Hingga November 2019, Utang Luar Negeri RI Rp5.499 triliun | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Sumber: Antara

Hingga November 2019, Utang Luar Negeri RI Rp5.499 triliun

Ceknricek.com -- Bank Indonesia mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada November 2019 mencapai US$401,4 miliar atau setara dengan Rp5.499 triliun (berdasarkan asumsi kurs Rp13.700 per dolar AS). Berdasarkan data statistik Bank Indonesia yang diumumkan di Jakarta, Rabu (15/1) ULN tersebut terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral US$201,4 miliar, dan utang swasta US$200,1 miliar.

Jumlah tersebut tumbuh 8,3 persen dibanding November 2018, atau melambat dibanding pertumbuhan Oktober 2019 yang tumbuh terakselerasi hingga 12 persen.

Adapun utang pemerintah tercatat tumbuh 10,1 persen dibanding periode November 2018 yang menjadi US$198,6 miliar. Posisi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan utang pada Oktober 2019 sebesar 13,6 persen.

"Posisi utang luar negeri pemerintah lebih rendah dari bulan sebelumnya karena pelunasan pinjaman bilateral dan multilateral yang jatuh tempo pada periode laporan," tulis bank sentral.

Menurut Bank Indonesia, pengelolaan utang luar negeri pemerintah masih diprioritaskan untuk membiayai pembangunan, dengan porsi terbesar pada beberapa sektor produktif, seperti sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial, konstruksi, jasa pendidikan, administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib, serta jasa keuangan dan asuransi.

Hingga November 2019, Utang Luar Negeri RI Rp5.499 triliun
Sumber: Liputan6

Baca Juga: BI: Dalam Sebulan, Utang Luar Negeri Indonesia Bertambah Rp88,9 Triliun

Sementara, utang luar negeri swasta tercatat tumbuh 6,9 persen dibanding November 2018. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibanding bulan sebelumnya, 10,7 persen.

"Perkembangan tersebut antara lain dipengaruhi oleh cukup tingginya pelunasan surat berharga domestik yang jatuh tempo, meskipun pada periode yang sama terdapat penerbitan surat utang perusahaan bukan lembaga keuangan dan penarikan pinjaman oleh perbankan," kata Bank Indonesia.

Secara sektoral, utang luar negeri swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara, sektor industri pengolahan, serta sektor pertambangan dan penggalian. Pangsa utang luar negeri di keempat sektor tersebut terhadap total utang luar negeri swasta mencapai 76,9 persen.

Bank Indonesia memastikan struktur utang luar negeri tetap sehat. Kondisi ini tercermin dari rasio utang terhadap produk domestik bruto pada November 2019 yang mencapai 35,9 persen, atau membaik dibanding bulan sebelumnya.

"Di samping itu, struktur utang luar negeri Indonesia tetap didominasi oleh utang berjangka panjang dengan pangsa 88,5 persen dari total utang luar negeri," tulis BI. (Antara) 

BACA JUGA: Cek OPINI, Opini Terkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait