Warga di Halmahera Timur, Maluku Utara, gencar melawan sebuah perusahaan tambang nikel yang diduga melakukan perusakan alam.
Ceknricek.com–Isu soal perusakan alam sedang hangat diperbincangkan. Tak hanya dikalangan masyarakat umum, sejumlah publik figurpun juga sempat ikut bersuara.
Kali ini giliran warga Halmahera Timur, Maluku Utara jadi korban. Mereka tengah gencar memperjuangkan lingkungan tempat tinggal mereka yang sedang tidak baik-baik saja. Hal tersebut lagi-lagi disebabkan oleh sebuah perusahaan yang disinyalir telah merusak alam Halmahera Timur dengan kegiatan pertambangan mereka.
Kabar ini mencuat setelah terunggah video kerusakan alam yang mengarah kepada sebuah perusahaan nikel. Terlebih semenjak beroperasi pada tahun 2024, sudah banyak keluhan yang diajukan oleh warga sekitar terkait aktivitas perusahaan tersebut, mulai dari kerusakan alam, pencemaran air, sampai eksploitasi tanah adat.
Kondisi ini diperkuat dengan temuan tim pemantau lingkungan yang mendapati adanya bukaan lahan liar pada Februari 2025. Mereka diduga melakukannya tanpa persetujuan dari warga sekitar, mengingat lahan yang digarap merupakan tanah adat. Dari hasil temuan juga didapati kerusakan alam yang hebat akibat pengerukan untuk tambang nikel yang mengakibatkan hilangnya tanah subur di sana.
Terdapat juga laporan dari warga yang mengatakan bahwa saat upaya protes dilakukan, para warga dihadang dan dipaksa mundur oleh aparat bersenjata. Hal ini disesalkan oleh warga lokal yang terkena dampak, kehilangan mata pencaharian, dan tanah subur yang harusnya dapat diwariskan ke generasi selanjutnya.
Menanggapi isu perusakan alam yang ramai diperbincangkan di sosial media, konten kreator sekaligus komika, Gianluigi Christoikov mengaku geram. Menurutnya masyarakat Halmahera Timur cuma bersuara akan lingkungan mereka yang telah dirusak.
“Mereka hanya bersuara demi tanah adat yang telah di cemari mengapa mereka harus ditahan,” ungkap Gianluigi saat dihubungi awak media, Rabu (23/7/25).
“Aneh jaman sekarang. Tanah dirampas, alam dirusak, kok warga dibungkam,” lanjutnya.
Sejauh ini, masyarakat terdampak sudah melakukan gerakan untuk mencegak kerusakan lebih lanjut. Masyarakat juga memaparkan akibat dari kelalaian perusahaan tersebut dan menyerukan agar pemerintah sebagai pemangku otoritas dapat turun tangan dan menindak tegas pelaku pengrusakan tanah adat di Halmahera Timur.