnya dianggap memiliki kualitas di bawah rata-rata.
Banyak warganet yang mengatakan, dengan visual tersebut film animasi tersebut hanya membuang anggaran karena hasilnya yang tak sepadan.
Lalu apa kata kreator sekaligus produser film Merah Putih One For All, Toto Soegriwo terkait kritik tersebut?
Lewat akun Instagram pribadinya, Toto seolah tak ambil pusing dengan hujatan warganet. “Senyumin saja. Komentator (biasanya memang) lebih pandai dari pemain,” ungkapnya.
Sang produser menilai, pihak-pihak yang mengkritik film tersebut di media sosial juga ingin mendapat ‘manfaat’ dari unggahannya. “Postingan kalian viral kan?” ujarnya menyindir.
Film animasi Merah Putih One For All bercerita tentang delapan anak dengan latar belakang budaya berbeda. Mereka kemudian bersatu untuk menjalankan sebuah misi heroik.
Misi itu adalah menyelamatkan bendera merah putih yang hilang secara misterius sekitar 3 hari sebelum upacara kemerdekaan, pada 17 Agustus 2025.