Laporan dari Polandia: Momen 296 | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day

Laporan dari Polandia: Momen 296

*Catatan Indy Rahmawaty


Ceknricek.com - Momen  paling menegangkan bagi seluruh peserta International Dance Festival Folk Harbor ke 25 di Gorzow Wielkopolski, Polandia, Jumat (29/6) malam. Sebelas tim dari 10 negara telah mempersembahkan penampilan terbaik mereka pada saat penjurian, dua hari sebelumnya,  hari Rabu 27 Juni 2018. Semua tim sama memiliki harapan tinggi: menang!. Setidaknya mendapatkan salah satu nomor penghargaan.

Dalam kondisi harap-harap cemas seperti Itulah, semua peserta sudah hadir jauh sebelum acara dimulai, di gedung Amfiteatr Miejskie Centrum Kultury Gorzow. Padahal, acara baru akan dibuka pada jam 19.00 waktu setempat. Mereka datang sudah dengan rias  dan busana khas yang lengkap sesuai karakter negaranya masing- masing. Seperti penampilan tim negara Eropa Timur yang unik. Rambut  para penari wanita  dikepang rapi bermahkota bunga. Busananya menggunakan hiasan celemek untuk memasak. 

Semua  tampak cantik, ceria, ciamik. Namun sulit tampaknya mereka sembunyikan perasaan cemas  seperti juga di dalam hati kami tim dari Indonesia.

Saya menyaksikan sendiri, bagaimana tim SMP  Labschool Kebayoran berlatih keras selama tiga bulan tidak terhindar dari perasaan cemas. 

Latihan  menghadapi kompetisi internasional memang tidak bisa sembarangan. Selain membawa nama sekolah, tim ini juga membawa nama Indonesia  dan bendera merah putih. Itu sebabnya tim pelatih menanamkan  disiplin yang cukup ketat. Tidak boleh ada yang meminta izin tidak hadir pada saat jadwal latihan. Atau, bahkan anggota tim yg datang terlambat pada saat latihan pun harus kena sanksi denda. Kenapa begitu ketat dan keras? Jawabannya : tari saman memerlukan koordinasi, kekompakan kecepatan, ketepatan, dan harmonisasi yang luar biasa. Satu orang salah sedikit saja, bisa mengganggu penampilan tim secara keseluruhan. 

Berbeda  dengan tim dari sembilan negara lainnya, yaitu Bulgaria, Republik Ceko, Kazakhstan, Kolombia, Latvia, Malaysia, Polandia, Romania dan Ukraina, yang pesertanya merupakan anggota sanggar tari, tim Indonesia  berasal dari pelajar sekolah menengah pertama SMP LABSKY, yang mayoritas tidak punya latar  belakang sebagai penari. Hanya beberapa orang saja yang memang ekskulnya tari tradisional. Termasuk pemain musik yang berjumlah enam orang siswa pria, mereka juga sama sekali tidak ada latar belakang musik tradisional. 

Duapuluh delapan pelajar itu dilatih dari nol, dan digembleng selama 20 kali latihan. Itu pun sempat bikin tim misi budaya deg-degan karena masa latihan banyak terpotong oleh beberapa momen seperti saat UAS kenaikan kelas. Menyebakan performa yg sudah mulai terbentuk mengendur lagi. Masuk akal, sebab  latihan terhenti sekitar dua minggu karena masa UAS.

Belum lagi pada masa liburan lebaran kemarin. Padahal masa  itu seharusnya  tim sudah berlatih intensif. Libur lebaran memaksa latihan stop beberapa kali karena sebagian anggota tim ikut juga mudik, pulang kampung halaman. 

Betul, pada bulan Ramadhan, latihan memang terus digenjot. Dalam keadaan berpuasa sambil menahan haus dan lapar tapi itu tak cukup.

Hal itulah yang membuat penampilan mereka jauh dari matang. Tampak pada saat   gelar pamit pertengahan bulan Juni  lalu di hadapan orang tua masing- masing. Ada rasa waswas di hati para orang tua mereka saat itu. Masa iya penampilan seperti ini mau berkompetisi? Melawan 9 negara lain lho!!

Tapi the show must go on. Tim labsky tetap berangkat ke GORZOW WIELKOPOLSKI, POLAND. 

Konpensasinya : latihan pun digeber di kota ini. Setiap bagi bangun jam 07.00, sarapan, cepol rambut, latihan, dandan. 

Panitia  memang menginginkan tim tampil setiap hari di berbagai kota dan gedung amphitheatre setiap hari. Ini merupakan upaya panitia menggaungkan acara ini ke masyarakat Gorzow Poland. Bahkan ada yang sehari dua kali tampil pagi dan sore. Tampil  berkali- kali di hadapan penonton asing, di panggung besar, latihan pagi dan sore, membuat  penampilan tim Indonesia  semakin kompak dan semakin matang dari hari ke hari.

Ditambah dengan pengarahan intensif  dari ketua pelatih dan koreografer  Wiwiek Widiastuti, serta evaluasi harian dan kedisiplinan yang terus digaungkan ketua tim misi budaya LABSKY 2018 Muliadi Tarigan, dan guru pembimbing Ibu Triutamidiharjo, membuat tim ini semakin memiliki penampilan sesuai target. 

Puncak penampilan terbaik mereka, Alhamdulillah terjadi pada saat hari penjurian tanggal 27 juni 2018. Saat itu, tim menari di gedung Amfiteatr TEATRALNA di kota Gorzow dengan sangat sangat sangat baik. Perfecto !! Bravo !! Dan sebagainya. Bagaimana  para penonton bertepuk tangan di setiap momen gerakan tari berhenti. Belum lagi teriakan-teriakan semangat dan sorak sorai dari penonton negara lain, yang rata-rata  menyukai penampilan mereka. 

Bahkan banyak di antaranya  yang menjadi fans berat tim indonesia. Ada lho yang fanatiknya luar biasa kepada tim Indonesia. Ada bule, rambut pirang, tapi ke mana - mana mengibarkan bendera Indonesia. Peristiwa itu membakar semangat tim yang sedang di rantau. Sekaligus sangat membanggakan. 

Usai tampil di depan juri, rasanya seperti jerawat pecah. LEGAAAAAAAAAA luar biasaa m. Seakan  beban terangkat ke udara, tersenyum dan tertawa pun rasanya lepas pass... 

Detik itulah semua pesera berkumpul di ruang wardrobe yang disediakan panitia untuk masing- masing tim. Semua mengeluarkan rasa yg dialami. Ada lega, senang, bahagia, haru, tangis dan lain2 campur aduk di ruangan berukuran kira2 2x4 itu. Tangis pecah bersamaan di ruangan itu. 

Bahkan, koreografer dan ketua tim pelatih, Wiwiek Widiastuti,  sempat berujar ,” Sedetik pun saya tak berkedip menonton penampilan tadi. Saya tunggu-tunggu kesalahan dari anak-anak. Tapi sampai akhir penampilan tidak ketemu sama sekali kesalahan  itu, ”  ucapnya sambil menangis haru. 

Sementara itu sebagian anak-anak Labsky langsung memanfaatkan kesempatan itu untuk video call dengan mama masing- masing di tanah air. 

Berkat kecanggihan tehnologi informasi, di tanah air orang  tua mereka semua bisa Nobar —nonton bareng — secara livemelalui instagram live nya Ketua Tim Muliadi Tarigan. Meski saat itu sudah dinihari di tanah air. Luar biasa dukungan para orang tua. Begadang dan tidak tidur pun mereka lakoni, demi menyaksikan penampilan buah hati  mereka yg sedang berjuang di negeri orang. 

Semua anggota tim dari indonesia sudah pasrah. Sudah memberikan penampilan yang terbaik di hadapan juri. Tinggal kuasa ALLAH SWT saja yg berkehendak. 

Momen yang ditunggu-tunggu itu pun tiba : Jumat ( 29 /6) malam. Semua peserta dari semua negara berkumpul di gedung amfitheatee MIEJSKIE CENTRUM KULTURY di kota Gorzow Wielkopolski poland. 

Momen ini betul- betul menegangkan. Satu persatu tim sudah dipanggil naik panggung menerima sertifikat penghargaan.

Juara 4 diumumkan : TIM BULGARIA. Kami masih tenang karena masih ada nomor 3-2-1 belum disebutkan. 

Juara 3 diumumkan : TIM CHECH REPUBLIC. Kami masih santai, karena masih ada nomor 2-1.

Juara 2 diumumkan : kami berharap jangan juara dua dong, jangan juara dua dong. Dalam hati. Akhirnya nama negara LATVI diumumkan. Kami lega. 

Juara 1 pun diumumkan : KAZAKSHTAN! 

Masya Allah. Indonesia tidak dapat penghargaan sama sekali. Wajah-wajah seluruh tim saya perhatikan tampak pucat. Kehilangan  kepercayaan diri. Semua hanya bisa melongo saling pandang. 

Rasa malu membayangkan pulang ke tanah air tidak bawa penghargaan apa pun, sudah menghantui. Apa  yg bisa  di katakan kepada kerabat di tanah air?? Kami harus bilang apa??? .. mana berani kami pamerkan gambar apa pun di instagram .. hiks .. 

Tapi tunggu! Ternyata sesaat kemudian MC mengumumkan dengan suara tinggi “it’s time for GRAND PRIX!!” ... 

LABSZKI  from INDONESZI” ( begitulah mereka menyebut LABSKY dan INDONESIA - not LEBSKAY DAN INDONESIA - but LABSKI from INDONEZI).. 

Tangis pun  pecah di acara closing ceremony ini.Luar biasa !! Kali ini tangis bahagia. Bangga. Haru. dan rasa kerja keras dibayar lunas !!! Tanpa komando para siswa langsung syukur di atas panggung.


*Tulisan ini dibuat di ruang tunggu boarding room saat transit di bandara Dubai. Separuh perjalanan dari Polandia menuju ke tanah air. Pulang sendiri. Sementara tim Misi Budaya Labsky Indonesia jalan- jalan ke beberapa negara. Ya, mereka layak menerimanya!


*Indy Rahmawati, wartawati senior TVOne.




Berita Terkait