Ceknricek.com -- Kongres Luar Biasa Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang rencananya digelar 2 November mendatang dituding tidak adil. Sebanyak 9 dari 11 calon Ketua Umum PSSI periode 2019-2023 menduga proses KLB hanya menguntungkan salah satu calon.
Kesembilan orang yang menamakan dirinya PSSI Baru untuk Perubahan itu ialah Fary Djemy Francis, Vijaya Fitriyasa, Yesayas Oktavianus, Rahim Soekasah, Arif Putra Wicaksono, Aven Hinelo, Benny Erwin, Bernhard Limbong dan Sarman El Hakim. Mereka menuding KLB 2 November sarat dengan permainan uang antara salah satu calon ketua umum dengan para pemilik suara atau voter.
"Terindikasi kuat adanya operasi senyap dari beberapa oknum komite eksekutif PSSI untuk memenangkan salah satu calon ketua umum di kongres," ujar Fary Djemy Francis di kawasan FX Sudirman, Jakarta, Jumat (1/11) seperti dilansir Antara.
Mereka menuangkan setidaknya 10 tuduhan dan kekecewaan terhadap KLB 2 November. Selain disinyalir berpihakan hanya kepada salah satu calon, deklarasi itu juga berisi kritikan terhadap tata cara pelaksanaan kongres luar biasa pemilihan yang disebut mereka aneh.
Salah satunya adalah ketiadaan sosialisasi tata cara pemilihan di kongres sampai Jumat (1/11) atau satu hari menjelang acara. Akibatnya, para calon ketum tidak merasa mendapatkan ruang dan waktu yang cukup untuk mendekatkan diri kepada para voter. Begitu pula dengan kegiatan debat yang seharusnya digelar Kamis (31/10), malah dibatalkan.
Sumber: Antaranews
"Jika sudah begini, maka federasi kita, PSSI dan sepak bola Indonesia secara keseluruhan, dalam kondisi bahaya dan akan makin parah jika tidak ada perbaikan untuk menuju perubahan," kata Fary menjelaskan.
Adapun dua calon ketum yang terpisah dari Kelompok 9 itu ialah Mantan Kapolda Metro Jaya, Komjen. Pol. Mochamad Iriawan dan Ketua DPD RI 2019-2024 yang juga merupakan mantan Ketua PSSI periode 2015-2016, La Nyalla Mattalitti.
Sekadar informasi, Kongres PSSI 2 November akan diikuti oleh 86 voter PSSI yang terlibat dalam kongres luar biasa (KLB) PSSI pada Juli 2019. Mereka terdiri dari 34 asosiasi provinsi (Asprov), 18 klub Liga 1, 16 klub Liga 2, 16 klub Liga 3, Asosiasi Futsal dan Asosiasi Sepak bola wanita. Delegasi FIFA dan AFC juga akan hadir dalam kongres yang digelar di Hotel Shangri-La, Jakarta itu.
"Kami mengimbau para voters, semuanya, untuk menggunakan hati nuraninya. Mari kita bergandengan tangan, dengan hati yang tulus, dengan cinta, untuk membawa sepak bola Indonesia menjadi lebih baik," tutur Fary.
Kesembilan orang itu memastikan diri akan tetap hadir di KLB mendatang, namun tak menjamin untuk menjalani dan mengakui hasil kongres. “Semua tergantung dinamika yang terjadi dari kongres itu setiap menitnya,” kata Fary.
Baca Juga: Jika Jadi Ketua PSSI (Lagi), La Nyalla Ingin Jalankan Inpres 3/2019
Sumber: Antaranews
Sebelumnya, dalam kesempatan terpisah calon ketum lainnya, La Nyalla Mattalitti memastikan tak akan hadir pada kongres tersebut. Menurut La Nyalla, kongres itu bermasalah karena tidak sesuai dengan kesepakatan awal PSSI, AFC dan FIFA yakni 25 Januari 2020 agar pemilik suara (voter) yang terlibat pun voter hasil kompetisi 2019 bukan 2018.
"Saya sudah sampaikan, selama kongres digelar 2 November maka saya menarik diri," ujar La Nyalla ketika ditemui di sela kunjungannya di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Jumat (1/11).
"Kalau saya teruskan maka saya bisa ditertawai orang, apalagi saya mantan ketua umum. Jadi tidak mungkin (hadir). Aturannya harusnya waktu Januari itu, dan saya baru mau mencalonkan. Tapi rupanya tetap berjalan 2 November, jadi mari dilihat saja besok hasilnya,” ucap mantan Kepala Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Jawa Timur itu.
BACA JUGA: Cek Berita AKTIVITAS PRESIDEN, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.
Editor: Farid R Iskandar