Kasus Positif Meningkat 15 Persen, Kota Bogor Jadi Zona Merah COVID-19 | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa

Kasus Positif Meningkat 15 Persen, Kota Bogor Jadi Zona Merah COVID-19

Ceknricek.com -- Pertambahan pasien COVID-19 di Kota Bogor terus meningkat. Bahkan, pekan ini jumlah pasien corona mencapai 15 persen. Berdasarkan kondisi tersebut, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan wilayahnya masuk zona merah atau berisiko tinggi penularan COVID-19. 

Hal itu disampaikan Bima yang didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno, Kepala Dinas Kominfo Rahmat Hidayat dan Kepala Satpol PP Kota Bogor Agustiansyah dalam jumpa pers di Balai Kota Bogor, Senin, (5/10/20). 

Bima mengungkapkan pekan lalu terjadi penambahan 179 kasus positif, artinya meningkat sebesar 15 persen dari sebelumnya. Sedangkan, jumlah kasus positif COVID-19 secara keseluruhan sampai Senin kemarin, sebanyak 1.387 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 941 kasus sudah dinyatakan sembuh, 51 kasus meninggal dunia, serta 395 kasus masih sakit.

Lebih lanjut, Bima menjelaskan hal penting untuk dicermati dan didalami adalah berapa persen komposisi kasus positif COVID-19 dari kluster yang dianggap sebagai sumber penularan. Berdasarkan data harian penanganan COVID-19 Kota Bogor, sebagian besar kasus positif COVID-19 tercatat dari kluster keluarga.

"Dari 179 kasus positif ini, 118 di antaranya dari kluster keluarga,"katanya. 

Bima menegaskan, kluster keluarga ini jika didalami dan diurai lagi, akan diperoleh data penting, yakni 32 persen dari kluster keluarga dengan penularan dari perkantoran. "Jadi, kasus positif yang terpapar di kluster keluarga ini adalah terpapar dari kluster perkantoran,” ujarnya. 

Kemudian, 29 persen kasus positif dari fasilitas kesehatan, 19 persen dari kluster luar kota dan Jakarta, tujuh persen dari transmisi lokal atau pemukiman, enam persen dari rumah makan/kantin/mini market, empat persen dari acara-acara keluarga, serta tiga persen dari transportasi.

"Itu artinya, saat ini yang paling berbahaya adalah kluster perkantoran," katanya. 

Menurut Bima seperti dilansir Antara, sektor perkantoran memiliki risiko penularan COVID-19 cukup tinggi karena para karyawan berada dalam satu ruangan tertutup secara bersama-sama dari pagi, siang, sore, dan bahkan sampai malam. Sektor perkantoran dengan aktivitas yang panjang menyebabkan penggunaan masker menjadi sedikit longgar. 

"Pada waktu yang panjang itu, ada saja yang melepas masker,"pungkas Bima Arya Sugiarto.

Baca juga: 36 Kecamatan di Bogor Masuk Zona Merah Covid-19

Baca juga: PSBB Bodebek di Perpanjangan Lagi Sampai 27 Oktober



Berita Terkait