Ceknricek.com -- Sebagai pemain keturunan Zaire (Republik Demokratik Kongo), pemain Belgia, Romelu Lukaku mengaku sadar bakal menghadapi tindakan rasial saat hijrah ke Liga Italia dan bergabung dengan Inter Milan. Dirinya meminta agar badan sepak bola Eropa (UEFA) untuk segera menempuh langkah nyata memberantas penyakit sosial tersebut.
"Saya tahu itu akan terjadi. Saya sudah siap karena sempat berbicara dengan pesepakbola lain," kata Lukaku dalam jumpa pers jelang membela tim nasional Belgia dalam lanjutan Kualifikasi Piala Eropa 2020 Grup I di Sankt Petersburg, Rusia, Jumat (15/11) seperti dilansir Football Italia.
"UEFA harus menempuh langkah nyata. Anda tak hanya cukup memasang papan 'Katakan tidak kepada Rasisme'. Tak masuk akal jika tak ada langkah nyata dilakukan," ujarnya menambahkan.
Sambutan cemoohan rasial langsung dialami Lukaku dalam pertandingan keduanya bersama Inter, September lalu saat melawat ke markas Cagliari. Dirinya sempat mencurahkan perasaannya dengan unggahan di media sosial pribadinya.
Baca Juga: Cagliari Akan Investigasi Suporter yang Rasis ke Romelu Lukaku
Lukaku menilai tindakan rasial sudah menjadi penyakit sosial yang mengakar di sepak bola Italia, namun minimnya tindakan nyata dari otoritas setempat yakni FIGC kerap menjadi sasaran kritik. Dirinya pun menilai, orang-orang Italia sebenarnya ramah dan tidak rasis.
Sumber: AFP
"Terlepas dari situasi itu, saya menikmati waktu saya di Italia. Orang-orang di jalanan sangat baik terhadap saya dan itu hal yang ingin saya perhatikan. Keluarga saya juga tinggal di situ," ujarnya menegaskan.
Lukaku merupakan putra dari Roger Lukaku, mantan pesepakbola nasional Zaire. Lukaku berseragam Inter sejak hijrah pada Agustus lalu dari Manchester United dengan banderol sekitar 80 juta euro.
Penyerang timnas Belgia itu saat ini merupakan pemain tersubur Inter dengan koleksi sembilan gol, yang membuatnya menempati posisi kedua dalam daftar top skor Liga Italia di bawah penyerang Lazio Ciro Immobile (14 gol). Mantan pemain Chelsea dan Everton itu mengaku ketajamannya berkat sang pelatih, Antonio Conte.
"Conte selalu jujur kepada saya dan tidak pernah berbohong. Sama seperti Ronald Koeman (pelatihnya di Everton) dan Jose Mourinho (pelatihnya di MU) yang selalu jujur. Semuanya baik di Inter, sama seperti di Belgia. Level latihannya sangat tinggi," ujarnya.
BACA JUGA: Cek INTERNASIONAL, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.