Hati Fauzi Baadila Hancur | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak

Hati Fauzi Baadila Hancur

Ceknricek.com - Fauzi Baadila baru saja pulang usai menjalani misi sosial ke daerah konflik, Suriah. Ia baru sampai Tanah Air pada hari Selasa (8/5/2018), setelah kurang lebih satu minggu berada di sana.

Fauzi Baadila menceritakan perjalanan jihadnya selama di Suriah. Hatinya hancur berkeping melihat langsung bagaimana kondisi terkini di sana, mulai dari nasib anak-anak, sejumlah tempat bekas letusan bom maupun roket.

"Saya lihat langsung korban korban para pengungsi perang. Hati saya hancur, kehilangan rumah, kehilangan anggota keluarga, kehilangan pekerjaan, kehilangan masa depan, kehilangan semuanya dalam satu waktu yang sama gitu," ujarnya saat ditemui di CGV Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (15/5/2018).

Pemain film '212 The Power of Love' ini miris terhadap keadaan yang berbanding terbalik dengan kehidupan sehari-harinya di Indonesia. Di Suriah, para pengungsi hidup seadanya, tinggal beratap terpal dan beralaskan tanah. Nyawa pengungsi, baik orang dewasa maupun anak-anak terancam setiap detiknya.

"Di sana enggak ada makanan, enggak ada minuman, dan setiap saat ada rudal, ada suara senapan mesin gitu," kata pria yang kerap disapa Oji ini.

Fauzi Baadila terenyuh melihat ribuan manusia yang hidup sengsara, jauh dari kata cukup. Ia merasakan sendiri, disaat aktor berusia 38 tahun ini sudah menganggap berada di daerah aman, tapi ternyata masih banyak suara tembakan beruntun, juga bom yang cukup bising terdengar.

"Saat saya pergi dari kota itu, di kota tetangganya,Idlib atau Aleppo kena bom lagi. Ada beberapa belas yang meninggal," jelasnya.

Meski nyawa Fauzi Baadila juga sebenarnya terancam, ia mengaku tidak waswas akan keselamatannya. Sebab keputusannya sudah bulat untuk pergi ke daerah konflik tersebut, demi membantu sesams.

"Maksudnya saya kira saya sebagai pria harus ngelihat hal-hal paling buruk dalam hidup, kita nih sudah kebiasaan hidup manja, kebiasaan enak. Saya pribadi saya kira perlu ngeliat kayak gitu untuk ngebuka wawasan saya bahwa dunia enggak semuanya indah," urainya.

Perjalanannya memang sangat berisiko, tapi Fauzi Baadila sudah siap menghadapi segala risikonya. Istilahnya, jika meninggal dunia, ia termasuk mati syahid. Karena apa yang dilakukan olehnya demi misi kemanusiaan.

"Kalau kita diam bisa jadi orang lain mati. Kalau ada sesuatu kita cuma diam dan kasihan saja, akhirnya yang di sana mati. Maksudnya ya kita ini sebagai masyarakat, mengingat masyarakat lainnya kalau ada satu bencana ada kejadian yang makan banyak korban kita harus peduli. Harapan mereka ada di kepedulian kita," ungkapnya.

Pria kelahiran Kairo, Mesir ini tidak merasa kapok dengan perjalanan tersebut. Bahkan Fauzi Baadila berharap bisa ke daerah konflik Suriah, maupun daerah lainnya.

"Saya sudah bilang saya mau lagi dan next-nya insya Allah kalau saya diizinkan sama pimpinan ACT (Aksi Cepat Tanggap) insya Allah mau ke Somalia. Ya kenapa? Maksudnya kalau buat kemanusiaan kan harus peduli," tuturnya.



Berita Terkait