Ceknricek.com -- Kedutaan Besar (Kedubes) Palestina untuk Indonesia membeberkan situasi terkini Timur Tengah dan Palestina. Penjelasan tersebut disampaikan dalam konferensi pers di Kantor Kedubes Palestina di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26/6).
Duta Besar (Dubes) Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun pada kesempatan itu menegaskan, Palestina menolak keras dan memboikot konferensi Manama di Bahrain yang diinisiasi Amerika Serikat untuk membahas solusi ekonomi bagi Palestina. "Kami menekankan bahwasanya konferensi ini adalah langkah Amerika untuk 'bermain' di tanah Palestina," ujarnya.
Zuhair menyebut Konferensi Manama yang tengah berlangsung sekarang tidak menguntungkan Palestina. Konferensi tersebut justru akan menghasilkan poin rekomendasi yang menyulitkan perjuangan rakyat Palestina.
Zuhair bahkan terang- terangan menyebut hasil konferensi itu disponsori oleh pengusaha Amerika Serikat dan Israel. "Konferensi ini dimulai dengan niat yang tidak tulus, karena terdapat kepentingan pengusahareal estate mereka di Palestina," kata politisi sayap Fatah itu.

Fotografer : Ashar/Ceknricek.com
Dalam konferensi Manama yang membahas solusi ekonomi Palestina, Pemerintah Palestina justru tidak menghadiri undangan dan mengikuti rangkaian kegiatan yang ada. "Bagaimana seandainya ada pernikahan tapi tidak dihadiri mempelai? Tentu tidak sah. Mau membangun proyek di Palestina tapi tidak dihadiri Pemerintah Palestina," kata Zuhair.
Konferensi Manama di Bahrain, merupakan rangkaian dari pembahasan Kesepakatan Abad Ini atau The Deal of Century yang sedang dirancang oleh Pemerintahan Donald Trump. Menurut Zuhair ,The Deal of Century merupakan kesepakatan terburuk abad ini.
Perwakilan dari Direktorat Timur Tengah Kementerian Luar Negeri RI, Rahendro Witomo yang hadir dalam konferensi pers, menyebutkan Pemerintah Indonesia masih menunggu hasil keputusan dari konferensi Manama. "Kita masih mengikuti perkembangan, yang ini kan masih proses, dan proses ini kita juga belum mengetahui hasil akhirnya," kata Rahendro.
Kendati demikian, Rahendro menegaskan prinsip dari Indonesia adalah mendukung dan mencari jalan terbaik untuk kemerdekaan Palestina.
"Kita sekarang di sini berbicara bagaimana posisi Palestina yang meragukan niat baik dari Amerika Serikat, untuk meningkatkan perekonomian Palestina melalui jalan konferensi. Tapi yang pasti Palestina sendiri sudah menyatakan memboikot karena melihat bahwa hal ini tidak memberikan hal yang positif bagi perkembangan ekonomi Palestina," katanya.