Ceknricek.com - Seorang guru sekolah dasar berinisial U (55) di Kabupaten Sukabumi menjadi tersangka karena melakukan tindakan cabul terhadap siswi-siswinya. Guru olahraga itu mencium pipi dan bibir muridnya dengan dalih sebagai hadiah karena telah mengerjakan tugas seperti membersihkan ruangan.
Aksinya terungkap setelah salah satu siswi yang menjadi korban pelecehan melapor kepada orang tuanya.
Ia diperiksa oleh tim penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Sukabumi Kota.
"Status terduga pelaku berinisial U sekarang sudah resmi jadi tersangka dan sudah ditahan sejak tadi dini hari, sekitar pukul 00.30 WIB," ungkap Kasatreskrim Polres Sukabumi Kota, AKP Budi Nuryanto, Sabtu siang, seperti dikutip Sukabumiupdate.
Kasus pelecehan seksual pada anak bukan hal yang baru. Tak hanya di tempat-tempat yang dianggap rawan, lingkungan sekolah yang dianggap aman pun bisa saja terjadi. Untuk mencegah terjadinya kasus-kasus serupa dan mengungkap kasus-kasus yang telah terjadi, perlu kesadaran orang tua untuk mengedukasi anak.
Pendidikan tentang seksualitas dan pelecehan seksual seringkali dianggap orang tua sebagai hal yang tabu untuk diberitahukan kepada anak. Padahal, bekal pengetahuan terkait hal tersebut dapat membantu anak terhindar dari pelecehan seksual yang dapat menimpanya.
Dilansir dari hellosehat, ada beberapa hal penting yang perlu diajarkan orang tua kepada anak terkait pelecehan seksual.
Pertama, ajari anak tentang anatomi tubuhnya. Anggota tubuh, terlebih alat-alat vital, perlu diajarkan kepada anak sedini mungkin. Banyak orang tua melakukan kesalahan dengan mengajari penamaan genitalia secara “halus”. Orang tua cenderung menghindari istilah yang tepat seperti “payudara”, “penis”, dan “vagina” dengan menggunakan istilah-istilah lain.
Padahal, dengan mengajari anak nama-nama yang tepat untuk setiap bagian tubuhnya, mereka dapat lebih sesuai menceritakan jika ada seseorang yang melecehkannya. Istilah anatomi yang sesuai membuat semua orang dapat memahami dengan benar apa yang anak-anak maksud. Misalnya anak menceritakan “orang itu memegang penisku” akan lebih jelas dibanding “orang itu memegang burungku.”
Kedua, ajari anak tentang batasan tubuh. Anak harus diingatkan bahwa tubuh adalah miliknya pribadi. Ajarkan bahwa ada area tertentu di tubuh mereka yang tidak boleh dilihat atau disentuh orang lain. Beritahukan juga bahwa untuk pemeriksaan kesehatan oleh tenaga medis oleh dokter itu boleh saja.
Ajarkan juga anak untuk menghormati tubuhnya dan tubuh orang lain. Ingatkan bahwa dia tidak boleh melakukan sesuatu pada tubuh orang lain, jika orang itu tidak menginginkannya. Seperti kebiasaan menggelitik yang harus dihentikan kalau orang yang digelitik merasa terganggu.
Ketiga, ajari anak untuk berkata tidak ketika ada orang lain yang ingin melakukan hal-hal yang termasuk pelecehan seksual. Misalnya, mencium mulut, menyentuh dada, penis, vagina, bokong, dan bagian-bagian lain yang ditutupi pakaian. Jelaskan kepada anak bahwa mereka berhak menolak dan berteriak jika mengalami hal-hal tersebut.
Keempat, ajari anak untuk selalu terbuka untuk bercerita kepada orang tua. Buatlah ikatan seperti pertemanan dengan anak agar ia mau bercerita dan katakana bahwa ia boleh bercerita apa saja kepada anda, apapun topiknya. Satu hal lagi, jangan berikan hukuman jika mereka telah berkata jujur kepada Anda, agar ia tetap akan terus mau bercerita sejujurnya.