Komnas HAM: Korban Peluru Tajam Kerusuhan 21-22 Mei Tidak Tahu Siapa yang Menembak | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto : detiknews

Komnas HAM: Korban Peluru Tajam Kerusuhan 21-22 Mei Tidak Tahu Siapa yang Menembak

Ceknricek.com -- Komisi Nasional (Komnas) HAM mengungkap soal hasil tinjauan lapangan terkait kondisi korban kerusuhan di sekitar gedung Bawaslu pada 21-22 Mei lalu. Komnas HAM mendapat keterangan langsung dari dokter dan korban yang masih dirawat.

Menurut Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufik Damanik, mereka menemukan adanya seorang korban yang menjadi sasaran peluru tajam di RS Tarakan. Remaja tersebut mengaku tak tahu siapa penembak dan arah asal peluru yang melukainya.

"Tapi ada seorang remaja yang tertembak peluru tajam di tangannya. Dan menurut dokternya, itu memang itu dari peluru tajam. Kami tanya dari mana penembaknya, dia nggak lihat," ujar Taufik kepada wartawan di kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (27/5).

Selain itu, ada korban yang terkena peluru karet. Saat kerusuhan terjadi, korban ini melihat pasukan polisi berdatangan.

"Berbeda dengan anak-anak tadi, yang tertembak peluru karet karena memang dia lihat pasukan kepolisian yang datang," kata Taufik.

Taufik mengaku sempat bercengkerama dengan korban yang masih dirawat. Ia mengatakan sempat bertukar canda dan tawa. Menurut dokter yang merawat, kondisi para korban cukup baik dan tidak membutuhkan perawatan dalam waktu lama.

"Kita ngobrol. Kondisinya, menurut keterangan dokter yang merawat, dan kita tanya gimana kondisinya, ya bisa ketawa-ketawa. Bener kata dokter, tidak ada yang terlalu dikhawatirkan. Cuma memang harus dirawat beberapa hari," kata Taufik.

Taufik mengatakan, mereka mengunjungi RS Polri dan mendapati empat orang tewas terkena peluru tajam.

"Dari sana kami mendapatkan ada empat jenazah ditemukan. Dan itu tembakan juga peluru tajam. Inilah yang kami kumpulkan informasi-informasi sementara ini, pengaduan dari masyarakat dan lain-lain," kata Taufik.

Menindaklanjuti temuan di lapangan, Komnas HAM akan terus melakukan pemantauan yang melibatkan para ahli di bidang HAM, seperti Marzuki Darusman, Makarim Wibisono, serta Anitta Wahid. Kehadiran mereka diharapkan mampu mendukung Komnas HAM untuk menguak fakta yang ada bersama dengan kepolisian sebagai pihak yang berwenang.

"Nah, dengan pelibatan tokoh-tokoh ini, harapan kita akan semakin mampu mengungkapkan fakta-fakta itu. Untuk mengungkap itu yang paling punya wewenang itu kan polisi," lanjutnya.

Komnas HAM pun memberikan dukungan kepada kepolisian dalam proses penyelidikan dan penyidikan atas kasus ini. Keduanya pun akan menjalin kerja sama dalam penyelesaian kasus ini. Komnas HAM pun memaparkan akan berkoordinasi dengan baik sebagai mitra kerja Polri. 

"Makanya, Komnas juga menyatakan sangat mendukung langkah-langkah penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan polisi. Pihak kepolisian kan katanya juga akan melibatkan Komnas HAM. Ini kita tentu koordinasi terus dengan sesama mitra," tutup Taufik.



Berita Terkait