Kala Ketua DPR-RI Berpantun di Wellington | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak

Kala Ketua DPR-RI Berpantun di Wellington

Ceknricek.com

“Dari Jakarta ke Selandia Baru,

Transit di Sydney membeli sepatu.

Ayo perkuat hubungan dengan Selandia Baru,

Agar rumpun pasifik semakin menyatu.”

Itulah sepotong  pantun Ketua DPR-RI, Bambang Soesatyo  yang dilantunkan ketika memberi sambutan dalam acara konser Symphony of Friendship Jumat (9/11) malam di Wellington, New Zealand. Konser dihadiri 1300 pengunjung yang tak henti memberi applaus hampir sepanjang pertunjukan yang berdurasi 90 menit.  digagas KBRI di New Zealand sebagai puncak  peringatan  60 tahun  hubungan diplomatik Indonesia - New Zealand.

Berbicara dalam kesempatan itu, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo berharap diplomasi di bidang kebudayaan akan kian mempererat hubungan antara Indonesia dengan Selandia Baru. Terlebih, baik Indonesia maupun Selandia Baru masih memiliki kesamaan secara etnis.

"Indonesia dan Selandia Baru memiliki kesamaan rumpun bangsa Pasifik, yaitu Melanesia dan Polinesia. Karena dua daerah di Papua, dua daerah di Maluku dan satu daerah di Nusa Tenggara Timur berada di wilayah Pasifik. Jadi, secara geografis selain masuk rumpun Asia, Indonesia juga termasuk dalam rumpun Pasifik," kata Bamsoet.

 

Terobosan budaya

Konser 'The Symphony of Friendship' berdurasi 90 menit merupakan terobosan  budaya yang berperan memperkuat hubungan diplomatik kedua negara.  Menampilkan tiga penyanyi Indonesia, yaitu Gita Gutawa, Edo Kondologit dan Andmesh Kamaleng dan  dua penyanyi dari suku Maori Selandia Baru, Maisey Rika dan Tama Waipara. Konser diiringi Wellington Orchestra dengan  konduktor Erwin Gutawa.

Selain Bamsoet hadir dalam konser, Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya, Ketua Parlemen Selandia Baru Trevor Mallard, Anggota Parlemen Selandia Baru Maria Lubeck, Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI Mukhamad Misbakun dan Ahmadi Noor Supit, Anggota Fraksi Nasdem DPR RI Akbar Faisal, Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Masinton Pasaribu, serta Staf Khusus Ketua DPR RI Yahya Zaini dan Yorrys Raweyai. Di antara tamu undangan dari Indonesia tampak sejumlah artis  dan insan televisi Panasonic Awards. Seperti Darius Sinatrya, Donna Agnesia, Nirina Zubir,  Ferdy Hasan, Indra Yudhistira. Juga hadir sejumlah pemimpin redaksi media Nasional seperti Karni Ilyas, Suryopratomo, Wahyu Muryadi, Timbo Siahaan, Primus Dorimulu dan Arif Budi Susilo. Pengusaha kondang Rahmat Gobel juga hadir bersama isteri dan anak-anaknya.

Setidaknya, 15 lagu dibawakan dalam konser itu. Antaranya, lagu asal Selandia Baru berjudul 'Haere Mai', 'Pokarekare Ana', 'Tangaroa Whakamautai', 'Hine E June', 'Haumanu' serta 'Aotearoa'. Sementara lagu dari Indonesia antara lain, 'Pangkur Sagu', 'Bolebo', 'Gemufamere', 'Siomama', serta 'Rame-Rame'. 

Satu lagu dari Indonesia yang sangat populer di Pasifik berjudul 'Mimpi Sedih', dinyanyikan  Andmesh Kamaleng berduet dengan Tama Waipara dalam dua bahasa. 

Lagu itu memang sudah  diterjemahkan dalam berbagai bahasa di wilayah Pasifik. Di Selandia Baru sendiri, saduran lagu 'Mimpi Sedih' diberi judul 'E Ipo' yang dipopulerkan penyanyi legenda Selandia Baru, Prince Tui Teka. Standing upplause membahana usai lagu 'Mimpi Indah' dan 'I Po' dibawakan secara bersamaan.

"Kedutaan Besar Republik Indonesia di Wellington telah melakukan berbagai kegiatan untuk merayakan 60 tahun hubungan Indonesia dengan Selandia Baru. Mulai dari seminar, pameran foto, panggung seni dan berbagai kegiatan lainnya yang dibuka saat kunjungan Presiden Jokowi ke Selandia baru bulan Maret lalu. Konser ‘The Symphony of Friendship’ merupakan puncak dari kegiatan tersebut. Konser ini sangat dasyat luar biasa. Semua yang hadir sangat terpesona," papar Bamsoet.

“Kalau saja  hari ini saya memiliki kewenangn untuk mendorong Tantowi menjadi Menteri Luar Negeri, pasti sudah saya lakukan,” kata Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini. Ia menegaskan diplomasi musik dan budaya merupakan sejarah baru dan penting bagi Indonesia dan Selandia Baru. Karena melalui diplomasi musik dan budaya, kedua negara bisa memahami karakter dan kebiasaan negara masing-masing.

Indonesia dan Selandia Baru secara etnis memang memiliki kesamaan, yaitu kesamaan rumpun sebagai bangsa Pasifik, yaitu Melanesia dan Polinesia. Indonesia adalah rumah bagi 60 persen etnis Melanesia dan Polinesia yang bertempat tinggal di Papua, Maluku dan Nusa Tenggara Timur. Indonesia selama ini lebih dikenal sebagai rumpun Asia daripada sebagai rumpun Pasifik.

"Saya harap orkestra ini bisa menjadi jembatan antara Indonesia dan Selandia Baru dalam saling memahami dan semakin mempererat hubungan kedua negara. Kolaborasi musik ini bukan hanya sebagai ekspresi melodi dari perasaan dan komunikasi artistik di dalam pikiran. Namun juga sebagai jembatan untuk saling memahami peradaban dan juga menjadi simfoni dalam persahabatan warga kedua negara," pungkas Bamsoet. (lham Bintang)



Berita Terkait