Ceknricek.com -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan wilayah Provinsi Kalimantan Utara sangat rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) akibat musim kering yang melanda daerah itu.
Taufik Rahman, pengamat ahli Pertama BMKG Nunukan, Rabu (19/2), menyatakan hasil pengamatan satelit terhadap kondisi cuaca dan iklim sejak Selasa (18/2) di mana seluruh kabupaten/kota berwarna merah.
"Kaltara sangat rawan terjadinya karhutla akibat musim kering yang melanda sejak bulan Januari (2020)," ucap Taufik melansir Antara.
Rawannya seluruh wilayah Kaltara menurutnya terjadi karena karhutla, maka BMKG Nunukan mewanti-wanti dan terus menginformasikan kepada instansi terkait dan masyarakat untuk waspada.
Selain itu, Taufik juga mengimbau masyarakat tidak membakar lahan atau sampah yang dapat memicu terjadinya kebakaran yang bisa berdampak luas.
Lebih lanjut dia juga mengajak seluruh instansi terkait dan masyarakat agar senantiasa menjaga lingkungan sekitarnya agar mewaspadai terjadinya kebakaran tersebut.
Baca juga: Cegah Karhutla, Polres Tanjab Timur Jambi Luncurkan Website sabakcerah.com
Khusus kondisi cuaca di Kabupaten Nunukan sendiri, dia ungkapkan, secara umum cerah pada pagi hari dan cerah berawan pada siang hari, malam hari hingga dini hari bersuhu udara 25-33,5 derajat celsius.
Kemudian angin berhembus dari arah barat menuju barat laut dengan kecepatan 5-20 knot per jam dengan tinggi gelombang laut 1,25 meter hingga 2,5 meter pada jarak pandang delapan kilo meter.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltara mencatat hingga akhir 2019 setidaknya bencana karhutla sudah tejadi sebanyak 176 kejadian yang dipengaruhi oleh faktor baik kondisi cuaca dan yang lain.
Melansir Tribun, bencana karhutla sendiri, paling banyak terjadi di Kota Tarakan sebanyak 58 kejadian dengan luas lahan yang terbakar 66 hektare.
Sementara daerah yang paling luas terdampak karhutla adalah Balungan dengan luas 244,75 hektare untuk 44 kejadian karhutla.
BACA JUGA: Cek BREAKING NEWS, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini
Editor: Farid R Iskandar